Selasa, 26 Januari 2016

Hasyim Muzadi, Tanggapi Tudingan Syiah

Ketua ICIS KH. Hasyim Muzadi, Tanggapi Tudingan Syiah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- 
Sekjen International Conference of Islamic Scholar (ICIS) KH Hasyim Muzadi menegaskan ICIS selaku organisasi internasional para cendekiawan Muslim 
tidak melakukan gerakan pemihakan ideologi, termasuk kepada Syiah. 

"Hubungan ICIS dengan Iran sama sekali bukan berarti hubungan ICIS 
dengan ideologi Syiah," kata Sekjen ICIS kepada pers di Jakarta, Selasa.

Menurut KH Hasyim, ICIS yang telah menyelenggarakan konferensi sebanyak empat kali mempunyai anggota sebanyak 67 negara termasuk Iran. 
Sehingga Iran hanya merupakan salah satu anggota yang selalu hadir pada kegiatan ICIS.

Ia menjelaskan, ICIS pernah membela Iran terkait proyek nuklirnya. 
Pandangan ICIS itu didukung Pemerintah Indonesia. 
ICIS juga menyokong gerakan perlawanan terhadap Israel 
di perbatasan Lebanon Selatan yang dipimpin Hasan Nashrullah.

Sebagai hasil dari dukungan terhadap proyek nuklir Iran, 
sekarang embargo Barat terhadap Iran sudah dicabut. 
ICIS juga memberikan sokongan terhadap perjuangan rakyat Palestina 
melawan penjajah Israel.

"Konsolidasi Gerakan Islam Sunni Moderat"

"Saya sendiri sampai saat ini masih menjadi pengurus Rabithah `Alam Islami 
yang berpusat di Makkah. 
Saya juga melakukan konsolidasi gerakan moderat Islam Sunni di Kawasan ASEAN, misalnya di Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam," kata KH Hasyim

Malaysia dan Brunei termasuk negara yang melarang paham Syiah. 
Karena menurut negara-negara itu kalau Syiah besar 
dan sebanding besarnya dengan Ahlussunnah wal jamaah, 
dikhawatirkan bisa terjadi konflik 
di kalangan masyarakat seperti di Timur Tengah.

Pelarangan terhadap pengembangan ideologi atau paham Syiah 
juga dilakukan oleh Sudan dan beberapa negara di Timur Tengah. 
"Saya sendiri tidak pernah bersedia dan menyutujui ajakan Syiah 
untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam bidang pendidikan dan haji, 
karena hal tersebut akan menjadikan kegoncangan umat Islam Sunni di Indonesia," ujarnya. (Sumber : Antara)
Sumber: republika.co.id, 26 Januari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar