Jumat, 15 April 2016

Mencicipi Endorfin Para Sufi

Endorfin adalah sejenis morfin yang bebas dipakai dan diproduksi. 
Setiap orang bisa saja mengolahnya untuk kebutuhan hidupnya. 
Karena kita tahu bahwa kegunaan morfin sebenarnya 
bisa membuat seseorang merasa enjoy dan relaks, 
menghilangkan rasa nyeri bahkan pada tahap yang tinggi 
kita bisa merasakan euforia dan fly, 
membumbungkan kesenangan tertinggi, rasa klimaks yang luar biasa.

Endorfin menimbulkan ketagihan yang sama layaknya morfin biasa, 
berhubung secara kimia endorfin bermakna ‘endogenous-morphin’ 
yang berarti morfin yang dihasilkan oleh tubuh sendiri 
dan oleh karena perasaan seperti inilah 
yang membuat seseorang merasa ketagihan layaknya morfin.

Endorfin dapat dikeluarkan oleh otak manusia 
pada saat manusia merasa gembira, puas, senang, bahagia, dipercaya, 
mendapat prestasi dan apresiasi dari lingkungan 
dimana Ia berada atau bahkan yang tinggi 
ketika mendapatkan rasa cinta dari pasangan yang saling mencintai. 
Begitulah endorfin, 
pada saat keadaan itu terjadi 
dia akan keluar secara otomatis melalui otak manusia 
dan manusia itu merasakan kenikmatan luar biasa. 
Hebatnya morfin ini bisa diproduksi sendiri oleh tubuh 
dan tidak merupakan sebuah pelanggaran 
dan tidak akan mendapatkan hukuman 
jika dipergunakan dan dikeluarkan oleh tubuh kita. 

Ternyata endorfin yang sangat banyak akan keluar 
ketika seorang hamba sanggup memberikan rasa cintanya 
kepada Khaliknya sendiri yang dirasakan 
sebagai sebuah kenikmatan 
tiada terkira yang pernah dirasakan oleh manusia. 

Rasa ini oleh sufi digambarkan sebagai perasaan asyik ma’syuk 
antara yang dicinta dengan yang mencinta. 
Dan bahkan jika perasaan ini telah datang 
ada ketakutan yang luar biasa akan kehilangan rasa itu, 
bahkan seorang sufi pun akan berkata 
jikalau seandainya saja para penguasa itu tahu 
tentang kenikmatan ini, 
tentu para penguasa itu akan mencurinya dari mereka, 
namun kebanyakan para penguasa itu tak tahu, 
mereka lebih butuh dan memfokuskan 
kepada kesenangan duniawi saja, 
lupa akan kenikmatan yang lebih besar dari itu. 
Kenikmatan rasa cinta terhadap Khalik, 
kenikmatan tiada taranya di dunia ini.

Seorang sufi akan rela meninggalkan hal yang semu, 
berasa duniawi dan menukar kesenangan itu 
dengan rasa cinta dan harap dengan Khaliqnya. 
Tak ada yang bisa membelokkan perasaan mendalam 
akan 'kedekatan' tersebut, 
walaupun kematian akan menjadi pembayarnya. 
Dan bahkan mereka lebih rela dengan kematian itu sendiri. 

(http://www.kompasiana.com/armidin/endorfin-para-sufi_5501844ea333115b7451314a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar