"Sebuah komentar tentang kegilaan shufi"
Shufi tadi menerangkan kepada kita melalui perkataannya,
bahwa apa yang ia saksikan di dunia ini tak lain adalah
penampilan-penampilan dari hadhirat asmaiyyah dan shifatiyah
bagi Tuhannya.
Racun merupakan penampilan dari asma-Nya , yaitu
adh-Dharr (Yang Membahayakan), At-Tiryaq (obat) adalah
penampilan bagi asma-asma-Nya an-Nafi'u (Yang Bermanfaat).
Kesuburan merupakan penampilan bagi asma-Nya ar-Raziq
(Yang Memberi Rezeki).
Keibuan dan kelembutan adalah penampilan dari asma-Nya
ar-Rahim ( Yang Penyayang).
Musim semi merupakan penampilan bagi asma-Nya al-Muhyi
(Yang Menghidupkan).
Musim rontok merupakan penampilan bagi asma-Nya al-Mumit
(Yang mematikan).
Gempa bumi adalah penampilan dari asma-Nya al-Jabbar
(Yang Perkasa)
Semua yang tampak di kalangan makhluk adalah kalimat-kalimat-Nya.
Begitulah hingga akhir perkataan tentang pemikiran Ibnu 'Arabi
yang mengatakan bahwa alam semesta ini merupakan
pemandangan dari seluruh penampilan-Nya, dan merupakan
hujjah kepada akal bahwa Allah telah menampakkan Diri-Nya
melalui perbuatan-perbuatan-Nya, hikmah-Nya,kehendak-Nya,
sifat-sifat-Nya dan asma-asma-Nya dalam segala sesuatu.
Betapa jauh perbedaan antara pemikiran ini dengan wihdatu 'l-wujud
(kesatuan wujud) bagi Hindu watsani.
Agama Budha mengatakan bahwa alam semesta adalah tuhan.
Tetapi, kami dalam Islam mengatakan bahwa alam semesta adalah
ciptaan Allah dan sarana bagi penampilan kekuasaan-Nya.
Kita membaca sifat-sifat-Nya melalui ciptaan-Nya ,
yang kesimpulan akhirnya adalah bisa merasakan penampilan-Nya
melalui-melalui kesempurnaan-kesempurnaan ciptaan-Nya.
Tentang Dzat-Nya , maka Ia berada dalam kegaiban yang gaib,
yang tak boleh bagi-Nya menjelma, menjenis, menyatu, berhubungan
atau berpisah.
Sebab, Dzat-Nya berada pada keluhuran mutlak.
DR.Musthafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar