Jumat, 29 Januari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF

SIFAT-SIFAT NAFS.

Pengarang kitab Mishbah al-Hayat Mahmud ibn 'Ali al-Kasyani ,

melukiskan sifat -sifat ini sebagai berikut;

5) Sifat lainnya dari nafs ialah kikir dan tamak .
Ia tidak ingin melepaskan dan kehilangan apa saja 
yang telah diperolehnya dalam bentuk kekayaan,
kepemilikan dan berbagai kesenangan.
Penyebabnya ialah keangkuhan atau takut miskin dimasa mendatang.
Jika sifat ini semakin kuat menghujam di dalam di dalam nafs, 
maka lahirlah perasaan dengki  dan iri hati.
Seorang yang dengki dan iri hati , 
tidak suka kalau ada seseorang beroleh manfaat dari orang lain.
Dan jika ia mengetahui bahwa seseorang diberi anugerah khusus
atau yang nasib dan peruntungannya baik  ,
ia akan berusaha menjatuhkannya.

Apabila hal ini berlangsung lebih jauh ,
maka  yang demikian ini
mengakibatkan timbulnya kebencian.
Orang seperti ini  membenci orang 
yang punya kekayaan dan kedudukan terkemuka.
Ia ingin agar orang itu jatuh sakit.

Ketamakan dan keserakahan 
diakibatkan oleh cinta harta dan kekayaan.
Inilah kejahatan yang paling besar di dunia.
Di satu sisi , jika seseorang tidak punya kekayaan, 
ia akan ditimpa kesulitan dan kemiskinan .
Disebabkan oleh hal ini, ia  mungkin akan ingkar kepada Allah.

Jika seseorang  beroleh harta dan kekayaan ,
ia mungkin  akan semakin  bersikap menentang dan tidak toleran.
Sebagaimana disebutkan dalamAlqur'an ;

"Tetapi tidak,
 manusia sungguh melampaui  batas 
 karena melihat dirinya tiada memerlukan siapa-siapa".
 Q.S. 96:7

Seorang penyair mengatakan ;

"Jika aku tak punya kekayaan,
 aku pun sedih dan berduka
 Jika aku memilikinya,
 kuikat kakiku dengan kecintaan padanya".

Ada dua macam sifat orang miskin, 
merasa cukup dengan apa yang ada (qana'ah) dan
serakah.
Sifat pertama amat terpuji, dan sifat kedua sungguh tercela.
Demikian pula , 
ada dua sifat orang kaya, tamak dan serakah , serta infak dan sedekah.

Tamak dan serakah, sebagai sifat dari nafs  
tidak hanya dijumpai dalam jiwa-jiwa orang-orang kaya saja.
Dengan sedikit kekecualian, 
sifat ini dijumpai dalam diri kebanyakan orang,
karena tamak dan serakah inheren dalam watak manusia.

Dikatakan dalam sebuah hadis , 
jika manusia memiliki dua lembah emas ,
maka ia pun ingin memiliki lembah yang ketiga.
Hanya tanah kuburan saja yang bisa memenuhi perut manusia,
dan Allah memperhatikan orang-orang yang berpaling kepada-Nya.

Obat bagi keserakahan dan cinta harta ialah merasa cukup 
dengan apa yang ada (qana'ah) , 
sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah saw. 
ketika memuji sifat qana'ah :

"Kabar gembira buat orang yang diberi petunjuk 
 untuk menerima  islam dan memperoleh  rezeki yang cukup 
 dan merasa cukup dengannya".

Hadis lain berbicara tentang qana'ah sebagai kekayaan paling baik.
Kaum  Sufi mengatakan :

"Manusia mencari dunia ini dengan tiga tujuan dalam benaknya :
 kehormatan, kekayaan, dan kesenangan.
 Orang yang punya sifat qana'ah 
 memperoleh kehormatan, menjadi kaya,  dan merasakan kenikmatan".

Seorang kikir mestilah memusatkan  perhatiannya pada berbagai keutamaan
dari  kedermawanan atau kemurah-hatian dan juga harus  merenungkan 
keindahan dan keutamaan dari kedermawanan atau kemurah-hatian 
yang disebutkan dalam  Alquran dan  hadist.

Pengalaman mengajarkan pada kita bahwa tak  ada seorang pun 
mau bersahabat dengan orang kikir.
Akan tetapi, seorang dermawan dan murah hati 
senantiasa disukai banyak orang.

Allah juga menyukai  seorang dermawan dan  murah  hati,  
sebagaimana telah dimaklumkan dalam hadis  Nabi  :

"Allah itu Maha Pemurah 
 dan Dia menyukai orang-orang yang dermawan  serta murah hati".

Asma', putri Hadhrat Abu Bakar diberitahu ,
dan ini juga bagi seluruh manusia  :

Janganlah kau mengumpulkan uang dan  menumpuk-numpuk  kekayaan.
Jika engkau berbuat demikian,
Allah bakal  berbuat sebaliknya kepadammu  dan tidak  akan memberimu.
Janganlah suka menumpuk-numpuk  harta dan  janganlah kikir.
Sebab ,kalau tidak , kedermawanan dan kemurah-hatian 
tidak akan ditunjukkan kepadamu.
Berilah sebatas kemampuan yang ada pada dirimu.


Implikasinya ialah bahwa jika seseorang tidak mau bersedekah,
maka  sumber rezeki  pun bakal kering,
sebab Allah memberi  orang yang mau memberi orang lain.

Dalam sebuah hadis , 
seorang kikir dan seorang dermawan dikontraskan  sebagai  berikut ;
ada dua orang menggunakan baju besi dari leher hingga dada.

Jika  orang dermawan bersedekah , 
maka baju besinya  akan terus mengembang di  badannya
hingga bahkan menutupi jari-jarinya serta menghilangkan jejak kakinya.
Akan halnya orang kikir yang tidak mau bersedekah ,
rantai baju besinya melekat pada dirinya.
Ia berusaha mengembangkan ,tetapi baju  besi  itu tak juga mengembang.

Ada sebuah kisah yang menuturkan bahwa 
seorang wali pernah melihat uang di  tangan seseorang.
Katanya,  "Uang ini milik  siapa ?"
Orang itu menjawab ,"Milik ku".
Sang wali itu berkata , 
"Uang ini baru menjadi milikmu kalau sudah pindah dan lepas dari tanganmu".

Untuk menyampaikan makna yang sama , seorang penyair berkata :

"Selama engkau menyimpan hartamu ,
 Engkau pun jadi budaknya;
 Jika engkau belanjakan atas nama Allah,
 Harta itu menjadi budakmu".

Dr.Mir Valiuddin.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar