Senin, 25 Januari 2016

HARI INI, MASA LALU, DAN MASA DEPAN

HARI INI, MASA LALU, DAN MASA DEPAN
HARI ini adalah kenyataankenyataan, ujian-ujian dan cobaan,
kasih sayang dan anugerah, cubitan dan kemesraan, dan keputusan-keputusan. Bahkan hari ini adalah kebisuan-kebisuan, sekaligus juga kata-kata, amarah dan kebahagiaan.
Hari ini, adalah simpul dari masa lalu yang brada di si suatu titik tertentu, ketika kita harus membuat keputusan untuk masa depan. Hari ini lalu kita siapkan wadah yang layak, bersih, suci, elok dan tetap bersahaja, untuk tempat kita makan dan minum bagi jiwa kita, untuk tempat berteduh bagi rumah hati kita, dan jendela serta pintu-pintu yang terbuka bagi desau angin cinta dan kasihNya, begitu juga ketika malam tiba, jendela dan pintu mulai kita tutup dari kegelapan jahat yang menghijab kita.
Betapa sulit orang keluar dari kemelut masa lalu. Karena disana
ada luka dan cinta, ada trauma dan harapan, ada kesombongan
dan ketakberdayaan, bahkan ada onggokan sampah yang menumpuk kebusukan. Tetapi ketika masa lalu kita pandang dengan nanar mata kita, segalanya adalah keluhan dan rintihan, kemelut yang pedih, semuanya salah, bahkan Tuhan pun bisa anda salah-salahkan.
Namun jika masa lalu kita pandang dengan kejernihan hati, tak satu pun bisa menghalangi, betapa indahnya masa lalu itu, keburukan pun berubah menjadi reruntuhan yang estetik, indah dan mengharukan. Karena Tangan-tangan Tuhan yang menggerakkan itu semua dengan kesempurnaanNya. Termasuk Takdir buruk kita.
Tanpa “neraka” di masa lalu, tak akan anda kenal “syurga” di masa depan. Tetapi jika masa lalu anda tampak syurgawi semua, anda juga harus tetap waspada dengan “neraka” di masa depan. Jangan sampai syurga di masa lalu hanyalah bungkus, bagi neraka anda di masa depan.
Karenanya hari ini, kita harus membuka mata hati, untuk masa
depan. Walau pun, harapan di masa depan, tergoda oleh impian-impian, namun sesungguhya hidup kita hanyalah tinggal masa depan itu sendiri. Bukan masa lalu, juga bukan masa kini. Masa kini adalah penyelesaian dan menyiapkan, dengan kendaraan apa hati kita berjalan, dengan bekal makanan dan minuman apa kita siapkan, dengan rumah perlindungan jiwa seperti apa yang kita inginkan. Begitu panjang masa depan kita.
Jika masa depan kita songsong dengan ridho dan syukur, penuh
husnudzon padaNya, keberserahan dan kepatuhan padaNya,
sesungguhnya jalan menanjak pun akan datar dan menurun, jalan sempit akan terasa luas di dada kita, karena kita berjalan di JalanNya, kita melangkah dalam pegangan TanganNya, bahan amarah pun menyembunyikan CintaNya.
Jangan mencoba melangkah tanpa bimbinganNya, tanpa bersamaNya, karena kita sedang mnuju keadaNya. Jika bersama
diri kita sendiri, seringan apa pun tampak berat, sebaik apa pun
tampak buruk, semudah apa pun tampak sulit, sebesar apa pun
harapan, tampak keputusasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar