Kamis, 29 Oktober 2015

IQBAL.

Akan tetapi dari kesuluruhan makhluk yang hidup hanya manusialah
yang mencapai  tingkat kedirian tertinggi, lagi pula paling sadar
akan realitasnya.

Iqbal berpendapat bahwa hakekat ego - walaupun mampu memberikan 
sambutan terhadap ego-ego lain - namun ia tetap  terpusat pada dirinya 
sendiri dan memiliki  gelanggang individualitas tersendiri, 
lepas dari ego-ego  lain di luar dirinya.

Pandangannya ini berbeda sama sekali dari  doktrin ajaran panteisme 
tentang alam serta persangkutpautan antara Diri dengan alam semesta.

Kepercayaannya mengenai  nilai serta kelanggengan individualitas 
insani demikian kuat dan terhayati,  sehingga tanpa ragu lagi 
ia menolak bahwa ambisi dan damba yang tinggi dari individualitas 
adalah meleburkan diri ke dalam Yang Abadi atau Yang Mutlak.

Pandangan yang ditolaknya ini dipandangnya sebagai inti doktrin
Nirwana serta doktrin kesempurnaan yang ideal sebagaimana dianut 
kaum shufi.
Mengenai hal  ini Iqbal  mengatakan.

"Ego yang fana hanya akan menghadap Ego-Mutlak karena 
 ketunggalan individualitasnya dengan maksud untuk mengetahui -
 bagi kepentingan dirinya sendiri - 
 bagaimanakah akibat dari tingkah lakunya  di masa lalu".

Jadi menurut pandangan nya , 
tujuan akhir pendidikan - demikian pula tujuan paling tinggi  
dari segala usaha dan gerakan sosial dan budaya- hendaknya 
memperkokoh dan memperkuat  individualitas dari  semua pribadi, 
sehingga mereka dapat menyadari segala kemungkinan 
yang dapat saja menimpa mereka.

K.G. Saiyidain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar