Sabtu, 07 Mei 2016

Mujahadah Muraqabah Musyahadah Makrifah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ilmu ma'rifatullah tidak bisa didapat hanya dengan membaca, adapun kitab, guru dan kesemuanya hanyalah washilah untuk mendapatkan cahayaNya, Ma'rifat tidak diperoleh dengan membaca dan mendengar saja, itulah sebabnya walaupun belajar banyak dari buku-buku tasawuf atau bahkan mengambil jurusan master tasawuf di universitas sekalipun tidak akan menjamin seseorang itu untuk mencapai tahap ma'rifat. Semua ilmu pengetahuan tasawuf yang membahas tentang ma'rifatullah dimasa sekarang merupakan pengalaman dari Para Guru Sufi terdahulu, dan itu sifatnya hanya untuk menjelaskan agar kita mudah memahami tentang apa itu ma'rifat, tetapi semua itu tidak akan pernah bisa membawa kita kepada pengalaman berma'rifat sesungguhnya, kecuali kamu mempraktekkannya langsung, karena ilmu ma'rifatullah bukan untuk dibahas tapi untuk dipraktekkan.
Syarat untuk mencapai ma'rifat itu bukan pandai atau luas pengetahuannya, karena kalau itu sebagai syarat maka semakin pandai seseorang maka semakin dia berma'rifat kepada Allah, tetapi kenyataannya semakin pandai seseorang semakin dia bingung dengan Tuhannya, semua itu hanyalah teori agar engkau mudah memahami ilmu, Ilmu diperoleh dari panca indera sedangkan ma'rifat diperoleh dari Qalbu (hati).
Orang yang sudah mencapai tahap makrifat disebut dengan ‘Arifbillah, tetapi kadang orang yang disebut Arif Bijaksana juga belum tentu benar-benar telah mencapai tahap makrifat, Ma'rifat adalah kondisi dimana seorang hamba sangat dekat dan akrab dengan Tuhannya tanpa keraguan sedikitpun siapa yang disembah dan siapa yang dipuja itu adalah Allah bukan yang lainnya, bukan sajadah atau dinding masjid dan bukan pula ka’bah.
Imam Ali ketika ditanya apakah Beliau melihat Tuhan yang disembah dalam ibadah, Beliau menjawab, “Kami tidak menyembah Tuhan yang tidak kami lihat”. Abu Yazid berkata, “tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatiku tentang Allah”, Makrifat berdasarkan ucapan diatas adalah pengalaman seorang hamba ketika berjumpa dengan Tuhannya, Sayyidina Ali ketika ditanya tentang ma'rifat, Beliau berkata, “Aku mengenal Allah dengan Allah dan aku mengenal selain Allah dengan cahaya-Nya”.
Hadist Qudsi :
"Hai hambaku, engkau tidak akan pernah sampai kepadaKu dengan AsmaKu dengan IlmuKu dengan huruf dan MahrufKu tapi engkau akan sampai
(mengenal) Aku dengan (Hidayah) Aku.

Wushul itu ada dua macam pertama dia bersungguh2 dalam ibadah sampai terbuka hijab pada dirinya sendiri contohnya seperti abu mansur al-hallaj, dan yang kedua karena anugerahnya walau separuh hidupnya dulu diisi dengan dosa seperti main judi namun karena anugerahNya dia mendapatkan karunia dari perjalanan hidupnya contohnya seperti ibrahim bin adham, setelah kematian putrinya beliau bermimpi dan menjadi hikmah lalu terbuka hijab didiri beliau.
Pengalaman-pengalaman ruhani ini hanya bisa dicapai lewat mujahadah, berperang melawan diri sendiri, melawan hawa nafsu annaniyah, melawan setan yang bersemayam dalam dada setiap manusia tanpa terkecuali karena lewat itulah Allah berkenan memberikan karunia berupa Ma'rifat yaitu mengenal Dzat Allah yang Maha Agung.
Sebelum mencapai tahap ma'rifat, seorang salik terlebih dahulu harus berMuraqabah sehingga dia mudah mengenali yang mana malaikat dan yang mana setan, dia akan mudah mengenali bisikan2 halus yang menyusup ke dalam dada dan pikiran manusia, termasuk bisikan yang ada didalam dirinya sendiri, bisikan setan atau bisikan malaikat, godaan iblis atau ilham dari Allah
Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar