Jumat, 30 Oktober 2015

DZIKRULLAH ( MENGINGAT ALLAH ) 3

ADA BERAGAM DZIKIR
update 02-07-2014
  
Dzikir anggota badan dan panca indera adalah mempergunakan anggota badan dan panca indera untuk keta’atan beribadah semata-mata kepada Allah, untuk memperbanyak amar makruf dan menjauhi hal-hal yang munkar.  Ini sudah tercermin di dalam makna hakikinya bersuci dan sholat.
Dzikir lisan adalah dengan cara membaca Al Qur’an, takbir, tahlil, tahmid, istigfar , do’a, wirid dsb.   dengan suara yang dapat didengar oleh telinga.
Dzikir qolbi adalah menghadirkan hati dengan penuh keyakinan akan keberadaan Dzat, Sifat, Asma dan Af’al Allah, Dzat yang maha melihat, maha mendengar, maha mengetahui dan maha kuasa atas segalanya. Dzikir qolbi dilakukan dalam hati tanpa bersuara. Semua panca indera dan seluruh tubuh ditutup (dimatikan). Dunia tidak  tampak lagi, alam wadah tampak jelas, Ruhani yang berkomunikasi dengan Allah. Sejak semula memang hanya Ruhani yang bisa berkomunikasi dengan Allah. Ruhani berasal dari Nur Muhammad.  Untuk mengenal Tuhan harus melalui Tuhan. Berarti bila kita hendak berkomunikasi dengan Tuhan harus melalui bahasa Ruhani, berarti jasmaninya harus diam, hening, harus bisa mati sebelum mati.  Ruhaninya yang menjerit mengumandangkan Asma Dzat.  Jeritan Ruhani akan menembus tujuh petala langit, mencapai Arasy. 
Dan sebutlah nama Tuhan-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara ( AL A’RAF 7 : 205 )

Dzikir Haqq adalah dzikir di dalam sir, sudah dalam keadaam fana, Aku Yang Bicara, suatu tingkatan dzikir yang paling tinggi, dzikir gerak rasa dari  suara hati atau shabda .. HU .. HU.. atau dzikir apapun, sesuai suara hati… ikuti saja sesuai Shabda…

Dengan cara dzikrullah berarti kita sudah mulai melatih diri untuk melakukan shalat yang kekal, dimana kiblat yang terdekat adalah menghadapkan diri kepada diri kita sendiri.  Pengertian Dzikrullah yang lebih luas adalah tidak hanya sekedar duduk tafakur sambil mengucapkan Asma Allah semata, akan tetapi mengingat Allah secara berkesinambungan, secara istiqomah, setiap gerak-gerik kita, tingkah laku kita senantiasa ingat kepada Allah yang mengawasi dan menyaksikan gerak-gerik perbuatan kita.  Dengan demikian perilaku dan nafsu kita akan menjadi terkendali.
Bila dalam setiap perilaku kita senantiasa disertai ingat kepada Allah semata, benar-benar Lillahi Ta’ala, benar-benar ikhlas kepada Allah maka itulah yang sebenar-benarnya ibadah yang akan membawa keselamatan dunia akhirat bagi yang melaksanakannya.  Hatinya bersih karena terisi Asma Allah, tidak terisi angan-angan kotor, tidak memper-Tuhan-kan hawa nafsunya yang merupakan dosa syirik tersembunyi.  Oleh karena itu pengertian bersuci, shalat dan dzikrullah adalah merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain, ketiga-tiganya harus dilaksanakan serempak, direalisasikan dan diterapkan makna haqiqinya di dalam kehidupan sehari-hari agar ibadah kita menjadi sempurna.

Al kisah : Setelah selesai perang Badar, Rosulullah bersabda : Kita baru saja kembali dari Jihad Kecil dan kini memasuki Jihad Besar. Salah seorang Sahabat bertanya : Ya Rosulullah apakah Jihad Besar itu ??
Rosulullah menjawab : Perang melawan hawa nafsu …
Perang melawan hawa nafsu berlaku bagi semua umat manusia di dunia. Di dalam perang ini musuhnya tidak tampak oleh mata, musuhnya sangat halus (latif).
Di dalam tubuh manusia ada tujuh tempat yang disebut Latifah sebagai tempat bersarangnya hawa nafsu yang harus dibersihkan dengan Asma Allah.
Konsep tujuh latifah ini pertama kali di ajukan oleh Syekh Ahmad Naqsyabandi, seorang sufi pada abad ke 11.  Ajarannya disebut tareqat Naqsyabandiyah.

TUJUH LATIFAH menurut AL Banjari dari Martapura Kalimantan Selatan :
Latifatul Qulbi : Yang berhubungan dengan jantung jasmani, letaknya 2 jari di bawah susu kiri, tempat bersarangnya sifat-sifat kemusyrikan, kekafiran, ketahayulan dan sifat-sifat iblis, membersihkannya dengan cara dzikir Allah-Allah 5000 kali.  Cahayanya berwarna kuning.

Latifatur Ruh : Letaknya 2 jari di bawah susu kanan, tempat bersarangnya sifat Bahimiyah (binatang jinak), membersihkannya dengan dzikir Allah-Allah 1000 kali. Cahayanya berwarna merah.

Latifatus Sirri : Letaknya 2 jari di atas susu kiri, tempatnya sifat Syabiyah (binatang buas), dholim, aniaya, pemarah, pendendam. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali. Cahayanya berwarna putih.

Latifatu Khofi : Letaknya 2 jari dia tas susu kanan, dikendarai oleh limpa jasmani, tempat sifat dengki, khianat. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali. Berwarna Hitam.

Latifatu Akhfa : letaknya di tengah dada, berhubungan dengan empedu jasmani, tempat sifat Rabbaniyah, yaitu sifat ria, takabur, sombong, ujub, memamerkan kebaikan, akan tetapi disini juga merupakan tempat sifat ikhlas, khusu, tadaru dan tafakur. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali.  Cahayanya berwarna hijau.
Latifatu Nafsun Natiqa : Letaknya diantara 2 kening, tempat nafsu amarah, nafsu yang mendorong untuk berbuat kejahatan. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali.

Latifatu Kullu Jasad  : Latifah yang mengendarai seluruh tubuh jasmani, tempat sifat jahil, ghaflah (lalai). Pada tempat ini terdapat juga sifat Ilmu dan Amal. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali.

Silahkan, bila kita mampu melaksanakan tata cara dzikir seperti di atas !!? Tuhan tidak menilai jumlah bilangannya, akan tetapi keikhlasannya.  Metode berdzikir sesungguhnya sangat beraneka ragam. Setiap manusia memiliki kemampuan dan kesempatan yang berbeda. Ada yang sibuk, ada yang santai.  Allah tidak pernah menyusahkan umatnya.  Sebagaimana Sholat masyalah tata-cara dzikir pun di dalam Al Qur’an tidak ada rinciannya.  Oleh karena itu silahkan pilih metode dzikir yang sederhana, cocok dan pas serta mampu kita laksanakan menurut keyakinan hati kita sendiri.  Sehingga sesibuk apapun,  masih bisa melaksanakan dzikir dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.   ENJOY AJA LAGI …!!!

TATA CARA DZIKIR QOLBI

Ada bermacam-macam cara untuk melakukan dzikrullah, tergantung dari guru pembimbing ruhani kita. Tidak setiap orang yang berilmu bisa menjadi pembimbing ruhani. Ada beberapa persyaratan untuk menjadi guru pembimbing ruhani yang menurut Al Ghazali dalam buku O, ANAK adalah sebagai berikut :
Dia benar-benar berilmu dan matang, dia telah melepaskan diri dari masalah keduniawian, pelajaran yang dia peroleh mempunyai silsilah yang jelas dari guru ke guru ruhani sebelumnya sampai ke Rosulullah sendiri. Di dalam kehidupan sehari-harinya dia bersahaja, sabar, shalat, syukur, tawakal, yakin, tak pernah mengeluh, berhati tenang, berdada lapang, rendah hati, berlaku benar, bermalu, menepati janji, tetap hati, tidak tergesa-gesa dsb.
Guru pembimbing ruhani yang memenuhi kriteria Al Ghazali tersebut sungguh sulit dicari, apalagi di abad globalisasi ini. Kriteria nya mungkin bisa kita tambah mungkin bisa kita kurangi. Misalnya : Dia harus seorang sarjana agar daya analisa dan wawasan berpikirnya menjadi lebih luas. Dia mempunyai pengalaman bathin pernah bertemu dengan Rosulullah, sehingga kita harapkan dia bisa membimbing kita, secara minimal bisa mempertemukan kita dengan Rosulullah. Dalam hal ini Iblis pun tidak bisa merubah bentuk dirinya seperti Rosulullah.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana jadinya seandainya kita tidak sempat berjumpa dan berguru kepada guru pembimbing ruhani yang seperti itu ??? Untuk itu kita tak perlu khawatir, karena sesungguhnya Guru Sejati ada di dalam diri… di dalam SIR ada AKU, tempat AKU menyimpan rahasia… Berarti pintu ijtihad masih tetap terbuka… Jangan percaya kepada orang-orang yang sangat mengkultuskan gurunya bahwa kalau tanpa bimbingan guru maka pembimbingnya adalah syaetan.  Apakah murid harus di bai’at…???  Kata Rosulullah tidak ada kewajiban bai’at bagi kaum muslimin…Kuncinya adalah yakin dan tetap berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunah Rosulullah, bukan berpegang pada guru mursid,  insya Allah kita pasti selamat.  Sekali lagi, Guru Sejati ada di dalam diri…
Bacalah dan Tuhanmulah Yang MahaPemurah, yang mengajarkan manusia melalui kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya
( Al Allaq 96 : 1-5 ) … Allah Guru Sejati
Bertakwalah kalian kepada Allah dan Allah akan mengajari kalian …
( Al Baqarah 2 : 282 )… Allah Guru Sejati…
Allah akan membimbing dengan Cahaya-nya kepada Cahaya-Nya bagi yang dikehendaki-Nya ( An Nuur 24 : 35 )… Allah Guru Sejati…
Dia akan memberi petunjuk kepada Hatinya ( AT-TAGABUN 64 : 11 )

Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu berkata kepada manusia : Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah … ( ALI IMRAN 3 : 79 )
Orang-orang yang berjuang di jalan Allah, tentu Kami bimbing mereka ke jalan-jalan Kami ( AL ANKABUT 29 : 69 )

Tuhan akan membimbing  dengan Cahayanya  kepada Cahayanya bagi siapa yang Dia kehendaki ( AN-NUUR 24 : 35 )
Cahaya itu menerangi rumah-rumah, di dalamnya Allah telah berkenan untuk dihormati dan disebut Namanya serta bertasbih di waktu pagi dan petang
( AN NUUR 24 : 36 )

Jangan mempersekutukkan-KU … Sucikanlah rumahku … ( AL HAJJ 22 : 26 )
Rumah yang mana … ???  Silahkan renungkan sendiri …

Bila hamba-Ku mencintai Ku, maka Akupun akan mencintainya.
Bila hamba-Ku mendekati Ku sejengkal maka Aku akan mendekati dia sedepa, bila dia mendekati Ku dengan berjalan maka Aku akan mendekat kepadanya dengan berlari ( Hadits ).

Tidaklah ada satu cara untuk mendekatkan diri kepada-Ku, yang lebih Aku sukai dari pada mengerjakan apa yang Aku perintahkan dan tidaklah berhenti hamba-Ku mendekatkan diri kepada Ku dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang nawafil (sunah), sehingga Aku pun mencintai dia.  Dan bila Aku mencintainya maka Aku-lah yang menjadi penglihatannya ketika ia melihat, Akulah yang menjadi tangannya ketika ia memukul, Akulah yang menjadi kakinya ketika ia berjalan. Akulah yang menjadi hatinya ketika ia berkehendak.  Dan bila ia memohon kepada-Ku, Aku kabulkan dia. Bila dia berlindung kepada-Ku, Aku lindungi dia ( HADITS ).

Walaupun Dzikir Asma Allah merupakan amalan sunah ( bukan amalan wajib ), akan tetapi Dzikir dalam arti kata yang luas merupakan jalan terdekat menuju kepada Allah.  Sebetulnya arti harfiahnya dzikir dan meditasi adalah sama, yaitu mengosongkan pikiran sambil mengulang-ngulang nama Tuhan, dengan nama Tuhan apapun yang kita sebut, asalkan Nama Yang Baik-baik.  Bila kita dekat kepada Allah, maka kita akan diberi kemudahan, kekuatan Daya Ketuhanan dan perlindungan Allah bahkan Allah berkenan membuka tabir bagi para sufi untuk belajar ilmu langsung dari Lauh Mahfudz .  Itulah keistimewaan dzikir-meditasi.  Itulah karunia Allah yang sangat luar biasa bagi umat Muhammad.  Siapapun yang mengerjakannya, apapun agamanya, hasil akhirnya akan sama, baik secara fisik maupun secara spiritual.   Seperti kata Jalaluddin Rumi : Apapun agamanya buah dari keimanan tidak pernah berubah, keadaannya, tempatnya dalam kehidupan serta efek-efek yang dihasilkannya adalah sama dimana-mana.  Dari segi fisik kita buktikan berdasarkan hasil hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rekaman gelombang otak dan rekaman cahaya aura.   Otaknya menjadi cerdas, sehat serta hidupnya sukses.   Dari segi spiritual : jiwanya tenang, perilakunya terkendali, ahlaknya baik, intuisinya tajam dan akhirnya mencapai pencerahan spiritual.      
Oleh karena itu metode dzikir qolbi bisa kita bagi sebagai berikut :
Dzikir setelah berdo’a agar jalan kita terang dan hidup kita lapang
Dzikir pembuka dan pembersih
Dzikir untuk menghimpun daya ketuhanan
Dzikir pelepasan ruh atau mi’raj, Out Of Body Expereance.


DZIKIR SETELAH BERDO’A
Bila kita hendak melakukan latihan dzikir, sebaiknya kita lakukan shalat sunah terlebih dahulu agar suasana religius, suasana sakral, khusyuk, hening dan hidmat bisa kita bina tahap demi tahap memasuki gelombang Alfa dan Teta. Biasanya dilakukan setelah shalat Isa dan dianjurkan pada jam ganjil, misalnya pkl 21.00, bisa juga pkl 23.00 atau pkl 01.00 setelah lewat tengah malam.
Menurut para sesepuh untuk pengisian pribadi sebaiknya dimulai pkl 01.00 yang merupakan angka Alif, dimana pada saat itu suasananya sudah cukup sepi dan juga memasuki sepertiga malam. Pada saat tersebut Allah juga berkenan mengutus malaikat-malaikatnya bagi hamba-hamba yang sedang mendekatkan diri kepada Nya.  Adapun shalat sunah yang dianjurkan adalah shalat Taubat, shalat Hajat dan istikharoh, tergantung dari kebutuhan pribadi masing-masing.
Sebelum shalat Sunah, terlebih dahulu kita berdo’a dengan apa yang disebut do’a kunci, sebagai do’a pembukaan dan sebagai do’a penutup, adalah sbb : (1 s/d 4).
A’udzubillaahiminasy syaethonnirrojiim                                   1 kali
Basmalah                                                                                           3 kali
Dua kalimah syahadat                                                                    1 kali
Innalillahi wa inna ilahi roojiuun                                                 1 kali
bisa di isi do’a lain sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya : membaca haoqollah
Laa haola wala kuwwata ilaa bilaahil aliyil adhim 1 kali untuk penyerahan diri secara total kepada Allah. (Ya Allah, Ya Abdal Jabar) 3 kali untuk menambah kekuatan dan menggetarkan generator (AKU) dalam diri kita.

Masing-masing shalat sunah dikerjakan 2 raka’at  yang diakhiri dengan salam.  
Bisa juga pada saat niat, ketiga shalat sunah tersebut kita gabung dan dikerjakan cukup dengan 4 raka’at saja, setiap selesai 2 raka’at diakhiri dengan salam dengan niat sbb :
Usholi sunatan li istiharoti ma’a taobati li qodo’il hajati … dst …
Pada raka’at ke 1, setelah membaca surat Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 10 kali. Pada raka’at ke 2, setelah membaca surat Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 20 kali. Kemudian diakhiri dengan salam.
Pada raka’at ke 3, setelah membaca Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 30 kali.
Pada raka’at ke 4, setelah membaca Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 41 kali.
Kemudian diakhiri dengan salam.
Setelah selesai shalat sunah kemudian membaca AL Fatihah yang dihadiahkan kepada Rosulullah, membaca Al Fatihah untuk para nabi dan para wali Allah, untuk para sahabat, para Tabiin, para Malaikat, untuk para suhada, para guru, para sesepuh kita khususnya untuk kedua orang tua kita, diri kita sendiri serta untuk anak-istri, keluarga kita.
Membaca Surat Al Ikhlas 3 kali, Al Falaq 1 kali dan An Nas 1 kali, Al Baqarah 2 : 1-5 dan 163, Ayat Qursyi dan Al Kafirun 1 kali.
Membaca tahlil : Laa ilaaha ilallah (minimal 19  kali atau 41 kali )
Membaca salawat nabi (minimal 19 kali atau 41 kali ).
Membaca istigfar 14 kali atau 41 kali (7 kali untuk mohon ampunan dosa lahir dan 7 kali berikutnya untuk dosa bathin).
Bila ingin lebih lengkap, silahkan membaca tasbih, hamdallah, tahlil, takbir, tahmid.
Angka 19 dan angka 41 adalah angka angka istimewa di dalam Al Quran.
Kemudian membaca do’a khusus, yang sesuai dengan maksud dan tujuan kita (hajat kita) secara pribadi atau yang sesuai dengan petunjuk guru pembimbing ruhani kita, misalnya :
Untuk mengenal jati diri (diri yang sejati) yang dibaca adalah sbb :
Surat Al Kahfi 107 s/d 110 sebanyak 101 kali (minimal 41 kali), Surat An Nur 24 : 35 (minimal 41 kali), diakhiri Surat Al Qaf 50 : 22  ( minimal 41 kali ) yaitu :
Fakasyafnaa anka gito aka fabashorukal yaoma hadid.   Kami singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam.
Bagi mereka yang sedang menuntut ilmu, yang dibaca cukup : Surat An Nur 24 : 35 dan surat Al Qaf 50 : 22 saja.  
Bagi pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak : Surat Yaassiin 36 : 82.
Bagi mereka yang ingin mendapatkan jodoh yang hak, yang maslahat lahir dan bathin, bacalah Surat Al Anbiya 21 : 89, Surat At Taubah 9 : 128-129 dan Yasin 36 : 82.
Sesungguhnya masih banyak lagi do’a-do’a lain dengan makna yang tersurat dan yang tersirat sesuai dengan maksud dan tujuan kita pribadi.  Silahkan pilih dan cari sendiri dalam Al Qur’an.
Baca do’a kunci 1 kali… dilanjut dengan membaca ( Yaa Allah yaa abdal jabar ) 3 kali

Selanjutnya munajat dalam hati :
Ya Allah … Engkaulah yang maha mendengar dan maha mengetahui apa yang aku ucapkan dan apa yang ada di dalam hatiku.  Oleh karena itu Ya Allah… limpahkanlah ampunan Mu dan Kasih Sayang Mu kepada diriku.
Ya Allah … aku bersyukur atas segala nikmat dan karuniaMu, rahmat dan barokahMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku, baik pada masa lalu, masa kini maupun pada masa yang akan datang.
Ya Allah .. Hamba mohon izin dan keridhoan Mu … (sebutkan satu persatu apa-apa permasalahan yang sedang kita hadapi, misalnya ingin melihat jati diri).
Ya Allah .. aku serahkan segala urusanku kepada Mu, Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segalanya ( pasrah total ).  Boleh dilanjut dengan membaca haoqollah.  Kita tidak boleh memaksa Allah, setiap permohonan harus diserahkan kembali kepada Allah Yang Maha Kuasa dan  Yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hambaNYA.
Kemudian kita berdzikir,  biarkan “Tangan” Tuhan yang bekerja. 
Duduklah dengan santai diatas kursi atau duduk bersila diatas lantai dengan alas yang empuk.  Duduk setegak mungkin, tapi jangan dipaksakan.  Usahakan agar posisi kepala dan tulang ekor membentuk satu garis lurus.  Pandangan lurus kedepan, mata dipejamkan.  Santai, senyum dan pasrah.  Kedua telapak tangan berada di atas paha, menghadap ke bawah. Bila duduk bersila, kaki kanan di atas, kaki kiri dibagian bawah, kedua telapak kaki menghadap ke atas.  Kedua lengan bersilangan, lengan kanan menyilang di atas lengan kiri, seolah-olah membentuk huruf Lam Alif.  Telapak tangan kanan berada di atas telapak kaki kanan, dan telapak tangan kiri menempel pada betis kaki kanan, seolah-olah menutupi telapak kaki kiri, sehingga energi bio-elektrik atau gelombang elektro-magnetik yang terpancar baik dari telapak kaki maupun dari telapak tangan tidak ada yang terbuang, masuk kembali ke dalam tubuh.   

Selanjutnya :
Baca do’a kunci 1 kali
Untuk menggerakkan generator baca : (Ya Allah, Ya Abdal Jabar) 3 kali.
Untuk penyerahan total baca : laa haola walaa kuwata ilaa bilahil aliyil adhim 1 kali
Baca : Kodimul hajati wal hajatu goibus siri masya Allah walaa haola walaa kuwata ila billaahil aliyil adzim.
Baca : Illaahi antal makshudi wa ridhoka mathlubi. Kaf Ha Ya Ain Shod Kifayatuna. Ha Mim Ain Sin Qof Himayatuna.
Ya Allah, kumohon cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu…
Baca : Illahi antal makshudi wa ridhoka mathlubi, A’thini mahabbataka wa makrifataka. Ya Allah Engkaulah tujuanku, keridhoan Mu yang aku cari, aku mengharapkan kasih sayang Mu serta perjumpaan dengan Mu …
Membentengi diri dan seluruh penghuni rumah.
Niat dzikir.

Berserah diri kepada Allah merupakan benteng keikhlasan yang tidak bisa ditembus oleh apapun yang bersifat bathil. Berarti tanpa kita membentengi diri secara khususpun sesungguhnya pada saat kita melakukan dzikrullah dengan hati yang pasrah, maka dengan sendirinya kita sudah mendapat perlindungan dari Allah SWT.  Namun bila kita ingin lebih mantap  lagi, maka buatlah benteng perlindungan secara khusus sebelum kita melakukan dzikir dan meditasi tersebut.






CARA MEMBENTENGI DIRI :
Kita mohon izin dan keridhoan Allah, niat membentengi diri sendiri serta seluruh penghuni rumah ini dari segala sesuatu yang bersifat negatif yang berasal dari mahluk kasar maupun makhluk halus, saat kita sadar maupun saat tidak sadar.
Mata dipejamkan, ujung lidah dilipat ke atas. Tarik nafas perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan HU atau asma Allah berulang-ulang, seolah-olah Dzat Allah memasuki tubuh kita melalui pusar atau ubun-ubun, sampai rongga dada terasa penuh. Kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan sambil dalam hati mengucapkan Asma Allah… Allah .. allah .. Allah …   Bayangkan seolah-olah Dzat Allah ( Asma Allah ) keluar melalui pusar atau melalui lubang hidung berderet-deret untuk membentengi diri kita searah jarum jam, membuat lingkaran pagar imaginer dari Asma Allah lapisan pertama. Kemudian kita buat benteng lingkaran spiral imaginer Dzat Allah kearah vertikal (ke atas) seperti selubung silinder, dengan alas seluas lingkaran yang kita buat.  Seberapa tingginya, ini juga terserah kita, bisa 1 meter atau lebih. Kemudian benteng silinder tersebut bagian atasnya kita tutup dengan membentuk tutup seperti lingkaran spiral obat nyamuk yang semakin ke tengah semakin mengecil atau seperti bentuk kerucut. Sampai di titik tengah, di puncak kerucut, kemudian kita membuat poros ke bawah ke arah ubun-ubun kita, terus ke arah bawah, menembus bumi.  Dengan tata cara seperti di atas, kita bisa membuat benteng keikhlasan lapisan kedua, ketiga dan seterusnya sampai seluas pekarangan rumah, untuk melindungi seluruh penghuninya, itu terserah kita.
Setelah selesai membentengi diri sendiri serta seluruh penghuni rumah, selanjutnya kita mulai melakukan dzikir-meditasi dengan penuh keheningan dan keikhlasan.

NIAT DZIKIR :
Nawaitu dzikullaahi ta’ala.                        Hamba niat dzikrullah
Al jasadu kiblatul qolbi                              Jasad saya menghadap ke hati
Wa qolbi kiblatur ruuhi                              Hati saya menghadap ke ruh
Wa ruuhi kiblatullaahi                               Ruuh saya menghadap ke Allah
Allahu Akbar                                                Allahu Akbar

Selanjutnya :
Mata dipejamkan, ujung lidah dilipat ke atas menyentuh langit-langit. Berarti kita telah menghubungkan kabel generator bio-elektrik, Energi Kundalini yang ada di dalam tubuh kita, serta menutup seluruh panca indera dan menutup seluruh tubuh kita, menutup sembilan pintu.  Dengan perkataan lain kita telah mematikan seluruh jasmani kita.  Kita menutup kitab diri.  Kita mulai hening, kosongkan hati dan pikiran, jangan mengingat apapun selain mengingat Allah, dalam hati hanya ada Allah.   Bagi para pemula, agar hati dan pikirannya tidak menerawang kemana-mana, dengan cara membayangkan  lafad Allah atau membayangkan wajah ibu kita atau wajah kita sendiri.   Bisa juga dengan cara membayangkan titik jauh di cakrawala atau  kita bayangkan diri kita sedang bersimpuh di depan Ka’bah. 
Energi Kundalini akan naik dari arah perineum ke tulang ekor menyusuri tulang belakang, naik ke atas kepala terus ke depan, turun kebawah melalui perineum dan seterusnya berputar mengelilingi tubuh kita.  Bila ujung lidah terlepas dari langit-langit, maka putaran energi tersebut akan terhenti.   Putaran bio-elektrik tersebut semakin lama akan semakin cepat dan semakin luas serta semakin tinggi mencapai Arasy.  Pada saat kita mencapai puncak meditasi, terjadilah trans mistik  atau terjadi ekstase.   Kita larut atau lebur atau fana menurut istilah Al Gazali atau samadi menurut orang Hindu.  Bila otak kita direkam saat ekstase gelombangnya adalah gelombang Theta dengan frekuensi rendah sekitar 4 - 7 Hz, getaran medan energinya besar, terjadi saat antara terjaga dan tidur.  Pada saat tidur gelombangnya adalah Delta, frekuensinya antara 0 - 3 Hz, getaran medan energinya rendah.  
Dari segi medis ujung lidah yang menempel pada langit-langit akan merangsang ujung sarap di daerah dasar tenggkorak ( sela tursika ).  Rangsangan tersebut  akan merangsang kelenjar-kelenjar hormonal Hypofisis, Hypothalamus, Thalamus dan Pineal untuk bersekresi. Dari Hypofisis sekresi HGH ( Hormon pertumbuhan ) akan meningkat, sehingga tampak wajah mereka menjadi lebih segar, lebih bercahaya.  Daya kekebalan tubuh dan sel T ( sel anti kanker ) juga akan meningkat.  Dari Hypofisis juga dikeluarkan Endomorphin dan dari kelenjar Pineal akan dikeluarkan Melatonin, sehingga terjadilah  relaksasi yang dalam serta ektase.
Dengan menempelkan ujung lidah ke langit-langit berarti seolah-olah kita menyebut Asma Allah secara berkesinambungan tanpa terputus.  Selain itu, dengan ujung lidah tersebut, kita mengukir Asma Allah pada langit-langit, sehingga bila saatnya tiba dimana kita tidak sanggup lagi mengucapkan Asma Allah, maka cukup dengan menempelkan ujung lidah kita pada ukiran tersebut berarti kita eling, ingat kepada Allah dan bila kemudian kita meninggal, kita meninggal dalam keadaan muslim.  Meninggal dalam keadaan berserah diri kepada Allah.  Oleh karena itu dzikir lebih utama… ( AL ANKABUT 29 : 45 ).
Jadi apapun agamanya dzikir–meditasi adalah jalan yang terdekat menuju Tuhan, terserah kita menyeru Tuhan dengan Nama apa saja yang baik-baik.
Mulailah dengan menarik nafas perlahan-lahan dan keluarkan pula dengan perlahan-lahan, santai, senyum dan pasrah tanpa beban apapun. Ulangi cara pernafasan tersebut 3-4 kali, tergantung keinginan kita, sambil merasakan semua otot-otot dari mulai ujung kaki sampai seluruh tubuh, menjadi rileks, kemudian rasakan pikiran kitapun menjadi rileks, selanjutnya kita rasakan seluruh tubuh dan pikiran menjadi rileks.  Jangan mengingat apa-apa lagi selain mengingat Allah.
Ucapkan dalam hati laa ilaha ilallah 165 kali dengan cara sebagai berikut : Laaa…dari pusar ke kepala menembus 7 petala langit …  semuanya tiada kecuali Allah, kemudian : ilaha ke dada kanan dan ilallaah ke dada kiri , ditutup dengan  Sayyidina Muhammadurosulullah s.a.w.  1 kali.

Selanjutnya pernafasan tetap seperti biasa diatur dengan tenang, setiap menarik dan mengeluarkan nafas, di dalam hati hanya mengucapkan Asma Allah … Allah … Allah … berulang-ulang tanpa batas hitungan.  Yang diperhatikan hanya keluar masuknya nafas dan Asma Allah agar pikiran kita tidak mengembara kemana-mana.
Tarik nafas perlahan-lahan tanpa terlihat adanya gerakan pernafasan, santai, rileks, sambil dalam hati mengucapkan Asma Allah … Allah … Allah seolah-olah Dzat Allah masuk melalui pusar sampai rongga dada terasa penuh.  Turunkan diapragma dengan cara mengempiskan rongga dada dan mengembangkan rongga perut.  Tahan napas sebentar kemudian hembuskan perlahan-lahan. Demikian seterusnya, sampai semampu kita. Yang kita perhatikan hanya sekedar keluar masuknya nafas, serta dzikrullah yang berkesinambungan agar otak tidak memikirkan hal lain, otak bisa santai dan beristirahat dari segala keruwetan hidup, maka pasrahlah kepada Allah … bukan berkonsentrasi.  Semakin kita berusaha berkonsentrasi, otak kita akan bekerja semakin keras.  Biarkan segalanya terjadi secara alami, bagaikan air yang mengalir.   Santai, senyum dan pasrah kepada Allah.
Dzikir dengan cara seperti di atas dilakukan tanpa batas hitungan, sebagai patokan awal lakukanlah secara bertahap selama 10 menit, kemudian 20 menit sampai 30 menit,  bahkan sampai 150 menit, semampu dan seikhlas kita.  Karena yang dinilai bukan sekedar jumlah dan lamanya akan tetapi keikhlasan mengerjakannya, sampai dunia sekitarnya (Wahidiiyyah) lambat laun tidak dirasakan lagi keberadaannya.  Daya konsentrasi secara alami dengan sendirinya mulai meningkat, karena keseluruhan otot dan pikiran menjadi rileks.  Selanjutnya secara bertahap kita mulai memasuki alam bawah sadar, mulai masuk kedalam SIR atau masuk ke dalam kesadaran kosmis, memasuki suasana samadi, suasana fana, suasana dimana kita dan alam sekitarnya terasa sangat hening.  Kita merasa lebur dan larut dengan alam.
Pada tahapan ini mulai tampak Alam Wahdah, dunia dan sekitarnya tidak tampak lagi, di dalam qolbu (hati) hanya ada Allah … Allah … Allah … tidak ada yang lain. Naumi aini wa laa naumi qolbi, matanya tertutup tapi hatinya melek.
Pada tahapan ini tidak ada perbedaan lagi antara terjaga dan tidur, tak ada perbedaan lagi antara hidup dan mati.  Dalam kekosongan ada isi.  Tuhan akan memperlihatkan keindahanNya (sifat Jamal Nya).   Itulah kasyaf menurut Al Gazali.
Sekali lagi jangan memaksa Allah, setiap kali kita memohon kepada Allah, harus selalu kita serahkan kembali kepada Allah Yang Maha Kuasa serta Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaNya.  Setelah berserah diri, kemudian kita  akhiri dengan dzikir - meditasi, jangan fikirkan apa-apa lagi.  Pasrahkan hati kita sepenuhnya kepada Allah, biarkan “Tangan” Allah yang bekerja, maka Allah akan berkenan memberikan petunjuk Nya, memberikan pertolongannya kepada kita.
Tata cara di atas adalah merupakan etika atau sopan santun kita pada saat kita melakukan permohonan langsung kepada Allah tanpa perantara.

Setelah kita selesai mengerjakan dzikir - meditasi maka sebagai penutup :
Baca do’a kunci (1 s/d 4) 1 kali
Baca Surat Al Fatihah 1 kali.
Shodaqollahul adzim. Maha Benar Tuhan dengan segala FirmanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar