Rabu, 28 Oktober 2015

Tawasul dan Sirr,....

Tawasul dan Sirr,....
Dalam perjalanan cinta kasih menuju Allah, ada dua hal yang sangat penting, selain hal" yang lain juga teramat penting, salah satunya yakni tawasul dan sirr. Tawasul pada umumnya adalah dgn berkirim Alfathihah kepada Guru-guru rohani dan kepada para kekasih-Nya, baik itu guru" yang bersumber dari sanad keilmuanya atau bukan, seperti yang kita temukan dalam adat dan tradisi tariqah. Kirim alfathihah adalah bertujuan untuk mengikatkan hati dan rasa kpd para guru, untuk saling mengikat dan menguatkan dalam perjalanan, dan sekaligus menjadikan cahaya dan pelita dalam perjalanan. Sehingga dgn tawasul itu adalah sarana bagi hati dan rasa kita untuk berdiri satu shof dan duduk dalam satu majlis dgn para guru dan Rasulullah di dalamnya.
Sedangkan Sirr adalah bagian yang paling rahasia dalam ilmu makrifat itu sendiri, makrifat yang dirahasiakan dan terahasiakan adalah sirr itu sendiri. Dan sirr adalah bagian yang rahasia dalam diri kita, Sirr adalah bersifat lembut di dalamnya terhimpun Nur Muhammad, Sirr adalah kalakuan Allah dan sirr adalah perangai Nur Muhammad. Sirr itu berada dalam Ruh, Ruh berada dalam hati, sirr itu lembih lembut daripada Ruh dan Ruh itu lebih lembut dari pada hati. Dan hati, ruh dan sirr mempunyai tugas masing" untuk bermakrifat kepada Allah, hati untuk menyaksikan sifat" Allah, Ruh untuk mencintai Allah dan sirr adalah untuk mengenal Allah secara utuh.
Nah, untuk terbukanya hati bisa ditempuh dgn mengerjalan dan memperbanyak amal sunah, seperti memperbanyak shalat sunah, dzikir dan shalawat.... Untuk terbukanya Ruh adalah dgn belajar dan istiqamah untuk meninggalkan cinta yang lain selain Allah, paling tidak mencintai segala sesuatu krn Allah, bukan karena kepentingan diri sendiri.Dan untuk terbukanya siir adalah dgn penerimaan baik dan buruk, manis dan pahit dalam setiap keadaan dgn kadar yang sama, yakni dgn rasa syukur dan mensyukurinya. Segala bala' dan tempaan' dalam hidup adalah sarana untuk terbukanya siir dalam diri kita, yakni terbukanya kelakuan dan perangai Nur Muhammad hingga menyata dalam kelakuan dan perangi kita.
Itulah tawasul dan sirr, bila sudah terbukanya sirr dalam diri seseorang, maka dalam empedunya akan terpenuhi oleh para Ruh Agung (Ruh guru"nya yg biasa ia tawasuli) dan hatinya menjadi Baitullah yg nyata, jadi tiada pisah dalam sirr antara ia dgn guru"-nya dan ia dgn Tuhan-Nya, menjadi wujud yang Mawachid dan Ahad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar