“Akan kukatakan kepada kalian tentang kepemimpinan yang benar dan yang sesuai untuk adimanusia yang berkedudukan sebagai wakil Allah di muka bumi. Sesungguhnya masing-masing manusia secara fitrah memiliki ‘kuasa-kuasa kodrati’ yang memancar dari asma’, shifat, dan af’al-Nya, Yang diwakilinya. Tiap-tiap manusia sesungguhnya memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin karena kedudukannya sebagai wakil Yang Maha Merajai di muka bumi (khalifah al-Malik fi al-ardh).”
.
“Sebagaimana raja-raja dunia yang kalian kenal, sesungguhnya tiap-tiap kalian memiliki ‘kuasa-kuasa kodrati’ untuk dimuliakan, karena dia adalah pancaran keterwakilan Yang Mahamulia di muka bumi (khalifah al-Azaiz fi al-ardh). Demikian pun, tiap-tiap manusia secara fitrah memiliki kuasa-kuasa kodrati’ untuk hidup di atas landasan hukum, karena dia adalah wakil Yang Maha Menetapkan Hukum (khalifah al-Hakam fi al-ardh).”
.
“Tetapi, ibarat benih yang ditabur di atas tanah, masing-masing manusia harus berjuang melampaui keterbatasannya untuk mewujudkan keberadaan citra dirinya sebagai wakil Allah di muka bumi. Dan, seperti yang pernah aku ajarkan kepada kalian, jalan menuju citra adimanusia yang sempurna adalah laksana rentangan antara binatang – manusia – adimanusia yang wajib dilampaui. Maka, begitulah hendaknya masing-masing manusia wajib melampaui matra kebinatangan dan matra kemanusiaannya agar mencapai kedudukan adimanusia yang sempurna.”
.
“Hanya mereka yang sudah melampaui matra kebinatangan dan matra kemanusiaan hingga menjadi adimanusialah yang pantas memimpin manusia lain. Itu berarti, hanya adimanusia yang dapat melepaskan semua pamrih pribadi untuk berkhidmat kepada tugasnya sebagai wakil Allah di muka bumi yang layak menjadi pemimpin manusia. Dan cermin terbaik dari adimanusia yang kumaksudkan adalah citra diri Nabi Muhammad Saw. dengan keempat sahabat penggantinya, yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abu Thalib. Merekalah adimanusia yang hendaknya dijadikan kiblat dan rujukan keteladanan dalam memimpin manusia.”
.
“Lihatlah citra kehidupan Nabi Muhammad Saw., sang penyampai Kebenaran, guru, dan pemimpin manusia. Beliaulah sang adimanusia yang dengan tegas menolak jabatan raja, istri cantik, dan harta kekayaan dengan berkata begini: ‘Andaikata rembulan ditaruh di bahu kananku dan matahari ditaruh di bahu kiriku, niscaya aku tidak akan meninggalkan tugasku.’ Ya, itulah citra adimanusia, yang tidur beralaskan anyaman daun kurma dan menambal pakaian dengan tangannya sendiri. Itulah citra adimanusia yang menguasai Jazirah Arabia dan Baitul Mal, namun saat wafat tidak meninggalkan warisan apa-apa kecuali Kitab Allah dan keteladanan hidup.”
.
#Novel Syaikh Siti Jenar #Quote
Tidak ada komentar:
Posting Komentar