ZIKIR DAN KONTEPLASI DALAM TASAWUF.

Zikir Nama Zat : Allah.

Dzikir-i-Khafi mempunyai efek-efeknya sendiri 
yang mencerahkan,
ia menyulut api kerinduan pada Allah ,
membina kecintaan pada Allah dalam hati,
melahirkan perenungan menghasilkan ekstase dalam diam,
menimbulkan ketidaksukaan untuk terjerembab dan tenggelam
dalam urusan-urusan duniawi serta memungkinkan sang dzakir 
lebih mengutamakan  Allah ketimbang segala  sesuatu lainnya.

Manakala efek-efek ini muncul dalam diri seorang  hamba,
para Syaikh tarekat Qadiriyyah menganjurkan untuk merenung.

Dalam karyanya , Intibah fi Salasil Awliya Allah,
Syah Waliyullah  , sesudah membahas metode dzikr 
dalam tarekat Qadariyyah , mengatakan,
"Berdasarkan  otoritas ulama tarekat Qadariyyah , 
Syaikh Ibrahim al-Kurdi  dalam karyanya , Iqaz al-Qawabil,
menegaskan sebagai berikut :

'Sang pencari Allah, 
 sesudah menunaikan salat-salat wajib dan kewajiban lain
 yang dikenakan atas dirinya, mestilah mewajibkan dirinya 
 untuk mendekatkan diri kepada Allah, 
 dengan melakukan amalan ibadah sunah  
 dan dengan melantunkan kecintaan pada Allah,
 sebagaimana  dituturkan oleh Nabi kepada kita dari Allah,
 "Tidak ada amalan lain 
  yang bisa mendekatkan seorang hamba kepada-Ku
  selain  dengan menunaikan salat-salat wajib 
  dan amalan-amalan ibadah wajib lainnya 
  yang Kutetapkan atas dirinya.
  Dan dengan menunaikan amalan-amalan ibadah sunnah , 
  ia semakin dekat kepada-Ku hingga Aku pun mencintainya. 
  Dan manakala Aku sudah mencintainya ,
  Aku akan menjadi telinganya , 
  yang dengan itu ia mendengar,
  matanya, yang dengan itu ia melihat,
  tangannya , yang dengan itu ia memegang,
  kakinya, yang dengan itu ia berjalan."