Minggu, 03 Januari 2016

MEREGUK SARI TASAWUF

KEBAJIKAN-KEBAJIKAN.

Ada banyak cerita tentang Kaum Pencela Diri dalam literatur Sufi.
Misalnya, dikisahkan bahwa salah seorang Sufi malamati memutuskan 
untuk berbaring di depan sebuah masjid dengan mata tertutup  
pada waktu sholat Jum'at ketika semua pergi ke mesjid.

Seorangpedagang yang munafik menendang Sufi 
yang ternyata sedang tidur itu ketika dia masuk dan 
menghardiknya dengan keras karena tidak bangun dan pergi sholat.
Sufi tersebut membuka kedua matanya tetapi tidak berkata apa-apa 
dan tampaknya kembali tidur.
Satu jam kemudian , ketika solat telah selesai , pedagang itu keluar,
kemudian Sufi itu membuka mata nya dan berkata kepadanya,
"Ketika kau kelihatannya berdiri di hadapan orang-orang yang shalat
 dan melakukan berbagai kegiatan shalat , 
pikiranmu sepenuhnya asyik dalam urusan bisnismu 
dan sama sekali tidak bersangkutan dengan Allah, sedangkan aku 
walaupun berbaring di bawah sini degan mata tertutup , 
aku berpikir tentang Allah .
Pedagang itu,mendengar isi pikirannya selama shalat tadi dibeberkan 
kepadanya oleh seorang darwish bertampang hina y
yang tidur di pintu gerbang mesjid , menjadi penuh penyesalan 
dan tersembuhkan dari kemunafikannya.

Ahl-al-Malamah memang penawar bagi kemunafikan 
dan kecenderungan beberapa orang yang menampakkan kesalehan palsu
dalam suasana yang sangat religius dan bahkan mengambil ciri 
beberapa peringkat yang luhur , 
termasuk penerimaan teofani Nama-Nama Allah, 
meski dalam kenyataannya tidak memiliki ciri-ciri tersebut.

Ibn 'Arabi , 
menyebut Ahl al-Malamah sebagai ahli makrifat yang sempurna,
Hubungan antara sifat tulus dan jalan menuju Kebenaran 
dikemukakan di dalam , surah al-Ikhlas , yang berkenaan dengan 
Kebenaran Murni dan merangkum doktrin Islam 
tentang Keesaan Tuhan (al-tawhid).

Stasiun-stasiun yang dijelaskan sejauh ini pada akhirnya 
akan mengarahkan ke stasiun tertinggi , yaitu 
cinta (al-mahabbah)
dan pengetahuan integratif atau gnosis (al-ma'rifah).

Kita telah membahas kedua subjek ini dan tidak perlu kembali 
membicarakannya di sini kecuali untuk menyebutkan bahwa 
teks-teks klasik Sufi membahas tingkat cinta dan pengetahuan itu
ketika keduanya dianggap sebagai perhentian di jalan tersebut.
Dan tak perlu diragukan lagi, 
ini merupakan kebajikan puncak dan stasiun tertinggi 
karena menyangkut cinta dan pengetahuan tentang Tuhan 
serta pengetahuan Tuhan tentang kita dan 
cinta-Nya untuk hamba-hamba-Nya.

#HSN.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar