ILMU MAKRIFAT DARI SYAMSUDDIN AS-SUMTRANI
“Tidak diragukan lagi, wahai saudaraku!
Sesungguhnya wujudmu dan wujud semua yang maujud,
tidaklah (memancar) dari Dzat Allah SWT, tapi dari terangnya cahaya Al-Haqq Ta’ala.
Tidak diragukan pula bahwa munculnya cahaya itu,
(mengarah) terbatas sesuai tempatnya.
Sehingga,
sudah pasti antara Al-Haqq dan tempat (cahaya memancar),
terdapat koneksi yang sumbernya adalah salah satu dari sifat Dzat.
Sedangkan
sifat itu sendiri bagi Dzat adalah salah satu nama dari nama-nama Allah Ta’ala.
Maka,
nama-nama Allah SWT telah tampak memancar pada dirimu dan pada segala sesuatu.
Dan, itu merupakan rahasia-rahasia ketuhanan.
Oleh sebab itu,
Allah SWT adalah Maha Zahir dengan zhuhûr-nya sifat Jamal dan Kamal
dari nama-nama-Nya.
Dan,
Allah SWT itu Maha Samar
dengan memperjalankan kegaiban huwiyah-Nya dalam zhuhûr-Nya.
Maka,
Allah SWT terhadap segala sesuatu Maha Mengetahui.
Pengetahuan Allah itu sendiri adalah inti keberadaan-Nya.
Sedangkan,
(apa yang kita sebut sebagai) “sesuatu” itu hanyalah serpihan tunggal
dari nama-nama-Nya yang bersifat lahiriah (tampak).
Maha Suci Allah yang telah menghalangi makhluk dengan cahaya-Nya,
dan membuat mereka tidak “melihat” karena sangat jelasnya zhuhûr Allah.
Allah SWT adalah Dzat yang Maha Nyata,
tidak ada sesuatu pun yang lebih nyata dari-Nya.
Dia Maha Samar, tidak ada yang lebih samar dari-Nya.
Maha Awal tapi menjadi inti akhir.
Maha Nyata tapi menjadi inti kesamaran.”
--Syamsuddin As-Sumatrani (w.1630) dalam Jawharul-Haqaiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar