Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ilmu ma'rifatullah
tidak bisa didapat hanya dengan membaca, adapun kitab, guru dan
kesemuanya hanyalah washilah untuk mendapatkan cahayaNya, Ma'rifat tidak
diperoleh dengan membaca dan mendengar saja, itulah sebabnya walaupun
belajar banyak dari buku-buku tasawuf atau bahkan mengambil jurusan
master tasawuf di universitas sekalipun tidak akan menjamin seseorang
itu untuk mencapai tahap ma'rifat. Semua ilmu pengetahuan tasawuf yang
membahas tentang ma'rifatullah dimasa sekarang merupakan pengalaman dari
Para Guru Sufi terdahulu, dan itu sifatnya hanya untuk menjelaskan agar
kita mudah memahami tentang apa itu ma'rifat, tetapi semua itu tidak
akan pernah bisa membawa kita kepada pengalaman berma'rifat
sesungguhnya, kecuali kamu mempraktekkannya langsung, karena ilmu
ma'rifatullah bukan untuk dibahas tapi untuk dipraktekkan.
Syarat
untuk mencapai ma'rifat itu bukan pandai atau luas pengetahuannya,
karena kalau itu sebagai syarat maka semakin pandai seseorang maka
semakin dia berma'rifat kepada Allah, tetapi kenyataannya semakin pandai
seseorang semakin dia bingung dengan Tuhannya, semua itu hanyalah teori
agar engkau mudah memahami ilmu, Ilmu diperoleh dari panca indera
sedangkan ma'rifat diperoleh dari Qalbu (hati).
Orang yang sudah
mencapai tahap makrifat disebut dengan ‘Arifbillah, tetapi kadang orang
yang disebut Arif Bijaksana juga belum tentu benar-benar telah mencapai
tahap makrifat, Ma'rifat adalah kondisi dimana seorang hamba sangat
dekat dan akrab dengan Tuhannya tanpa keraguan sedikitpun siapa yang
disembah dan siapa yang dipuja itu adalah Allah bukan yang lainnya,
bukan sajadah atau dinding masjid dan bukan pula ka’bah.
Imam
Ali ketika ditanya apakah Beliau melihat Tuhan yang disembah dalam
ibadah, Beliau menjawab, “Kami tidak menyembah Tuhan yang tidak kami
lihat”. Abu Yazid berkata, “tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatiku
tentang Allah”, Makrifat berdasarkan ucapan diatas adalah pengalaman
seorang hamba ketika berjumpa dengan Tuhannya, Sayyidina Ali ketika
ditanya tentang ma'rifat, Beliau berkata, “Aku mengenal Allah dengan
Allah dan aku mengenal selain Allah dengan cahaya-Nya”.
Hadist Qudsi :
"Hai hambaku, engkau tidak akan pernah sampai kepadaKu dengan AsmaKu
dengan IlmuKu dengan huruf dan MahrufKu tapi engkau akan sampai
(mengenal) Aku dengan (Hidayah) Aku.
Wushul itu ada dua macam pertama dia bersungguh2 dalam ibadah sampai
terbuka hijab pada dirinya sendiri contohnya seperti abu mansur
al-hallaj, dan yang kedua karena anugerahnya walau separuh hidupnya dulu
diisi dengan dosa seperti main judi namun karena anugerahNya dia
mendapatkan karunia dari perjalanan hidupnya contohnya seperti ibrahim
bin adham, setelah kematian putrinya beliau bermimpi dan menjadi hikmah
lalu terbuka hijab didiri beliau.
Pengalaman-pengalaman ruhani
ini hanya bisa dicapai lewat mujahadah, berperang melawan diri sendiri,
melawan hawa nafsu annaniyah, melawan setan yang bersemayam dalam dada
setiap manusia tanpa terkecuali karena lewat itulah Allah berkenan
memberikan karunia berupa Ma'rifat yaitu mengenal Dzat Allah yang Maha
Agung.
Sebelum mencapai tahap ma'rifat, seorang salik terlebih
dahulu harus berMuraqabah sehingga dia mudah mengenali yang mana
malaikat dan yang mana setan, dia akan mudah mengenali bisikan2 halus
yang menyusup ke dalam dada dan pikiran manusia, termasuk bisikan yang
ada didalam dirinya sendiri, bisikan setan atau bisikan malaikat, godaan
iblis atau ilham dari Allah
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar