Minggu, 24 Januari 2016

Iman yang Sejati (“Real Iman”)

Iman yang Sejati (“Real Iman”)
Terjemahan suhbah Mawlana Syaikh Mehmet Adil Al-Haqqani pada 20 Desember 2015.

As-Shalatu was-Salaamu ala Rasulina Muhammadin Sayyidil awwalina wal akhirin. Maddad yaa RasulAllah, maddad yaa Sadati Ashabi RasuliLlah, maddad yaa Masyayikhina dastuur. Maddad yaa Syaikh Abdullah Faizi ad-Daghistani, maddad yaa Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani maddad, dastuur. Thariqatuna as-suhbah, wal khayru fii jam'iyyah.

Nabi SAW kita mengatakan: 
“Kalian tak akan memiliki Iman yang sejati 
kecuali kalau kalian mencintaiku dan menyukai apa-apa yang aku sukai”. 

Berikut ini merupakan pengertian dari hadits itu. 
Suatu hadits dalam Bahasa Arab haruslah dikutip kata per kata [yakni dikutip seutuhnya]. Ketika kalian mengucapkannya dalam Bahasa Turki, barulah kalian dapat menafsirkannya. Tapi kalau [hadits itu] masih dalam Bahasa Arab, kalian harus mengutipnya kata per kata. Seutuhnya. 
Apa pengertian hadits itu? 
Hal itu berarti bahwa Allah telah Menciptakan umat manusia. 
[Terciptanya umat manusia itu dalam keadaan] 

Adanya ego yang masih belum bersih sepenuhnya [masih perlu perbaikan], yaitu dalam bentuk masih adanya segala macam nafsu, hasrat, segala yang ada pada umat manusia. Tugas kita adalah perlahan-lahan melatih ego kita agar sesuai dengan Islam, dan pada akhirnya menjadikannya manusia sempurna. 

Adalah merupakan tugas Nabi SAW kita [sebagaimana yang Beliau SAW katakan: “Aku diutus untuk menjadikan kalian umat manusia yang ber-akhlak sempurna”. "Innama buistu li utammima makarimal akhlaq". Nabi SAW kita mengatakan bahwa Beliau SAW diutus untuk mengajarkan kita akhlak terbaik, sifat-sifat terbaik dan menjadikan kita mencapai makam-makam [ruhaniyyah] tertinggi. Manusia memang memiliki segala bentuk nafsu. Dengan melatih dan mengendalikan ego, dengan tidak menuruti ego, kita bisa menjadi sebagaimana yang Nabi SAW kita inginkan. Secara perlahan kebuasan sifat kita menghilang hingga nampaklah seorang manusia sempurna. 

Jadi, berusahalah mengubah nafsu kalian agar sejalan dengan Perintah Allah. Bimbinglah ego dengan cara itu. Cobalah untuk memiliki tatakrama yang baik, kelakuan yang baik. Akankah kalian bisa melakukannya? Ya, pasti bisa, tapi kalian tak bisa melakukannya dengan melalui upaya kalian sendiri. Pastinya, kalian harus mengikuti seorang mursyid agar bisa tetap ber-tatakrama yang baik dan menjaga kalian agar tetap berada dijalan yang benar. Sekali engkau menemukan seorang mursyid, ikuti jalannya. Ikuti Jalan Nabi SAW. Jadikanlah agar segala hasrat, aspirasi kalian sesuai [dengan Jalan Nabi SAW]. Jangan malah bertentangan. 

Kalian mengikuti seorang Syaikh tapi ketahuilah bahwa ada banyak orang yang mencoba untuk ‘menyesuaikan’ Perintah-perintah Allah agar sesuai dengan kehendak hasrat nafsu mereka. Jangan lakukan itu [yakni mengikuti seorang ‘syaikh’ palsu yang berbuat hanya yang sesuai sesuai dengan tuntutan ego nya saja]. Jika kalian melakukan itu, kalian akan menyia-nyiakan waktu kalian. Tak ada manfaatnya. Akan tetapi jika kalian mengikuti jalan kebaikan sebagaimana yang telah ditunjukkan Mawlana, dan mengikuti iman yang sejati maka kalian bisa mencapai makam-makam ruhaniyyah tertinggi. Tapi jika engkau memanfaatkan jalan ini untuk pemenuhan nafsu, kebutuhan, kepentingan pribadi, kebutuhan materi dan kesenangan duniawimu saja maka kau tak akan mencapai hasil apapun. Syaikh kalian tak akan senang dengan kalian, Nabi SAW dan Allah tak akan ridho kepada kalian. Berhati-hatilah dalam hal ini, karena Mawlana tidak akan senang karenanya. Kalian akan mengkhianati amanah Mawlana. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting [untuk dicermati]. 

Semoga Allah melindungi kita. Jika orang-orang menjadi tersesat karena mengikutimu, engkau harus mempertanggung jawabkannya [suatu pertanggung jawaban yang sangat besar]. Segala dosa orang-orang [yang telah kau sesatkan] itu akan dialihkan menjadi dosa-dosamu. Jadi, semoga Allah melindungi kita. Kita harus berhati-hati dalam hal ini. Jika saja engkau menjadikan segala hasrat, aspirasimu agar sesuai dengan Islam dan menajga agar dirimu tetap berada dijalan yang benar, segalanya itu masih mungkin [untuk dilakukan]. Semua itu tidaklah sulit [untuk dilakukan]. Engkau bisa mencapainya. Tapi janganlah pernah mencoba untuk mengubah Islam sekehendakmu. Hancurkanlah [bisikan-bisikan buruk] egomu ini. Banyak orang yang tidak menyadari apa yang sesungguhnya mereka sedang lakukan. Beberapa diantaranya ada yang bertanya “Memangnya apa sih [kesalahan] yang telah kuperbuat?” Untuk orang yang seperti ini kami tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Jika dia tidak tahu [kesalahan dalam perbuatannya], maka tak perlu mengatakan apapun padanya. Tapi, in sya Allah, kami tidak membiarkan orang lain memikul beban-beban dosanya. 

Jika kalian menyukai sesuatu yang ada dalam kehidupan dunia ini, [maka ketahuilah bahwa] tak ada yang abadi didunia ini. Cinta yang Abadi hanya Cinta kepada Allah dan Cinta kepada Nabi SAW dan Cinta kepada Masyayikh. Jangan mencintai segala bentuk kebendaan yang ada dalam kehidupan duniawi ini. Siapa-siapa saja yang disukai oleh ego kalian, apa-apa saja yang disukai oleh hawa nafsu kalian, semua itu hanyalah seperti mimpi. Kalian bisa saja memperoleh segala sesuatu yang kalian sukai didunia ini tapi setelah ini [dalam kehidupan Akhirat] kalian tak memperoleh apapun. Tapi Cinta Sejati, yakni Cinta kepada Allah adalah sesuatu yang hakiki. [Cinta] Itu selamanya bersamamu. Kita dilatih agar diri kita mengikuti Allah dan Nabi SAW. Inilah ajaran Para Masyayikh kita. Jangan memanfaatkan Thariqah, atau Nabi, atau Allah Azza wa Jalla agar sesuai dengan kepentinganmu. Jangan. 

Jika saja engkau melakukan hal itu, engkau akan menjadi pecundang. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena orang-orang memiliki berbagai ‘bentuk’. Tampilan bentuk mereka sangat indah dari tampak luarnya, tapi berbeda sekali dengan [tampilan] ego mereka. Hasrat-hasrat nafsu mereka lebih buruk lagi. Hal ini sangatlah penting dan sesekali ketika kami mengatakan sesuatu kepada orang-orang itu, mereka tidak menerimanya. Jadi, setelah ini kami tak akan mengatakan apapun lagi. Tapi kami tetap mencoba agar mereka jauh dari orang-orang, agar orang-orang itu jangan menjadi pecundang juga [seperti orang yang selama ini mereka ikuti]. Kami meng-isolasi mereka-mereka ini. Jadi, semua orang haruslah berhati-hati akan apa-apa yang mereka lakukan. 

Mawlana Syaikh mengajarkan kepada kita jalan yang penuh ‘Keringanan’ dan ini merupakan warisan Beliau QS untuk kita ikuti. Jangan keluar dari jalur ini, jangan ikuti mereka-mereka yang keluar jalur. Beliau QS tak pernah menganggap penting dunia. Segala sesuatu yang penting bagi Beliau QS hanyalah untuk Akhirat. Kita mengikuti thariqah, [karena itu] kita harus mengendalikan segala aspek diri kita dan mencoba untuk [istiqamah] berada dijalan Nabi dan dijalan Para Masyayikh, in sya Allah. Allah menolong kita, demi Bi hurmati Nabina Muhammad SAW dan barakah Mawlana Syaikh, in sya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar