"Sebuah komentar tentang kegilaan shufi".
Seperti yang dikatakan oleh shufi lain yang sedang dimabuk cinta
kepada Tuhan :
"Dzat adalah satu dan hukum berbeda.
Itu adalah rahasia yang tersingkapkan bagi ahli ilmu".
Artinya , bahwa Dzat Pencipta sama dengan makhluk.
Dan sekarang kita berada di hadapan dua hukum (pengertian)
bagi satu dzat.
Ia sebagai Tuhan di satu sisi, dan sebagai hamba pada sisi yang lain.
Inilah yang dinamakan kesatuan wujud (wihdatu 'l-wujud) menurut
agama Hindu yang watsani, yang meniadakan sama sekali
pengertian ketuhanan.
Kita baca lagi kemabukan shufi terhadap diri sendiri, yakni
dalam salah satu qashidah Imam Abu Hamid al-Ghazali
dalam kitabnya Ma'ariju 'l-Quds.
Mungkin ,qashidah ini sengaja diselipkan ke dalam kitab pengarang
(Imam Ghazali) dengan tujuan menjatuhkan nama baik penulis
melalui pengubahan tulisan aslinya, wa 'l-Lahu A'lam.
Dalam qashidahnya tadi, Imam Ghazali berbicara kepada Allah swt :
"Aku tiada lain adalah Engkau dalam dzat dan kesatuan.
Engkau tiada lain adalah Dzat yang sama dengan eksistensiku.
Engkau telah memenuhi enam arah seputarku.
Engkau meliputi diriku, dan Engkau adalah titik sentralku.
Maka ,jika kuhadapkan diriku untuk shaalat-shalat fardhu,
jadilah diriku sebagai Ka'bahku, sekitarku adalah tempat thawaf wajibku,
dan seputarku merupakan tempat permulaan tahwaf-ku dalam manasik
hajiku.
Dzikirku, tasbihku, pujianku, pendekatanku, penyucianku, dan
pembersihan perilakuku, semuanya adalah untukku dan kepadaku.
Jika terdetik dalam hatiku keinginan untuk berpaling, maka
palinganku tiada lain hanyalah kepadaku".
Jika qashidah ini benar berasal dari Imam Ghazali,maka
kita tidak dibenarkan memahaminya,kecuali menganggap hal itu sekedar
kemabukan shufi dan keterusterangan orang yang sedang dilanda badai
kerinduan dan kegilaan yang sebenarnya., karena ketika itu
seorang shufi sedang mengalama jadzab , di mana dirinya merasa sangat
dekat dengan Tuhan nya, hingga karenanya ia menduga bahwa dirinya
adalah Allah.
DR.Musthafa Mahmud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar