Jumat, 20 Mei 2016

PUASA.

"Wahai Guru, sebentar lagi bulan ramadhan tiba 
dimana kita akan berpuasa sebulan penuh lamanya. 
Sungguh berat bagi saya sebenarnya untuk berpuasa selama sehari penuh, 
kiranya Guru berkenan memberikan wejangan yang bisa menguatkan jiwa saya."

"Anakku yang baik, 
semoga Allah Ta'ala mengganjar niat baikmu 
untuk melaksanakan salah satu kehendak Allah untuk berpuasa di bulan suci Ramadhan. Memang benar adanya berpuasa adalah suatu hal yang tidak mudah 
karena ia seperti halnya semua ibadah lahiriah bersifat pengorbanan diri sendiri. 

Engkau dilatih untuk mengorbankan keinginan syahwatmu 
yang terbiasa kenyang dan minum kapanpun engkau mau. 
Tidak hanya itu 
di malam hari engkau dilatih untuk shalat lebih banyak 
dari malam-malam biasanya juga untuk bangun di waktu sahur 
untuk membekali raga kita dengan cukup makanan 
demi menunaikan sunnah Rasulullah SAW. 

Oleh karenanya 
bulan Ramadhan dinamakan sebagai bulan pembakaran. 
Ia akan membakar timbunan kebiasaan yang telah dibentuk 
oleh hawa dan syahwatmu selama 11 bulan sebelumnya.

Sekarang, 
mengapa kita harus melalui ibadah yang seolah-olah penuh penderitaan ini? 

Karena 

tanpanya manusia akan cenderung lupa akan asalnya dan kemana ia akan pergi. 
Tanpa pembersihan jiwa yang dilakukan melalui ibadah shaum 
jiwa kita akan terus tertimbun dalam sesaknya berhala nafsu dan syahwat 
yang menyelubungi diri yang dengannya petunjuk Tuhan menjadi sulit untuk ditangkap. 
Akibatnya 
banyak manusia tersesat jalannya dan baru akan tersadarkan 
manakala maut menjelang dan ia terlanjur berpindah ke alam barzakh 
yang ia meraung-raung meminta kesempatan 
untuk dikembalikan ke dunia dan beramal sholeh.

Anakku, 
berpuasa adalah melatih diri agar menjadi rendah hati, 
maka berbukalah dengan bersahaja dan tidak berlebih-lebihan 
karena itu hanya akan memberi kekuatan kepada hawa nafsu dan syahwat 
untuk lebih menguasai diri. 

Seringkali orang-orang memanfaatkan momen bulan Ramadhan 
dengan berbuka puasa bersama 
akan tetapi 
sayangnya seringkali malah melalaikan aspek shalat dan berdoa bersama 
karena mereka demikian sibuk menyantap makanan dan mengobrol, 
sungguh sayang kesempatan yang ada apabila disia-siakan. 
Sebaliknya 
 manfaatkanlah momen bulan terbaik ini sebagai ajang menempa diri 
untuk melakukan segala kebaikan yang dimudahkan 
untuk melakukannya sebanyak-banyaknya. 

Semoga dengannya Allah Ta'ala membimbingmu untuk makin mendekati fitrah diri."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar