Dalam bahsa Al-Qur'an , manusia itu
"telah dipercayai suatu kepribadian yang bebas, yang diterimanya
dengan penuh tanggung jawab "
Hadiahnya yang tidak ternilai harganya terwujud dalam bentuk
"perkembangan derajatnya dalam penguasaan dirinya, dalam
kekhususan dan intensitas aktivitasnya sebagai suatu ego".
"Self" atau Diri yang terus mengembang dan menjadi itu
merupakan sumber yang tidak akan habis terkuras , betapapun
hebat dan dahsyat kemampuan dan tenaga yang dipancarkan
dan dituangkannya.
Untuk memungkinkan pengembangannya yang optimal ,
individu harus membuka diri dan siap menghadapi
segala tantangan dan pengalaman dalam bentuk apapun.
Sekiranya manusia menghindar dari dunia penuh tantangan
dan perjuangan itu, maka individualitasnya pun akan tenggelam-
terbenam dan segala bakat akan tetap tak terwujudkan.
Pujangga- yang dalam karya kepujanggaannya sering hanya
dikenal sebagai seorang yang penuh luapan emosi serta
keindahan , serta hidup dan digerakkan oleh suasana persaannya
yang artistik - memancarkan pesan-pesannya secara mantap dan kuat,
bersenandung perjuangan dan protes terhadap sikap merengek-rengek
yang bertentangan dengan iman.
"Oh, sekiranya terkilas secercah puisi di lubuk hatimu,
goreskan dahulu pada batu-ujian hidup !
telah lama kau tergolek di ranjang berselaaput sutera
dan kini biasakanlah dirimu pada tilam katun kasar !
godoglah dirimu di lautan pasir panas membara,
lalu menceburlah ke dalam pancaran Zamzam !
Berapa lama lagikah kau terus menyenandung
lagu sendu bak burung hantu ?
Berapa lama lagikah kau tetap mengayam
sangkar halus di taman sejuk ?
Oh, Insan,
petikan senarmu akan menggugah gembira burung Phoniex
dan kau akan siap tempur dalam perjuangan hidup
dan badan dan jiwamu akan terbakar dalam gelora hidup !
------------@
Demikianlah kita lihat , betapa puisi dan filafat Iqbal dijiwai oleh
citra perwujudan diri.
Memupuk individualitas baginya merupakan tujuan tertinggi
dari segala usaha pendidikan maupun usaha kegiatan sosial lainnya.
Pada lembaran-lembaran mendatang akan diketengahkan
masalah hubungan antara individu dengan berbagai kelompok sosial
yang merupakan wajah lain dari upaya pendidikan itu.
Tanpa memahami dan tanpa keseimbangan dengan aspek sosial,
proses pendidikan tidak akan mungkin mencapai sasarannya.
Diskusi mengenai masalah ini menghasilkan pandangan
yang menurut pandangan modern merupakan pangkal tolak
pekerjaan guru dan pendidik pada umumnya sehari-hari.
K.G. Saiyadain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar