SIFAT-SIFAT NAFS.
Pengarang kitab Mishbah al-Hayat Mahmud ibn 'Ali al-Kasyani ,
melukiskan sifat -sifat ini sebagai berikut;
5) Sifat lainnya dari nafs ialah kikir dan tamak .
Ia tidak ingin melepaskan dan kehilangan apa saja
yang telah diperolehnya dalam bentuk kekayaan,
kepemilikan dan berbagai kesenangan.
Penyebabnya ialah keangkuhan atau takut miskin dimasa mendatang.
Jika sifat ini semakin kuat menghujam di dalam di dalam nafs,
maka lahirlah perasaan dengki dan iri hati.
Seorang yang dengki dan iri hati ,
tidak suka kalau ada seseorang beroleh manfaat dari orang lain.
Dan jika ia mengetahui bahwa seseorang diberi anugerah khusus
atau yang nasib dan peruntungannya baik ,
ia akan berusaha menjatuhkannya.
Apabila hal ini berlangsung lebih jauh ,
maka yang demikian ini
mengakibatkan timbulnya kebencian.
Orang seperti ini membenci orang
yang punya kekayaan dan kedudukan terkemuka.
Ia ingin agar orang itu jatuh sakit.
Ketamakan dan keserakahan
diakibatkan oleh cinta harta dan kekayaan.
Inilah kejahatan yang paling besar di dunia.
Di satu sisi , jika seseorang tidak punya kekayaan,
ia akan ditimpa kesulitan dan kemiskinan .
Disebabkan oleh hal ini, ia mungkin akan ingkar kepada Allah.
Jika seseorang beroleh harta dan kekayaan ,
ia mungkin akan semakin bersikap menentang dan tidak toleran.
Sebagaimana disebutkan dalamAlqur'an ;
"Tetapi tidak,
manusia sungguh melampaui batas
karena melihat dirinya tiada memerlukan siapa-siapa".
Q.S. 96:7
Seorang penyair mengatakan ;
"Jika aku tak punya kekayaan,
aku pun sedih dan berduka
Jika aku memilikinya,
kuikat kakiku dengan kecintaan padanya".
Ada dua macam sifat orang miskin,
merasa cukup dengan apa yang ada (qana'ah) dan
serakah.
Sifat pertama amat terpuji, dan sifat kedua sungguh tercela.
Demikian pula ,
ada dua sifat orang kaya, tamak dan serakah , serta infak dan sedekah.
Tamak dan serakah, sebagai sifat dari nafs
tidak hanya dijumpai dalam jiwa-jiwa orang-orang kaya saja.
Dengan sedikit kekecualian,
sifat ini dijumpai dalam diri kebanyakan orang,
karena tamak dan serakah inheren dalam watak manusia.
Dikatakan dalam sebuah hadis ,
jika manusia memiliki dua lembah emas ,
maka ia pun ingin memiliki lembah yang ketiga.
Hanya tanah kuburan saja yang bisa memenuhi perut manusia,
dan Allah memperhatikan orang-orang yang berpaling kepada-Nya.
Obat bagi keserakahan dan cinta harta ialah merasa cukup
dengan apa yang ada (qana'ah) ,
sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah saw.
ketika memuji sifat qana'ah :
"Kabar gembira buat orang yang diberi petunjuk
untuk menerima islam dan memperoleh rezeki yang cukup
dan merasa cukup dengannya".
Hadis lain berbicara tentang qana'ah sebagai kekayaan paling baik.
Kaum Sufi mengatakan :
"Manusia mencari dunia ini dengan tiga tujuan dalam benaknya :
kehormatan, kekayaan, dan kesenangan.
Orang yang punya sifat qana'ah
memperoleh kehormatan, menjadi kaya, dan merasakan kenikmatan".
Seorang kikir mestilah memusatkan perhatiannya pada berbagai keutamaan
dari kedermawanan atau kemurah-hatian dan juga harus merenungkan
keindahan dan keutamaan dari kedermawanan atau kemurah-hatian
yang disebutkan dalam Alquran dan hadist.
Pengalaman mengajarkan pada kita bahwa tak ada seorang pun
mau bersahabat dengan orang kikir.
Akan tetapi, seorang dermawan dan murah hati
senantiasa disukai banyak orang.
Allah juga menyukai seorang dermawan dan murah hati,
sebagaimana telah dimaklumkan dalam hadis Nabi :
"Allah itu Maha Pemurah
dan Dia menyukai orang-orang yang dermawan serta murah hati".
Asma', putri Hadhrat Abu Bakar diberitahu ,
dan ini juga bagi seluruh manusia :
Janganlah kau mengumpulkan uang dan menumpuk-numpuk kekayaan.
Jika engkau berbuat demikian,
Allah bakal berbuat sebaliknya kepadammu dan tidak akan memberimu.
Janganlah suka menumpuk-numpuk harta dan janganlah kikir.
Sebab ,kalau tidak , kedermawanan dan kemurah-hatian
tidak akan ditunjukkan kepadamu.
Berilah sebatas kemampuan yang ada pada dirimu.
Implikasinya ialah bahwa jika seseorang tidak mau bersedekah,
maka sumber rezeki pun bakal kering,
sebab Allah memberi orang yang mau memberi orang lain.
Dalam sebuah hadis ,
seorang kikir dan seorang dermawan dikontraskan sebagai berikut ;
ada dua orang menggunakan baju besi dari leher hingga dada.
Jika orang dermawan bersedekah ,
maka baju besinya akan terus mengembang di badannya
hingga bahkan menutupi jari-jarinya serta menghilangkan jejak kakinya.
Akan halnya orang kikir yang tidak mau bersedekah ,
rantai baju besinya melekat pada dirinya.
Ia berusaha mengembangkan ,tetapi baju besi itu tak juga mengembang.
Ada sebuah kisah yang menuturkan bahwa
seorang wali pernah melihat uang di tangan seseorang.
Katanya, "Uang ini milik siapa ?"
Orang itu menjawab ,"Milik ku".
Sang wali itu berkata ,
"Uang ini baru menjadi milikmu kalau sudah pindah dan lepas dari tanganmu".
Untuk menyampaikan makna yang sama , seorang penyair berkata :
"Selama engkau menyimpan hartamu ,
Engkau pun jadi budaknya;
Jika engkau belanjakan atas nama Allah,
Harta itu menjadi budakmu".
Dr.Mir Valiuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar