SIFAT-SIFAT NAFS.
Ini hanyalah beberapa sifat dari nafs.
Mustahil di situ menyebutkan secara terinci semua sifat tercela dari nafs.
Itulah sebabnya para Nabi ,wali dan orang bijak
selalu mengamalkan kezuhudan dan memandang nafs
sebagai rintangan paling tercela dalam meraih kemajuan spiritual.
Demikianlah Nabi Muhammad saw bersabda ,
"Musuhmu yang paling jahat ialah nafs yang ada pada dirimu ".
Dan beliau memerintahkan para pengikutnya untuk :
"Bunuhlah nafs dalam dirimu
dengan pedang pengekangan-diri dan kezuhudan".
Syaikh - syaikh terkemuka memandang nafs sebagai berhala besar
dan sepakat mengajarkan bahwa
Berjuang memerangi nafs adalah ibadah hakiki,
dan menuruti nafs adalah pangkal kekufuran.
Dan mereka juga mengajarkan :
Jika engkau ingin hidup bahagia ,
bunuhlah nafs,
sebab tidak ada musuh yang lebih berat
ketimbang nafs-mu.
Muhammad ibn Fadhl mengatakan :
"Kesenangan tak lain dan tak bukan ialah keterbebasan
dari berbagai keinginan nafs yang sia-sia dan muspra.
Kami abaikan tujuan kami,
dan, dengan begitu,
kami meraihnya.
Segenap tujuan ini adalah hijab di atas wajah tujuan kami".
Berbagai keinginan nafs yang tak terhitung jumlahnya
adalah hijab yang memisahkan seseorang dari tujuan hakiki
yang hendak diraihnya , yakni bersatu dengan Allah.
Begitu hijab-hijab ini , yang berupa lapisan-lapisan ,
tersingkap dari wajah kehidupan,
maka tujuan itupun diraih.
Dzun-Nun Al-Mishri dikutip sebagai mengatakan :
"Allah SWT menganugerahkan kehormatan paling besar
kepada sebagian hamba-Nya dengan membuatnya sadar
akan keburukan nafs-nya , dan
Dia benar-benar menghinakan seorang hambanya
dengan membuat pengetahuan ini tehijab darinya.
Hati dan kalbu akan aman terlindung dari pikiran-pikiran kejam
bila nafs dibersihkan dari berbagai sifat buruknya .
Seorang wali menuturkan sebagai berikut :
"Jika nafs-mu menampakkan diri ,
meski hanya sesaat ,
maka ,
agama setan akan bergema dalam kalbumu".
Di sepanjang zaman,
orang-orang yang sadar secara spiritual ,
telah menekankan penyucian nafs dan dengan berani berkata ;
"Permainan Iblis disebabkan oleh kelicikanmu saja,
Setiap hasrat dalam dirimu adalah Iblismu sendiri,
Jika engkau penuhi dan puaskan satu hasratmu
Maka ratusan Iblis pun tercipta dalam dirimu.
Cukuplah sudah semuanya itu".
Tujuan pengekangan diri ialah
melepaskan nafs dari segala sesuatu yang diinginkannya
dan membebaskannya dari mengikuti nafsunya sendiri.
Dua sifat nafs yang tidak punya kebaikan sama sekali
tenggelam dalam segala sesuatu yang didambakannya
dan lalai tidak mengingat Allah.
Nafs bisa disucikan dengan hidup mengekang diri.
Kemudian nafs yang sudah disucikan ini dikatakan telah maju
ke tahap "kepuasan"atau "keridhaan"(ridha) .
Penyucian nafs dengan cara hidup mengekang diri
adalah satu aspek penting dalam praktik Tasawuf.
Sebagaimana ditegaskan oleh Alqur'an :
"Sungguh, berbahagialah orang yang menyucikan jiwanya". Q.S. 91;8
Jiwa itu bukan lagi "jiwa yang rusak".
Kini ,ia telah menjadi "jiwa yang tenang" .
Ia tidak lagi menjadi budak hawa nafsu.
Sebaliknya,
jiwa itu kini seirama dengan Kehendak Ilahi
dan sesuai dengan tindakan Allah.
Keadaan ini bisa digambarkan sebagai sejalan dengan Kehendak Ilahi
dan sesuai dengan apa yang telah diberikan .
Kini,
yang paling tercela bagi jiwa ialah tidak puas dan tidak ridha
dengan Ketentuan Allah dan segenap larangan -Nya atau
dalam ujaran lain, mementingkan diri sendiri.
Seperti kata seorang Sufi:
"Agama cinta bukanlah mementingkan diri sendiri ,
Ia tak lain hanyalah kerendah-hatian dan kepasrahan,
Puaslah dengan apa saja yang diberikan
Tak ada yang lebih tidak menyenangkan
selain kemurkaan-Mu".
Dr.Mir Valiuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar