Jumat, 29 Januari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF.

SIFAT-SIFAT NAFS.

Ini  hanyalah beberapa  sifat dari nafs.
Mustahil di situ menyebutkan secara terinci semua sifat tercela  dari nafs.
Itulah sebabnya para Nabi ,wali dan orang bijak 
selalu mengamalkan kezuhudan dan memandang nafs 
sebagai rintangan paling tercela dalam meraih kemajuan spiritual.

Demikianlah Nabi Muhammad saw bersabda ,
"Musuhmu  yang paling jahat ialah nafs yang ada pada dirimu ".

Dan beliau memerintahkan para pengikutnya untuk :
"Bunuhlah nafs dalam dirimu 
 dengan pedang pengekangan-diri dan  kezuhudan".

Syaikh - syaikh terkemuka memandang nafs sebagai berhala besar 
dan sepakat mengajarkan bahwa 
Berjuang memerangi nafs adalah ibadah hakiki, 
dan menuruti nafs adalah pangkal kekufuran.

Dan mereka juga mengajarkan :
Jika engkau ingin hidup bahagia  ,
bunuhlah nafs,
sebab tidak ada musuh yang lebih berat 
ketimbang nafs-mu.

Muhammad ibn Fadhl mengatakan :

"Kesenangan tak lain dan tak bukan ialah keterbebasan
 dari berbagai keinginan nafs yang sia-sia dan muspra.
 Kami abaikan tujuan kami, 
 dan, dengan begitu,
 kami meraihnya.
 Segenap tujuan ini adalah hijab di atas wajah tujuan  kami".

Berbagai keinginan nafs yang tak terhitung jumlahnya
adalah hijab yang memisahkan seseorang dari tujuan hakiki 
yang hendak  diraihnya , yakni bersatu dengan Allah.
Begitu  hijab-hijab ini , yang berupa lapisan-lapisan ,
tersingkap dari wajah kehidupan,  
maka tujuan itupun diraih.
Dzun-Nun Al-Mishri dikutip sebagai mengatakan :

"Allah SWT menganugerahkan  kehormatan paling besar 
 kepada sebagian hamba-Nya dengan membuatnya sadar 
 akan keburukan nafs-nya , dan 
 Dia benar-benar menghinakan seorang hambanya 
 dengan membuat pengetahuan ini tehijab darinya.
 Hati dan kalbu akan aman terlindung dari  pikiran-pikiran  kejam
 bila nafs dibersihkan dari berbagai sifat buruknya .

Seorang wali menuturkan sebagai berikut :

"Jika nafs-mu menampakkan diri ,
  meski hanya sesaat ,
  maka ,
  agama setan akan bergema dalam  kalbumu".

Di sepanjang zaman, 
orang-orang yang sadar secara spiritual ,
telah menekankan penyucian nafs dan dengan berani berkata ;

"Permainan Iblis disebabkan oleh kelicikanmu saja,
 Setiap hasrat dalam dirimu  adalah Iblismu sendiri,
 Jika engkau penuhi dan puaskan satu hasratmu
 Maka ratusan Iblis pun tercipta dalam dirimu.
 Cukuplah sudah semuanya itu".

Tujuan pengekangan  diri ialah 
melepaskan nafs dari segala sesuatu yang diinginkannya 
dan membebaskannya dari mengikuti nafsunya sendiri.
Dua sifat nafs yang tidak punya kebaikan sama sekali 
tenggelam dalam segala sesuatu  yang didambakannya 
dan lalai tidak mengingat Allah.

Nafs bisa  disucikan dengan hidup mengekang  diri.
Kemudian  nafs yang sudah disucikan ini dikatakan telah maju  
ke tahap "kepuasan"atau  "keridhaan"(ridha) .
Penyucian nafs dengan cara hidup  mengekang diri  
adalah satu aspek  penting dalam praktik Tasawuf.

Sebagaimana ditegaskan oleh Alqur'an :
"Sungguh, berbahagialah orang yang menyucikan jiwanya". Q.S. 91;8

Jiwa itu bukan lagi "jiwa yang rusak".
Kini ,ia telah menjadi "jiwa yang tenang" .
Ia tidak lagi menjadi budak  hawa nafsu.
Sebaliknya,
jiwa  itu kini seirama dengan Kehendak  Ilahi 
dan sesuai dengan tindakan Allah.
Keadaan ini bisa digambarkan sebagai sejalan dengan Kehendak Ilahi
dan sesuai dengan apa yang telah diberikan .
Kini,
yang paling tercela bagi jiwa ialah tidak  puas  dan tidak ridha 
dengan Ketentuan Allah dan segenap larangan -Nya atau
dalam ujaran lain, mementingkan diri  sendiri.

Seperti kata seorang Sufi:

"Agama cinta bukanlah mementingkan diri sendiri ,
 Ia tak lain hanyalah kerendah-hatian dan kepasrahan,
 Puaslah dengan apa saja yang diberikan
 Tak ada yang lebih tidak menyenangkan 
 selain kemurkaan-Mu".

Dr.Mir Valiuddin




Tidak ada komentar:

Posting Komentar