"Sebuah komentar tentang kegilaan shufi"
Dia adalah satu Dzat, tetapi banyak sifat, kalimat dan asma-Nya
Dia terhijab , meski tampak jelas.
Persis halnya kornea mata kita.
Kita tidak bisa melihat kornea mata kita saking dekatnya.
Seorang shufi mengatakan tentang (Engkau) singkapkan hijab itu.
"Engkau tidak terhijab ,
kecuali jika (Engkau) singkapkan hijab itu.
Sungguh aneh bahwa yang lahir bisa tertutupi".
Maha suci Dzat yang tersembunyi dengan kejelasan-Nya,
dan yang gaib dengan kehadirannya.
Seorang pemikir mengatakan tentang keberagaman keadaan di dunia.
"Banyak ragam di alam fana ini .
Itulah yang mengharukan sebagian mereka kepada sebagian lainnya
mengatakan 'Aku'".
Dikatakan , bahwa kata 'Aku' adalah lisan keesaan Allah
bagi individu-individu , yang ternyata sangat membingungkan
kalangan terpelajar dan orang 'alim.
Selanjutnya , beliau menngatakan bahwa Dzat Allah dalam Diri-Nya
terlepas sari nama, gambaran, bentuk, kuantitas, arah, dan keadaan.
Hanya saja , sifat-sifat-Nya menjadi berbilang sesuai dengan
kebalikan-kebalikan-Nya.
Keadaan-Nya persis seperti apa yang tampak di permukaan air
tak berwarna, yang kemudian mempunyai aneka ragam warna
lantaran berada dalam gelas berwarna, sehingga warna air
menunjukkan warna gelasnya.
Begitulah ...
setiap wadah memantulkan apa yang mejadi bakat dan tabiatnya.
Sama halnya buah-buahan yang beragam rasa dan baunya,
meski semuanya berasal dari satu air yang tak berwarna.
Q.S. 13:4, artinya
"Disirami dengan air yang sama .
Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu
atas sebagian yang lain,
tentang rasanya".
Setiap biji mengambil dan memberi tanaman sesuai dengan bakatnya.
Semuanya bersumberkan dari kekayaan Dzat Ilahi yang tak terbatas.
DR. Musthafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar