Akan tetapi dari kesuluruhan makhluk yang hidup hanya manusialah
yang mencapai tingkat kedirian tertinggi, lagi pula paling sadar
akan realitasnya.
Iqbal berpendapat bahwa hakekat ego - walaupun mampu memberikan
sambutan terhadap ego-ego lain - namun ia tetap terpusat pada dirinya
sendiri dan memiliki gelanggang individualitas tersendiri,
lepas dari ego-ego lain di luar dirinya.
Pandangannya ini berbeda sama sekali dari doktrin ajaran panteisme
tentang alam serta persangkutpautan antara Diri dengan alam semesta.
Kepercayaannya mengenai nilai serta kelanggengan individualitas
insani demikian kuat dan terhayati, sehingga tanpa ragu lagi
ia menolak bahwa ambisi dan damba yang tinggi dari individualitas
adalah meleburkan diri ke dalam Yang Abadi atau Yang Mutlak.
Pandangan yang ditolaknya ini dipandangnya sebagai inti doktrin
Nirwana serta doktrin kesempurnaan yang ideal sebagaimana dianut
kaum shufi.
Mengenai hal ini Iqbal mengatakan.
"Ego yang fana hanya akan menghadap Ego-Mutlak karena
ketunggalan individualitasnya dengan maksud untuk mengetahui -
bagi kepentingan dirinya sendiri -
bagaimanakah akibat dari tingkah lakunya di masa lalu".
Jadi menurut pandangan nya ,
tujuan akhir pendidikan - demikian pula tujuan paling tinggi
dari segala usaha dan gerakan sosial dan budaya- hendaknya
memperkokoh dan memperkuat individualitas dari semua pribadi,
sehingga mereka dapat menyadari segala kemungkinan
yang dapat saja menimpa mereka.
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar