Senin, 09 Mei 2016

Mursyid Sufi Naqshbandi

Mursyid Sufi Naqshbandi berkata
bahwa siapa yang menjalani rangkaian kehidupan sesuai aturan Ilahiah yang telah tersusun dan bertingkah laku sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan untuk dirinya, maka yang bersangkutan akan mencapai maqam yang tinggi yaitu posisi terdekat baginya dengan Allah Yang Maha Kuat dan Maha Agung di Hari Kemudian. Deskripsi ini ditujukan untuk memperbaiki sifat dari elemen dasar setiap manusia, yaitu: ego, kekuasaan dunia, hasrat yang menggebu-gebu, dan intervensi shaytan. Seseorang yang mengatur dirinya untuk melaksanakan ajaran dalam tarekat Naqshbandi akan mendapatkan cahaya Mursyidnya, yang akan mengangkatnya kepada junjungan guru tertinggi, Rasulullah (S) yang pada gilirannya beliau (S) berkenan mengangkatnya kepada maqam Penyatuan dengan Allah (SWT).
****
Jalan (Thariq) adalah sasaran utama dari Hukum Allah. Jalan (Thariq) mustahil terletak di luar Hukum Allah, karena merupakan suatu tekad dan upaya untuk mengikuti sunnah Rasulullah (S) selengkapnya dalam berbagai aspek; baik eksternal maupun internal, tersingkap (dzahiriah) atau tersembunyi (bathin), untuk umum atau yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja baik secara fisik ataupun spiritual. Untuk mengikuti Jalan ini, murid harus menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada seorang Mursyid agar dapat memahami dan mengaplikasikan apa yang diberikan dalam al Quran dan Sunnah secara benar. Murid menempatkan tangannya (loyalitas) di atas tangan seorang Guru (Mursyid) yang telah diberi otorisasi ('ijazah) dan melaksanakan petunjuk Ilahiah dan Rosul (S) yang dikatakannya (bay'at). Muhiibin / Muriidin yang telah memberikan bay'atnya tersebut patut istiqomah dalam menerima petunjuk Mursyid-nya, sebagaimana Rasulullah (S) selalu menanti kehadiran malaikat Jibril as untuk menerima wahyu Ilahi. Dengan tekad yang serupa murid mematuhi perintah Mursyid, dan juga harus memiliki kemampuan mengantisipasi, artinya dia harus secara kontinu menunggu perintah dari pembimbingnya. Dia harus memiliki intuisi seperti 'pemburu terhadap mangsanya', dengan menjadi waspada terhadap segala arah. Pengelihatan, pendengaran, kehadiran dan pikirannya harus selalu siap menerima perintah, dan harus bisa menerima dan melaksanakan beberapa perintah yang baru. Orang seperti itu akan menjadi seorang yang sesuai dengan tarekat Naqshbandi dan manifestasinya akan terlihat jelas padanya (Ahlul Thariqah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar