"Sebuah komentar tentang kegilaan shufi"
Pada hakikatnya ,apa yang kita saksikan di seputar kita berupa
pemandangan-pemandangan lahiriah, merupakan curahan dari
asma-asma-Nya dan buah karya Ilahi.
Bukankah Allah swt telah berfirman kepada Maryam tentang anaknya,
'Isa al Masih ?
Q.S. 3:45, artinya
"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
(dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan asma/kalimat
dari pada-Nya , namanya al-Masih 'Isa putra Maryam".
Q.S. 3:39, artinya
"Sesungguhnya Allah meggembirakan kamu dengan kelahiran
(seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang)
dari Allah".
Dan kalimat-kalimat Allah tak ada habisnya , tak bisa dihitung dan diliput,
seluruh makhluk merupakan kalimat-kalimat-Nya
Q.S 18:109, artinya
"Katakanlah , "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan ini sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Tuhan ku, meskipun Kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula)".
Betapa jauh berbeda perkataan kita yang menyatakan bahwa
alam semesta adalah Tuhan, dengan perkataan kita bahwa
alam semesta adalah kalimat-kalimat Tuhan.
Perkataan pertama merupakan klaim disfungsionalisasi,
kufur terselubung dan pengingkaran terhadap penamaan segala
materi yang tidak disebut sebagai Tuhan.
(dan hal ini merupakan rahasia yang mempertemukan Marxisme
dan Budha di China dalam satu jalinan yang harmonis)
Sedang perkataan kedua merupakan nash yang jelas,
yang membuktikan keberadaan Dzat Yang Maha Mutlak di alam gaib,
di mana alam semesta dan alam wujud ini bersumber dari-Nya,
Sama halnya perkataan yang keluar dari mulut orang yang
megucapkannya.
Perbedaan antara keduanya amat jelas dan tegas, yaitu
antara lahiriah alam wujud yang selalu berubah-rubah
(dan ini merupakan kalimat-kalimat-Nya) dengan Dzat azali yang abadi,
tetap dan tersembunyi di dalam gaibnya kegaiban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar