Ada 20 adab dalam berdzikir berjamaah, dibagi menjadi 5 Adab sebelum dzikir, 12 adab selama dzikir dan 3 adab setelah dzikir.
Lima Adab Sebelum Dzikir
Niatkan Taubatan Nasuha, dengan bersungguh-sungguh, dengan Astaghfirullah, demikian juga Khatm Khwajagan setelah Syahadat, membaca Astagfirullah, kemudian tobat dari maksiat, tobat memohon ampun dari syariat, tariqat, hakikat yang tak kita laksanakan dengan baik.
Mandi atau berwudhu, kemudian memakai wangi-wangian, bersiwak dan mengharumkan mulut. Mawlana menganjurkan menjaga wudhu, tetapi mandi jauh lebih baik.
Duduk diam dan mulai dzikir kalbu dengan lafaz Allah..Allah..
Menyatukan hati/qolbu dengan Mursyid dan memohon dukungannya (Rabitah).
Menyatukan diri ke Rasulullah saw dengan perantara Syaikh/Guru (guru sebagai perantara).
Dua Belas Adab Selama Dzikir
Duduk diatas alas yang suci, sikap duduk seperti tasyahud / tahiyat awal tetapi bila tidak kuat dapat bersila. Duduk seperti tasyahud awal lebih baik, Karena adab ini lebih tinggi daripada duduk bersila.
Meletakkan tangan diatas paha dengan jari telunjuk dan jempol dilingkarkan, kemudian membentuk lingkaran bila berjamaah bila dzikir sendiri sebaiknya menghadap kiblat, bila berjamaah membuat lingkaran.
Memberikan wewangian pada majelis dzikir, Rasulullah saw menyenangi wewangian, malaikat dan awliya menyenangi wewangian. Adab ini adalah salah satu adab yang disepakati para Mursyid Tariqah.
Memakai pakaian yang halal dan suci.
Menggelapkan atau mematikan lampu untuk memudahkan untuk menutup indra lahiriah menuju indra batiniah. Konsentrasi dan menjaga pandangan serta lebih khusyu.
Memejamkan mata, karena dengan memejamkan mata, maka jalan-jalan indera lahiriah akan tertutup sedikit demi sedikit. Tertutupnya indera tersebut akan merupakan jalan sumber penyingkapan bagi indera batiniah atau hati.
Membayangkan kehadiran Mursyid dalam majelis dzikir, hal ini merupakan adab yang sangat ditekankan.
Dzikir Berjamaah lebih baik dengan suara keras namun lembut, dengan kekuatan yang sempurna hingga seluruh sel-sel tubuh dari kepala hingga ujung kaki terisi oleh asma Allah, hal ini menunjukkan keadaan dimana pedzikir memiliki keinginan yang kuat.
Keikhlasan dan ketulusan dalam berdzikir dengan mengharapkan ridho Allah semata.
Ketika berdzikir Laa ilaa ha ilallah panjang pendeknya sesuai dengan bacaan Al-Quran, karena kalimat ini berasal dari Quran. Dzikir ini bermanfaat untuk menghancurkan syahwat dan hawa nafsunya, ketika syahwat dan nafsu telah hilang, maka saat itulah dimulai dengan dzikir Allah..Allah. Allah adalah nama yang paling utama atau disebut Lafaz al-Jalalah.
Menghadirkan makna dzikir dalam qolbunya.
Mengosongkan hati dari setiap maujud, yaitu menghindarkan selain Allah masuk dalam hatinya.
Tiga Adab Setelah Dzikir
Setelah dzikir diam sejenak sambil mengawasi Warid dari wirid / dzikir yang dilakukan. diam sejenak sesudah dzikir ini lebih baik dari 30 tahun Mujahadah/riyadah. (seperti juga tafakur sejenak setelah sholat lebih baik dari 70 tahun ibadah).
Menahan nafas berulang-ulang antara 3 hingga 7 tarikan nafas.
Tidak segera minum yang dingin, karena panasnya dzikir akan menghancurkan karat-karat hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar