Sabtu, 23 Januari 2016

Zikir.

Zikir.

Arti zikir adalah mengingat. 

Apa yg kita ingat? 
Tentu Allah. 

Karena ketika kita zikir, berhubungan dgn Sang Pencipta. 

Dlm kondisi apapun, berdiri, duduk dan berbaring, kita dianjurkan utk mengingat Allah.

Umumnya kita mengingat Allah dgn cara membaca wiridan. 
Wiridan Asmaul Husna atau wiridan, tahlil, tasbih, tahmid, takbir, dan istiqfar.
Berzikir dgn membaca wiridan seperti itu tdk salah. 
Hanya saja kurang pas dgn tujuan dari zikir.

Zikir artinya mengingat. 
Berarti harus ada objek yg kita ingat. 
Pada saat kita salat objek yg kita ingat adalah bacaan dlm salat. 
Tujuannya supaya pikiran tdk mengembara.

Sedangkan Allah mengatakan di surah Taha: 14.
"Akimisalata lizikri."
Dirikanlah salat utk mengingatKu.

Allah tdk mengatakan dirikan salat utk mengingat ayat-ayatKu. 
Atau dirikan salat utk mengingat ciptaanku.
Tetapi di situ Allah mengatakan, dirikan salat utk mengingatKu.
Ini menarik sekali. 

Ternyata pada saat Allah memerintahkan kita utk mengingatNya, 
kita harus benar-benar mengingatNya, tdk boleh mengingat selain dia. 
Bahkan terhadap ayat-ayatNya sekalipun.

Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya utk mengingatNya? 

Dan apa yg harus diingat dariNya?

Di sinilah kesadaran spiritual kita dibangkitkan oleh Allah.

Bahwa 
kesadaran dlm mengingat namaNya, 
kesadaran dlm mengingat ayat-ayatNya, 
kesadaran dlm mengingat ciptaanNya, 
adalah kesadaran umum, yg siapapun bisa lakukan. 

Jangankan ulama tamatan Mesir, 
anak Madrasah pun sanggup bila hanya mengingat nama dan sifat-sifatNya Allah. 
Bahkan ada anak di bawah umur lebih hapal dari orang dewasa.
Berarti ingatan kita kpd nama, sifat, dan ciptaannya Allah ternyata tdk cukup. 
Harus ada sesuatu lagi yg perlu kita ingat, 
agar sesuai dgn maksud dari surah Thaha ayat: 14. 

"Akimissalata lizikri."
Dirikan salat utk mengingatKu.

Mengingat berhubungan dgn mengenal. 
Mengenal berkaitan dgn bertemu. 
Kalau sudah bertemu pasti bisa mengingat. 
Seperti halnya kita mengingat wajah orang tua kita sendiri.

Mari kita renungi ucapan Husein bin Manshur al Halaj, 
seorang sufi yg kontroversial itu, 

"Barang siapa mengaku telah mengenal Allah hanya dari nama-namaNya sj, 
dia belum mengenal Allah. 
Barang siapa yg mengaku mengenal Allah hanya dari sifat-sifatNya sj, 
dia belum mengenal Allah. 
Dan barang siapa yg mengaku mengenal Allah hanya dari af'alNya sj, 
dia belum mengenal Allah. 
Tetapi, 
siapa yg mengenal Allah dari Allah sendiri, 
maka dia telah mengenal Allah yg sebenarnya.

Inilah zikir yg sejati.

Ingat dari yg pernah ia saksikan.
Siapa yg harus kita saksikan? 
Tentu saja Allah. 

Setelah kita menyaksikan Allah, 
maka kalimat dirikanlah salat utk mengingatKu menjadi tepat. 
Karena yg diingat atau dizikiri hanya Allah. 
Bukan yg lain.

Lalu utk apa pungsi ayat-ayat yg kita baca pada saat salat, atau yg kita wiridkan?

Ayat-ayat yg kita baca itu adalah sarana bagi kita utk berdialoq dgn Allah. 
Makanya dlm salat ayat-ayat yg kita baca lebih banyak doa-doanya.
Begitu pula wiridan yg kita baca, semuanya adalah puji-pujian kpd Allah.

Jika kita bisa memadukan antara zikir dan wirid atau 
antara mengingat dan membaca, 
maka kesadaran spiritual kita berada pada puncaknya.
Sehingga ke mana pun menghadap, di situ selalu tampak wajahNya.

Inilah zikir yg benar. 

Jauh dari kesan riya.
Orang yg berzikir dgn benar, maka hatinya akan bergetar. 
Bukan hanya bergetar saja, ada aliran energi positif dlm tubuhnya. 
Sehingga tingkah lakunya akan terbimbing dlm kesadaran ilahi.

Berbeda dgn zikir yg umum dilakukan. 
Berzikir tanpa objek yg disaksikan, hanya menghapal namaNya saja, 
maka yg timbul adalah bayangan-bayangan.

Saat berzikir terbayanglah dosa, 
terbayang rasa takut, 
terbayang kesedihan karena banyak hutang, 
terbayang rindu keluarga, 
terbayang kampung halaman, 
terbayang penderitaan, 
terbayang sedih karena disakiti orang, dan 
masih banyak lagi bayangan-bayangan yg muncul, 
yg semua itu merupakan ungkapan perasaan hati. 
Yg akhirnya membuat berlinangan air mata.

Inilah zikir kesedihan. 

Yg diingat adalah perasaan hati bukan mengingat Allah.
Selesai berzikir, 
perasaan hati legah, 
merasa "plong", 
karena unek-unek telah dikeluarkan.

Biasanya zikir seperti ini riya dan pamernya kuat sekali.
Kemana-mana akhirnya cerita. 
Bahkan kadang memberi tahu zikir yg ia baca kpd orang lain.
Saking riyanya, pergi ke mana-mana selalu muter tasbih. 
Jika ada acara zikir akbar, ia paling duluan menangis.
Seolah-olah ia begitu dekat dgn Allah.

Lalu apakah salah mempunyai perasaan seperti itu saat berzikir?
Tdk salah, bagi yg umum. 
Tetapi bagi yg khusus, berzikir seperti itu kurang menarik. 
Karena akan mendatangkan sifat pamer dan riya.

Zikir bagi orang yg khusus adalah zikir yg tersembunyi. 
Zikir yg tdk terlihat oleh siapapun.
Mengingat dan membaca disatukan dlm batin. 
Batin membaca Asma Allah, qolbu menyaksikan kehadiranNya.
Sehingga diamnya pun berzikir. 
Tanpa komat-kamit, 
tanpa derai air mata, 
tanpa memegang tasbih, dan 
tanpa bersuara.
Sehingga zikirnya pun terbebas dari riya dan pamer.
Cukup dirinya dan Allah saja yg tahu.
Utk sampai pada tahap zikir seperti ini, 
bisa dimulai dari kesadaran.

Setiap saat dlm kondisi apapun selalu sadar utk berzikir.
Zikir itu bukan hapalan. 
Juga bukan ayat-ayat yg diucapkan.
Zikir itu adalah mengingat. 
Ada objek yg diingat.

Jika mengingat tulisan atau membaca ayat-ayat, itu namanya wirid.
Zikir berpungsi utk membersihkan diri, baik yg lahir maupun yg batin.
Banyak metode zikir yg diajarkan.
Ada zikir dgn lisan, zikir dgn qolbu, dan zikir dgn perbuatan.

Zikir lisan, mungkin sering dilakukan oleh siapapun juga. 
Begitu pun dgn zikir qolbu. 
Namun, zikir qolbu bukan membaca ayat-ayat di dlm hati. 
Tetapi mengingat apa yg pernah disaksikan.

Kemudian zikir perbuatan. 
Utk zikir perbuatan tdk semua orang bisa lakukan.
Karena zikir perbuatan lebih pada menciptakan karya 
yg berhubungan dgn kebesaran Allah.

Zikir perbuatan bukan membuat tulisan kaligrafi berlapaz nama-nama dan ayat-ayat Allah.
Zikir perbuatan adalah suatu perbuatan atau pekerjaan yg berhubungan dgn peran Allah. Ada sifat-sifat Allah di dlm setiap perbuatannya.
Sehingga perbuatannya bagian dari perbuatan Allah.

Misalnya, 
membuat pesawat terbang, membuat kendaraan, membuat makanan bergizi, 
membangun gedung sekolah, menyehatkan orang lain, dan masih banyak lagi.
Intinya karya yg diciptakannya mampu dinikmati oleh orang lain. 
Dan bisa mengantarkan orang lain utk selalu mengingat Allah. 
Termasuk membuat tulisan dan membuat lagu-lagu religi.

Itulah yg disebut zikir perbuatan. 
Berkarya dgn membawa kemampuan yg dimiliki Allah.

Zikir lisan, ya dgn menyebut-nyebut nama Allah. 
Baik diucapkan maupun di dlm hati.

Zikir qolbu, mengingat yg disaksikan.

Zikir perbuatan, 
menghasilkan karya yg menyebabkan seseorang semakin dekat dgn Allah.

Jika ketiga zikir itu bisa kita lakukan, 
maka kita termasuk ke dlm orang-orang yg beruntung.
Salam bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar