SIFAT-SIFAT NAFS.
Pengarang kitab Mishbah al-Hayat Mahmud ibn 'Ali al-Kasyani ,
melukiskan sifat -sifat ini sebagai berikut :
3) Sifat ketiga dari nafs ialah bermegah-megahan atau suka pamer (riya')
Vis-a-vis orang lain, nafs menampilkan diri
seolah-olah mempunyai kualitas-kualitas terpuji,
sekalipun semuanya ini boleh jadi tercela di hadapan Allah,
seperti misalnya, harta kekayaan yang banyak
lantas membangga-banggakannya, tindak kekerasan , serta kemandirian,
dan sebagainya.
Demikian pula , ketika nafs menghindari dan menjauhi apa saja yang tercela
dalam pandangan manusia , sekalipun dalam pandangan Allah kesemuanya ini
mungkin terpuji , semisal kemiskinan , kepasrahan, kerendah-hatian,
maka ia suka berlagak sok pamer (riya')
Sebagai akibat dari riya' ini pemiliknya menjadi terkenal dan kesohor
di kalangan orang banyak , tetapi tercela dalam pandangan Allah;
ia makin dekat pada manusia tetapi semakin jauh dari Allah.
Sifat nafs ini bisa diobati manakala diungkapkan kepadanya bahwa manusia :
"Tidak bisa menciptakan apa-apa ,
padahal diri mereka sendiri diciptakan,
tidak punya kekuasaan ,
tidak kuasa
memberikan manfaat atau menimbulkan mudharat
bagi diri mereka sendiri,
tidak punya kehidupan dan kematian,
pun tidak sanggup menghidupkan orang-orang mati". Q.S. 25:3.
Mereka tidak punya kekuasaan apa pun yang bisa memberi manfaat
pada kehidupan mereka .
Jika memang demikian halnya,
mana mungkin seseorang bisa memberi manfaat buat orang lain ?
Nafs, "yang menipu" mestilah mengetahui bahwa ia menyerupai api
yang mengungkapkan sifat kebaikannya, yakni
cahaya, dan menyembunyikan sifatnya yang menghancurkan,
yakni melalap atau membakar habis-habisan .
Akan tetapi, orang yang peka akan sepenuhnya menyadari
berbagai aktivitas sang penipu dan tidak akan bakalan tertipu.
Semakin sang penipu ingin tampil baik di depan orang banyak,
maka ia pun semakin kehilangan harkat dan martabatnya.
Manakala seorang wanita tua buruk rupa berhias dan berdandan
dengan warna mencolok mata dan memakai inai,
sangat boleh jadi anak-anak kecil memandang indah
seluruh perhiasan itu.
Namun, orang bijaksana akan memandangnya dengan jijik .
Tentang para penipu , penyair Sa'di berkata :
Wahai, engkau punya kemahiran di telapak tanganmu
Dan menyembunyikan segenap kelemahan diketiakamu,
Wahai orang tak berguna !!
Apa yang ingin kau beli ..
Dengan perak tiruan pada Hari Kiamat nanti ?
Ibnu Majah mengatakan :
"Penyembunyian yang sedikit pun adalah ibadah palsu"
Dan seorang politeis (yakni, seorang penipu)
tidak bakal diampuni oleh Allah (selama ia masih tetap demikian).
Obat paling efektif untuk menanggulangi penipuan ialah bahwa,
begitu seseorang berupaya menyembunyikan dosa-dosanya dari manusia,
ia juga berusaha menyembunyikan
berbagai keutamaan dan amal kebaikannya dari mereka.
Di sini jalan penyucian agak berat,
tetapi kemudian penipuan menjadi penyakit yang serius.
Dr.Mir Valiuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar