Senin, 16 Mei 2016

An Nasha’ih

An Nasha’ih

Saudara-saudaraku! Apabila engkau melihat orang lain tidak senang kepada hal2 yang disukai oleh Allah swt dan membenci sesuatu yang bermanfaat buat mereka di akhirat, ingat, hati2lah kepada Allah. Jadilah engkau bertentangan dengan mereka dan berjuang melawan jiwamu untuk menyenangi hal2 yang disukai oleh Allah swt. Kadang kala ada suatu golongan yang mengaku senang dengan apa2 yang disukai oleh Allah, padahal sebenarnya mereka tidaklah demikian. Sebenarnya mereka tidak menyukai banyak hal yang disukai oleh Allah dan membenci banyak hal yang bermanfaat bagi mereka. Kerana itu, renungkanlah permasalahan kalian!.

Bagaimanakah menurutmu tentang seorang terpelajar yang ditakdirkan oleh Allah swt memiliki seorang teman yang juga berilmu dan suka memberi nasihat untuk menghalakannya menuju kecintaan kepada Allah swt, membantu mengemukakan aib dirinya serta tidak lupa pula mengarahkannya kepada tata cara mengubati dari seluruh aibnya tersebut. Seorang yang bodoh merasakan keberatan apabila diberitahu aib dirinya, atau apabila ada orang yang mengetahui keburukannya, sehingga ia merasa tersinggung terhadap orang yang suka membimbingnya, padahal ia tidak sadar bahawa dirinya telah membenci orang yang ditakdirkan Allah untuk membimbingnya.

Berteman dengan seseorang pemberi nasihat yang ingin membimbing merupakan rahmat bagi seseorang. Oleh itu, kenapa harus merasa berat untuk menerimanya dan kenapa harus merasa ragu terhadap bimbingan yang diberikan. Demikian juga halnya apabila seseorang yang simpati kepadanya, itu juga merupakan rahmat dari Allah kepada hamba-Nya. Sehingga, ia akan menghindarkan dari fitnah kedudukan, iaitu perasaan memiliki status terhormat serta perasaan memiliki pengikut setia dari kalangan masyarakat. Maka penasihat itulah yang berperanan menyelamatkannya dari fitnah tersebut, dengan membuat dirinya menjadi tidak terkenal sehingga bila ia tidak ada, tidak ada seseorangpun yang mencarinya, sebaliknya bila dia ada, tidak ada seseorangpun yang mengenalinya. Hal demikian adalah lebih selamat bagi agamanya, dan merupakan salah satu di antara karunia Allah swt kepadanya. Padahal orang yang terpedaya bersedih terhadap rendahnya nilai dirinya di kalangan masyarakat. Ia berduka kerana tidak terkenal dan merasa benci lantaran perhatian dan pilihan Allah untuk dirinya itu, padahal ia tidak mengetahui hal demikian.

Demikian juga seorang yang diperhatikan oleh Allah dengan dipalingkan darinya fitnah agar tidak melampaui batas dan tidak menjadi sibuk dengan dunianya dan lupa pada perkara2 akhirat. Allah Yang Maha Pengasih menjadikannya sedikit harta, lapang dada, selamat dalam agamanya, kurang bergaul, ringan tulangnya, sekejap tertahannya dan sedikit hisab-nya, sedikit yang ditanyakan kepadanya, segera menyeberangi di atas titian shirat dan semua itu merupakan bentuk kasih sayang Allah kepadanya.

Allah berfirman: “Hamba-ku berduka kerana Aku memalingkan dunia darinya, padahal yang demikian itu yang paling dekat kepada-Ku dan sesuatu yang lebih Aku sukai. Hamba yang berduka lantaran dunia dipalingkan darinya seakan2 ia tidak meyukai kecintaan Allah swt kepadanya sedang ia tidak merasakan. Tetapi ia selalu merasa berduka dengan sedikit harta dan menganggap perbuatan Allah kepadanya sebagai pertanda buruk, padahal ia tidak memahami apa sebenarnya yang terjadi dengan dirinya.” (Dalam Shahih At-Tirmidzi)

Orang seperti ini banyak jumlahnya, ia dicintai oleh Allah swt dan dicintai oleh orang2 yang mencintai-Nya, sedangkan dirinya benci kepada semua itu. Semoga Allah melindungi kita semua dari perilaku sedemikian.. Amin.

Shaykh Abu Abdillah Al-Harits Bin Asad Al Muhasibi ra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar