Bulan Februari 2006 saya mengantarkan 2 orang putri saya mengikuti training ESQ Mahasiswa di gedung STAN Kebayoran baru. Hari pertama ketika menjemput kedua putri saya sore hari saya heran melihat sebagian besar peserta yang keluar dari gedung tempat training matanya sembab bekas menangis. Masing masing mereka bergegas menemui orang tua masing masing yang menunggu diluar, memeluknya dan menangis.
Saya dan istri saya menunggu kedua putri saya yang masih ada didalam gedung. Saya heran mereka juga keluar dari gedung sambil menangis dan memeluk ibunya. Mereka minta maaf atas segala kesalahan yang telah mereka perbuat selama ini.
Kedua putri saya bercerita bahwa mereka mendapat pelajaran yang sangat berharga, hati mereka terbuka merasakan kedahsyatan Allah SWT. Sejak pagi sampai sore hari mereka terus menangis menyadari dosa yang telah mereka lakukan dan betapa kurang bersyukurnya mereka kepada Allah SWT.
Saya merasa penasaran ingin tahu metode apa yang digunakan ESQ hingga bisa menggetarkan hati orang yang mengikuti training ESQ tersebut.
Saya memutuskan untuk mengikuti training ESQ . Saya mengikuti program training ESQ Regular di Hotel Aryadhuta selama 2 hari pada bulan Juni 2006.
Sungguh dahsyat selama 2 hari air mata saya terus mengucur, dada serasa akan pecah. Saya bisa merasakan kedahsyatan Ilahi yang menciptakan alam semesta ini.
Beberapa hari setelah mengikuti training ESQ saya mulai merasakan kegersangan hati , saya ingin mendapatkan suasana seperti saat menghikuti training ESQ lagi. Selanjutnya saya beberapa kali mengikuti training lagi yang memang boleh diikuti oleh alumni secara gratis. Namun setelah beberapa kali ikut training timbul kebosanan karena metodenya sudah saya ketahui tidak ada hal yang baru. Saya sempat bincang bincang dengan beberapa orang alumni. Mereka juga merasakan hal seperti yang saya alami. Bagaimana caranya agar kita bisa merasakan kedahsyatan Allah terus menerus hingga dada dan hati bergetar seperti pada saat pertama kali mengikut training ESQ.
Berbulan bulan pertanyaan itu selalu membayangi fikiran saya, saya rindu ingin merasakan getaran pada dada dan hati seperti saat pertama mengikuti training ESQ.
Sampai pada satu saat ketika saya sedang menyiapkan materi ceramah saya tentang keutamaan membaca Al Qur’an , saya membaca Hadist Riwayat Muslim :” Muhammad jika membaca Qur’an secara beruntut, artinya jika beliau membaca ayat yang isinya tasbih beliau bertasbih. Jika beliau membaca ayat yang isinya pertanyaan , beliau bertanya. Dan jika beliau membaca ayat yang menyeru untuk minta perlindungan maka beliau minta perlindungan ”
Ketika itu saya mempunyai kebiasaan membaca Qur’an beserta terjemahannya setiap pagi mulai dari S Al Fathiha sampai An Nas dan saya biasa mengkhatamkan Al-Qur’an selama 4 bulan. Saya coba melakukan seperti yang disarankan pada hadist tersebut diatas.
Aneh saya bisa merasakan getaran seperti yang saya alami ketika pertama kali mengikuti ESQ. Saya menangis dada dan hati terasa bergetar , saya kembali merasakan nikmatnya berdialog dengan Allah. Saya merasa betapa dekatnya Allah pada saat metadabburi Al Qur’an seperti yang dilakukan Rasulullah.
Saya merasakan dada yang lapang dan nikmat yang tak terhingga. Namun saya befikir mungkin ini terjadi karena kebetulan hati saya memang sedang khusu’. Keesokan harinya saya ulangi lagi ternyata saya bisa mengalami perasaan seperti yang kemarin saya alami, saya menagis terisak isak. Demikian terus saya lakukan selama seminggu dan saya selalu mengalami hal yang sama. Saya merasa mungkin ini sebagai jawaban atas pertanyaan dan kegelisahan saya selama ini
Sejak itu saya selalu membaca Qur’an dengan mentadabburinya, saya bisa merasakan kenikmatan yang melapangkan dada saya. Saya sering menangis ketika mentadabburi Qur’an. Pada satu ketika saya berfikir mungkinkah perasaan yang saya rasakan ini ditransfer dan dapat dirasakan pula oleh orang lain yang mendengarkan bacaan kita secara tadabbur ? . Bulan Maret 2007 ketika saya sedang bertugas melakukan pembinaan pada guru guru TPA di kampung halaman saya Silungkang saya mencoba memperkenalkan metode tadabbur Qur’an ini kepada guru TPA bertempat digedung UPI YPTK Padang. Ternyata diantara mereka ada yang terisak dan mencucurkan air mata.
Saya masih kurang yakin kemudian saya coba pada jamaah di Masjid Raya Silungkang, , Masjid Al Hidayah Sawahlunto , ternyata berhasil. Kemudian metode ini saya sampaikan kepada bapak Herman Nawas kordinator ESQ Sumatra Barat dan pendiri UPI-YPTK untuk dicoba pada para dosen di UPI YPTK, beliau setuju. Ternyata metode ini juga berhasil dengan baik. Rekaman video pelaksanaan Tadabbur Qur’an di UPI-YPTK, Masjid Raya Silungkang dan Masjid Al Hidayah Sawah lunto bisa di video ini.
Tadabbur Qur’an part 1
Tadabbur Qur’an part 2
Kembali dari Silungkang saya mencoba untuk mengembangkan metode ini di Jakarta. Saya coba memperkenalkan metode ini pada teman teman di PLN antara lain PLN AJ Tangerang, AJ Kramat jati , UP Cempaka putih. Untuk lebih memahami metode tadabbur Qur’an ini silahkan baca tulisan perdana saya tentang ”Kekuatan Utama Manusia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar