Selasa, 01 Maret 2016

RENUNGAN UNTUK MASA SENJAMU.

RENUNGAN UNTUK MASA SENJAMU.

Abu Sulaiman Ad-Darani pernah mengatakan, 
“Allah memiliki beberapa orang hamba, 
mereka menyibukkan diri dengan ibadah kepada Allah, 
bukan karena takut neraka atau berharap surga. 
Lalu, 
bagaimana mungkin mereka disibukkan oleh dunia 
dan meninggalkan Allah?”
Maka, 
wajar saja jika ada seorang murid dari Ma’ruf Al-Karkhi 
bertanya kepada gurunya, 
“Apa yang membuatmu beribadah 
dan meninggalkan pergaulan dengan manusia yang lain?”

Sejenak Ma’ruf Al-Karkhi terdiam. 
Lalu menjawab, “Aku ingat mati.”
“Ingat apanya?” tanya muridnya lagi.
“Aku ingat kuburan dan barzakhnya,” jawab Al-Karkhi.
“Ingat kuburan? 
Bagian yang mana?” tanya murid itu lagi.

“Rasa takut pada neraka dan berharap surga,” jawab Al-Karkhi.
“Bagaimana bisa begitu?”
“Sesungguhnya dua malaikat ini ada dalam kekuasaan-Nya. 
Jika engkau mencintai-Nya, maka engkau akan melupakan itu semua. 
Jika engkau mengenal-Nya, maka cukuplah itu semua!”

Ma’ruf Al-Karkhi mengingatkan kita bahwa
 perasaan takut dan berharap masuk surga adalah 
harapan rendah bagi orang yang beribadah. 
Sebab, 
orang yang benar-benar beribadah kepada Allah 
dan mengharap perjumpaan dengan-Nya, 
pasti merindukan-Nya dengan penuh cinta, 
dan pasti akan melupakan segalanya. 
Dia hanya berharap memandang wajah-Nya. 

Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa Nabi Isya a.s. bersabda, 
“Jika engkau melihat seorang pemuda mencari Tuhannya, 
maka sungguh dia akan lupa segala-galanya!”

Abu Sulaiman berkata,
 “Siapa saja yang hari ini sibuk dengan dirinya sendiri, 
maka besok dia juga akan sibuk dengan dirinya sendiri. 
Siapa saja yang hari ini sibuk dengan Tuhannya, 
maka besok dia akan sibuk dengan Tuhannya.”

Sofyan Ats-Tsauri suatu ketika bertanya kepada Rabi’ah Al-Adhawiyah, 
“Apa hakikat imanmu?” 
Lalu dia menjawab, 
“Aku tidak menyembah-Nya karena takut neraka atau berharap surga. 
Aku tidak seperti buruh yang jahat—jika dibayar bahagia, 
jika tak dibayar bersedih—Aku menyembah-Nya semata-mata 
karena cinta dan rindu kepada-Nya.”

--Imam Al-Ghazali 
dalam kitab Al-Mahabbah wa al-Syawq wa al-Uns wa al-Ridha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar