Kamis, 29 Oktober 2015

IQBAL

Dalam bahsa Al-Qur'an , manusia itu 
"telah dipercayai suatu kepribadian yang bebas, yang diterimanya
  dengan penuh tanggung jawab "
  Hadiahnya yang tidak ternilai harganya terwujud dalam bentuk 
"perkembangan derajatnya dalam penguasaan dirinya, dalam 
 kekhususan dan intensitas aktivitasnya sebagai suatu ego".

"Self" atau Diri yang terus mengembang dan menjadi itu  
merupakan sumber yang tidak akan habis terkuras , betapapun
hebat dan dahsyat kemampuan dan tenaga yang dipancarkan
dan dituangkannya.
Untuk memungkinkan pengembangannya yang optimal ,
individu harus membuka diri dan siap menghadapi 
segala tantangan dan pengalaman dalam bentuk apapun.

Sekiranya manusia menghindar dari dunia penuh tantangan
dan perjuangan itu, maka individualitasnya pun akan tenggelam-
terbenam dan segala bakat akan tetap tak terwujudkan.

Pujangga- yang dalam karya kepujanggaannya sering hanya 
dikenal sebagai seorang yang penuh luapan emosi serta
keindahan , serta hidup dan digerakkan oleh suasana persaannya
yang artistik - memancarkan pesan-pesannya secara mantap dan kuat,
bersenandung perjuangan dan protes terhadap sikap merengek-rengek
yang bertentangan dengan iman.

"Oh, sekiranya terkilas secercah puisi  di lubuk hatimu,
 goreskan dahulu pada batu-ujian hidup !
 telah lama kau tergolek di ranjang berselaaput  sutera
 dan kini biasakanlah dirimu pada tilam katun kasar !
 godoglah dirimu di lautan pasir panas membara,
 lalu menceburlah ke dalam  pancaran Zamzam !

 Berapa lama lagikah kau terus menyenandung
 lagu sendu  bak burung hantu ?
 Berapa lama lagikah kau tetap mengayam
 sangkar halus di taman sejuk ?

 Oh, Insan, 
 petikan senarmu akan menggugah gembira burung Phoniex
 dan kau akan siap tempur dalam perjuangan hidup
 dan badan dan jiwamu akan terbakar dalam gelora hidup !

------------@

Demikianlah kita lihat , betapa puisi dan filafat Iqbal dijiwai oleh
citra perwujudan diri.
Memupuk individualitas baginya merupakan tujuan tertinggi
dari segala usaha pendidikan maupun usaha kegiatan sosial lainnya.

Pada lembaran-lembaran mendatang akan diketengahkan
masalah hubungan antara individu dengan berbagai kelompok sosial
yang merupakan wajah lain dari upaya pendidikan itu.
Tanpa memahami dan tanpa keseimbangan dengan aspek sosial,
proses pendidikan tidak akan mungkin mencapai sasarannya.
Diskusi mengenai masalah ini menghasilkan pandangan
yang menurut pandangan modern merupakan pangkal tolak
pekerjaan guru dan pendidik pada umumnya sehari-hari.

K.G. Saiyadain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar