Minggu, 17 Januari 2016

MENGHARAP BERKAH NABI & ORANG SHALEH

MENGHARAP BERKAH NABI & ORANG SHALEH

Sayyidah Aisyah r.a. menuturkan,
 "Ada beberapa bayi yang dibawa kepada Nabi SAW, 
kemudian beliau pun mendoakan dan mentahnik mereka. 
Lalu seorang bayi dibawa kepada beliau mengambil air, berdia, 
lantas beliau memercikkannya pada bekas kencing bayi itu tanpa mencucinya." 
(HR Bukhari Muslim)

Ketika menjelaskan hadis di atas, Imam Nawawi berkata, 
"Di dalamnya ada anjuran untuk mentahnik anak yang baru lahir, 
mengharap berkah melalui doa orang shaleh, 
serta anjuran membawa anak kepada orang mulia 
untuk mendapat berkah dari mereka."

Jabir r.a. mengatakan, 
"Ketika aku sakit, 
Rasulullah SAW datang mengunjungiku bersama Abu Bakar r.a. 
dengan berjalan kaki. 
Tiba-tiba aku jatuh tak sadarkan diri. 
Maka Rasulullah berwudhu 
lalu menuangkan bekas air wudhunya kepadaku 
sehingga aku kembali sadar."(HR Bukhari Muslim)

Imam Nawawi menerangkan bahwa 
hadis ini membolehkan kita mengharap berkah dari bekas orang shaleh, 
sisa makanan dan minuman mereka, 
serta keutamaan makan dan minum bersama mereka. 
(Syarh Nawawi)

Utsman Ibn Abdullah ibn Mawhib menuturkan, 
" Aku diutus keluargaku untuk menemui Ummu Salamah, istri Nabi, 
dengan membawa segelas air. 
Gelas itu lalu dicelupi sehelai rambut Nabi SAW--
Jika ada yang terkena sakit mata atau sesuatu yang lain, 
ia mengirim celupan itu kepadanya--
Aku melihatnya dan ternyata helai rambut itu berwarna merah. 
(HR Bukhari)

Maksudnya, 
jika ada di antara sahabat yang terkena penyakit mata atau penyakit lainnya, 
seseorang diutus kepada Ummu Salamah untuk mencelupkan rambut Nabi 
ke dalam air itu. 
Wadah air itu lalu dibawa kembali dan 
sahabat yang sakit meminumnya atau membasuhkannya sebagai perantara 
untuk meminta kesembuhan dan keberkahan.

Para sahabat meminta berkah 
melalui rambut, keringat, dahak, bekas air wudhu, dan bekas makanan 
yang disentuh jari Nani DAW setelah beliau makan. 
Semua itu terdapat dalam hadis shahih.

Syekh Ibnu Atha'illah mengatakan,
 "Ketahuilah, 
  langit dan bumi menghormati para wali sebagaimana manusia."

Ketika hamba menyaksikan keagungan Rabb Al-Khaliq 
dan melupakan makhluk, 
merasa tak memerlukan selain Allah, 
bebas dari semua ikatan makhluk, 
maka saat itulah 
seluruh alam menjadi pelayan bagi hamba tersebut, 
mengharap berkah darinya dan sangat menghormatinya.

--Dikutip dari Syarh kitab Taj Al-'Arus 
karya Syekh Ibnu Atha'illah, syarah Dr. Muhammad Najdat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar