Minggu, 19 Juni 2016

DO'A

"Wahai Guru, 
mengapa kita dianjurkan untuk mengangkat tangan ke arah langit 
ketika berdoa?"

"Anakku yang budiman, 
pada awalnya tidak dikenal atas-bawah-kiri dan kanan. 
Arah-arah ini Dialah yang menciptakan dengan perantaraan penciptaan manusia. 
Karena manusia diciptakan memiliki kepala dan kaki, 
maka disebutlah nama atas bagi sesuatu yang mengiringi kepala 
dan nama bawah bagi sesuatu yang mengiringi kaki. 
Kemudian Allah ciptakan dua buah tangan bagi manusia, 
biasanya salah satu tangan lebih kuat dibandingkan tangan yang lain. 
Maka disebutlah nama kanan bagi tangan yang lebih kuat 
dan arah yang lain disebut kiri.

Jadi, 
pahamilah bahwa penamaan arah-arah itu adalah 
hal yang baru sesuai dengan gerakan yang dilakukan manusia. 
Seandainya manusia diciptakan dengan bentuk bulat 
seperti bola maka arah-arah itu tidak akan ada sama sekali.

Sedangkan Allah Ta' ala Dia Maha Tinggi dari segala penamaan, 
Ia meliputi segala sesuatu. 
Adalah manusia yang melabeli sesuatu sebagai 
baru, lama, lambat, cepat, baik, buruk, tinggi dan rendah. 
Namun pada hakikatnya 
semua yang mewujud di alam berasal dari sumber yang sama. 
Seperti halnya cahaya putih yang terurai 
menjadi warna pelangi setelah melalui sebuah prisma. 
Itu mengapa kita diajarkan 
untuk berupaya melihat kebaikan pada apapun 
yang sedang dan telah terjadi, 
yang kita anggap baik dan buruk 
sejatinya sebuah kebaikan semata 
yang datang dari pancaran sinar kasih-Nya.

Adapun mengangkat tangan ke langit ketika bermohon itu 
karena langit adalah kiblat do'a. 
Dan di dalamnya juga terdapat isyarat 
kepada kemuliaan dan ketinggian. 
Sungguh Dia itu Maha Tinggi di atas seluruh yang maujud."

(Adaptasi dari Ihya 'Ulumuddin yang ditulis oleh Imam Al Ghazali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar