Senin, 25 Januari 2016

MENGENAL KESADARAN JIWA DENGAN AL-QU’RAN

MENGENAL KESADARAN JIWA DENGAN AL-QU’RAN.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani 
pada penutup Surah Al-Baqarah dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan:

“Wahai pengikut Muhammad yang selalu bertawajuh menuju tauhid Dzat Allah, 
semoga Allah melapangkan dadamu dan memudahkan urusanmu. 

Sesuai kemampuanmu, 
engkau harus mengambil sesuatu untuk dirimu dari Surah (Al-Baqarah dalam Al-Qur’an) yang mencakup semua tuntutan agama dan martabah yaqin.

Pertama, 
engkau harus berusaha menyingkirkan ketergantunganmu dari dunia dan isinya. 
Engkau harus menolak segala kelezatan dan syahwatnya, 
lalu bertawajuhlah kepada Allah dengan segenap kalbumu menuju tauhid Tuhanmu.

Sembari membuka khazanah kemurahan-Nya dan wujud-Nya yang ada di dalam kalbumu.

Engkau harus mampu menundukkan keadaan dan tindakanmu 
dari segala hal yang tidak berguna bagimu.

Engkau harus lari dari pertemanan dengan siapapun 
yang dapat membahayakan dan menyesatkanmu! 

Engkau harus mengejar pencapaian tangga tauhid, 
tangga tajrid (penyucian zahir-batin menggapai ridha-Nya), 
dan tangga tafrid (penguatan kesadaran keesaan Tuhan dari segala sesuatu selain-Nya), serta sambil menyingkirkan semua keberbilangan dan belenggu selain al-Haqq.

Engkau harus menghirup embusan kelembutan-Nya dan tiupan kekudusan-Nya, menenangkan diri dengan napas rahmat-Nya, 
menyingkap berbagai rahasia rububiyah-Nya, dan 
mengikuti petunjuk-Nya dengan mengikuti Nabi-Nya 
yang diciptakan dengan citra-Nya, 
yang diutus kepada semua makhluk-Nya. 

Nabimu yang telah menuntun makhluk menggunakan kitab-Nya 
yang diturunkan kepadanya, 
yang menghimpun semua hikmah, 
pelajaran, 
ibarat, 
simbol-simbol, dan 
berbagai isyarat yang ada di dalam kitab-kitab terdahulu. 

Semua yang ada pada Nabimu berasal dari-Nya, 
untuk menjadi petunjuk bagi orang-orang yang tersesat 
dalam cakrawala wujudnya sendiri, 
dan bagi orang-orang yang tenggelam 
dalam gelombang samudera kebaikan dan kemurahan-Nya.

Wahai murid yang menempuh suluk jalan kebenaran, 
engkau harus selalu berpegang pada kitab Al-Qur’an 
yang tidak ada keraguan di dalam petunjuknya ini. 

Kitab yang tak ada keraguan sedikit pun 
bagi siapa saja yang beriman kepada diri yang gaib, 
senantiasa bertawajuh kepada-Nya, 
dengan selalu menghindarkan hasratmu 
dari segala hal yang dapat membuatmu lupa kepada Tuhanmu.

Engkau harus selalu bergerak menuju tujuan dan keinginanmu.

Dengan segenap jati dirimu, 
engkau harus mampu menunjukkan 
semua hakikat, 
makrifat, 
hikmah, 
hukum, 
kisah-kisah, dan 
peringatan yang ada di dalam Kitab Al-Qur’an. 

Karena, 
tidak ada satu huruf pun dari semua huruf yang ada di dalam Kitab ini, 
melainkan ia mengandung makna yang jangkauannya hanya diketahui Allah; 
tanpa ada kebatilan yang menyusup ke dalamnya, 
baik dari depan maupun dari belakangnya, 
karena semuanya turun dari Sang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Ketika membaca Al-Qur`an, 
engkau harus menyucikan lahir dan batinmu 
dari segala bentuk kemanusiaanmu, 
sehingga engkau akan menghilang dari dirimu sendiri 
dan seluruh jati diri dan keberadaanmu akan fana, 
sehingga Tuhanmu dapat langsung berbicara kepadamu 
lewat ucapan dan firman-Nya.

Ketika hâl semacam ini telah melingkupi dirimu, 
dan ia telah menjadi akhlak-perilakumu, 
maka engkau pasti akan mendapatkan anugerah dari bacaanmu itu.

Ketika engkau membaca Al-Qur`an, 
janganlah engkau lalai dari inti isyarat yang disampaikannya 
dan berusahalah kau teliti setiap riwayat dan kandungannya.

Jika engkau berhasil membersihkan dirimu 
dari segala bentuk penghalang, 
dan engkau berhasil menjernihkan jiwamu 
dari segala penghalang, 
niscaya 
engkau akan mendapatkan bimbingan dari Al-Qur`an 
sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan bagi-Mu 
dalam ilmu-Nya. 

Karena Dia Mahakuasa atas segala yang Dia kehendaki, 
sehingga engkau berhak dan layak atas ijabah dari-Nya.”

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Tafsir Al-Jailani, terj. Tim Markaz Al-Jailani.
--------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar