Minggu, 31 Januari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF.

MEMBERSIHKAN HATI.

"Membersihkan hati" bermakna menghapus darinya kecintaan 
pada dunia dan hal-hal duniawi ,serta menghilangkan darinya
segenap kesedihan ,kedukaan, dan kekhawatiran 
atas segala sesuatu yang tidak berguna.

(Cinta , dalam konteks ini, 
menunjukkan pada dunia dan segala sesuatu yang bersifat duniawi .
Perintahnya ialah mengembangkan sikap tidak terikat 
dan penuh kasih sayang, bukan keterikatan)

Kata "hati" (qalb) mempunyai dua makna :
dalam satu arti ,
ini adalah nama segumpal daging berbentuk kerucut 
yang terletak di sisi sebelah kiri dada dan berongga di dalamnya,
mengandung darah serta dianggap sebagai sumber ruh.

Kita tidak membahas hati yang bersifat fisikal di sini .
Hati yang kita bicarakan di sini adalah 
wadah untuk menerima rahmat Allah.
Substansinya bersifat spiritual.
Substansi spiritual ini adalah esensi manusia .

Substansi ini sajalah yang mempunyai 
persepsi, pengetahuan, dan gnosis atau ma'rifah.
Inilah hati yang diperingatkan , dicela, dan dihukum.

Hati spiritual ini ,
dengan segumpal daging berbentuk kerucut  tadi
memiliki hubungan yang sama 
sebagaimana hubungan aksiden dengan tubuh.
Karena suatu sifat berkaitan dengan substansi yang disifati,
maka objek yang menempati ruang mempunyai hubungan 
dengan ruang yang ditempatinya, dan sebuah alat 
dengan manusia yang menggunakannya.

Hati inilah yang disebut-sebut sebagai 'Arsy Allah 
dan hati inilah yang harus bersih  :
"dibersihkan " dalam suluk atau "perjalanan spiritual".

Untuk  membersihkan hati , 
para Syaikh dalam berbagai thariqah atau tarekat 
(jalan Sufi menuju Allah) sangat menganjurkan 
memperhatikan praktik yang ditetapkan oleh Allah.

Mereka berpandangan bahwa 
sesuai dengan hikmah tak-terbatas Zat Mahabijaksana , 
semakin manusia tenggelam dalam berbagai urusan duniawi 
dan sibuk dengan hal-hal materiel, maka
ia semakin beroleh banyak kesulitan dan bertambah kesal.

Semakin ia menyibukkan diri dengan memanjakan badannya 
dan terus menerus kelewat memperhatikan penampilannya,
maka keadaan mentalnya bakal  semakin memburuk ,
kemampuan spiritualnya memudar,
kesucian dan kecemerlangan  hatinya kehilangan semangat,
noda dan kegelapan makin bertambah.

Itulah sebabnya pengekangan-diri dan hidup zuhud 
menjadi syarat-syarat yang mesti dipenuhi 
dalam "kemajuan spiritual" (suluk).
Dan menjauhkan diri dari segala sesuatu selain Allah  adalah
salah satu dasar di Jalan Sufi menuju Allah.

Dr. Mir Valiuddin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar