Jumat, 29 Januari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF.

SIFAT-SIFAT NAFS.

Pengarang kitab Mishbah al-Hayat Mahmud ibn 'Ali al-Kasyani ,

melukiskan sifat -sifat ini sebagai berikut :

4) Sifat lainnya dari nafs ialah mengklaim ketuhanan (uluhuyyiyah ) 
dan keras kepala menentang Allah .

Nafs (di sini ego)  
senantiasa ingin agar manusia memuji-muji dan
menyanjungnya, mengikuti dan mematuhinya, 
mereka lebih menyukainya ketimbang yang lain ,
dan  takut kepadanya ,serta 
meyakini  rahmatnya dalam segala keadaan.

Ini tak lain dan tak bukan adalah klaim atas ketuhanan, 
karena semua hubungannya ini mestilah dijalin dengan Allah semata
dan bukan dengan makhluk selain Allah.

Sifat ini bertolak belakang dengan ketuhanan Allah SWT 
Inilah puncak  keangkuhan.
Sebagaimana dikatakan Ahnal ibn Qays ,
sungguh mengherankan kalau manusia itu sombong dan  angkuh,
karena;

"Ia  keluar dari perut sang bunda,
 dan keluar dua kali dari urethra".

Demikian pula , seorang Sufi lainnya, 
ketika mengomentari ayat 
"Dan pada diri  mu sendiri , tidakkah kamu perhatikan?"
mengatakan :

Sungguh mengherankan kalau manusia,
yang membersihkan hajatnya dengan tangannya 
sekali atau dua kali setiap hari  dan lantas merasa angkuh,
mengklaim  ketuhanan dan bersaing dengan Zat Mahakuasa 
di langit dan  di bumi.

Hadhrat Thawus mengetahui ada keangkuhan 
pada diri 'Umar ibn 'Abdul aziz
segera setelah menunaikan ibadah haji sebelum menjadi Khalifah .
Karena itu Hadhrat Thawus pun menunjuk  ke sebelah 'Umar 
dan berkata,
"Orang yang perutnya penuh dengan kotoran 
 tidak akan berjalan dengan cara demikian".

Menurut kaum Sufi,sepanjang sifat-sifat Allah 
tidak terungkapkan kepada seorang hamba ,
maka nafs akan senantiasa mengklaim ketuhanan .
Manakala sang hamba menyadari bahwa berbagai  sifat eksistensi ,
semisal pengetahuan , kekuasaan,kemauan, dan sebagainya  
benar-benar adalah  milik Allah SWT semata, dan  bahwa eksistensinya
hanya bersifat "relatif" ,maka ia pun berseru :

"Terkadang keangkuhan menikam kita ,
 Terkadang jarum  kerendah-hatian menusuk kita,
 Wahai Dard!
 Kita hanyalah khayalan palsu keberadaan 
 Tampil di hadapan kita setiap  saat dalam bentuk  baru."

Dr.Mir Valiuddin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar