Jumat, 25 November 2016

“FUTURE SHOCK” ALVIN TOFFLER

“FUTURE SHOCK” ALVIN TOFFLER

“FUTURE SHOCK” ALVIN TOFFLER

Sejak menggegerkan dunia dengan ”ramalan”-nya
tentang masa depan dunia yang terangkum dalam buku ‘Future Shock’ (1970),
Alvin Toffler seolah tak pernah diam.
Gagasan-gagasannya tentang benturan peradaban manusia
yang telah jadi acuan utama para politisi dunia itu
sepertinya terus mengusik benak Toffler,
dan membuatnya tak mampu menghindarkan diri
dari pusaran aktivitas pencarian.
Di tengah proses pencarian itulah
buku ini hadir di depan publik sebagai bagian
dari rangkaian pemikiran Toffler sebelumnya.

Buku yang diterjemahkan dari
‘Creating A New Civilization: The Politics of the Third Wave’ (1995) ini
terbagi dalam sembilan bagian.
Masing-masing bagian mengurai bidang-bidang pembahasan
yang terkait secara linier.

Empat bagian pertama misalnya,
merupakan penajaman-penajaman pandangan Toffler
sebagaimana telah dipublikasikan melalui dua buku terdahulu,
‘Future Shock’ (1970) dan ‘The Third Wave’ 1980.

Bagian lima, enam, dan tujuh
merupakan uraian lebih rinci dari buku Toffler selanjutnya,
‘War and Anti-War’ (1990).

 Dua bagian terakhir, yaitu
”Agenda Menyongsong Gelombang Ketiga” dan ”Demokrasi Abad Ke-21”,
menjadi simpul
yang dicoba ditarik Toffler dari pandangan-pandangan sebelumnya.

Sampai sekarang,
menurut Toffler,
manusia telah menjalani dua gelombang besar perubahan
 — yaitu gelombang revolusi agraris dan
perubahan cepat yang terjadi pada proses industrialisi.

Masing-masing gelombang
melenyapkan budaya dan peradaban sebelumnya;
dan menggantikannya dengan peradaban baru
yang tak dapat dipahami oleh generasi sebelumnya.

Revolusi pertanian (yang disebut Toffler sebagai Gelombang Pertama)
membutuhkan proses ribuan tahun,
sedang bangkitnya peradaban indutsri (Gelombang Kedua)
hanya membutuhkan waktu 300 tahun.

Saat ini,
menurut Toffler,
sejarah bahkan berlangsung secara lebih akseleratif
dalam proses Gelombang Ketiga
yang bakal menyapu bersih bentuk peradaban sebelumnya
dan menggantinya dengan sebuah peradaban yang benar-benar baru.

Bagaimana bentuk peradaban baru dan bagaimana politik yang cocok
untuk menghadapinya itulah
yang diurai Toffler dalam buku terakhirnya ini.
Tentu saja
konsep dunia masa depan yang disajikan Toffler di sini
tetap bertumpu pada gagasan-gagasannya terdahulu,
khususnya mengenai benturan tiga peradaban manusia.

Pada tahun 1980,
Alvin Toffler menyimpulkan tiga “gelombang perubahan”
yang membawa dampak monumental pada peradaban,
dalam bukunya “the third wave”.

Intisarinya,
Toffler membagi sejarah peradaban
dalam 3 periode waktu yang berbeda
yang dia sebut sebagai “gelombang” (wave).

Masing-masing gelombang memiliki “techno-sphere”
(lingkungan pengaruh teknologi)nya sendiri yang berbeda (khas)
atau memiliki ciri
dalam hal system energi, produksi dan distribusinya sendiri.

“Techno-spere’ ini
digerakkan oleh pembangunan “socio-sphere”
atau system social keluarga (social system of family),
tempat kerja, dan kelembagaan pendidikan.

Jadi
perubahan teknologi yang luas dapat dipikirkan
sebagai “menjadi terikat secara langsung”
dengan perubahan secara luas
dalam pembangunan sosial masyarakat.

Dalam pandangan Toffler,
tiga gelombang perubahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Gelombang Pertama.
Gelombang perubahan pertama terjadi berkaitan dengan REVOLUSI PERTANIAN.
Suatu periode dalam sejarah peradaban sekitar 8.000 tahun sebelum masehi
sampai sekitar tahun 1700-an.
Sebelum revolusi pertanian,
manusia hidup dalam kelompok kecil,
sering berpindah-pindah,
kelompok ini mencari makan dengan berburu, mencari ikan
dan mencari makanan yang tersedia di alam.

Dengan revolusi pertanian,
tersedia teknologi dimana orang dapat menetap disatu tempat,
yakin akan terpenuhinya kebutuhan makanan
sehingga
dapat menciptakan apa yang kita sebut sebagai peradaban.

Teknologi yang muncul selama periode ini
termasuk alat pengungkit, alat penggerek, alat derek dan alat penjepit
yang dirancang
untuk memperbesar/meningkatkan sumberdaya energi terbarukan
yang berasal dari tenaga manusia, hewan, angin, matahari dan air.

Gelombang Kedua
Gelombang perubahan kedua merujuk pada REVOLUSI INDUSTRI
dan memakan waktu selama periode pembangunan sejak 1700an hingga kini.
Di Amerika Serikat,
gelombang ini memuncak pada pertengahan 1950an
tapi di banyak belahan dunia lain gelombang ini
masih terus berlangsung.

Periode ini
mengakhiri dominasi peradaban pertanian
dan mengawali industrialisasi masyarakat.

Teknologi yang diperkenalkan pada gelombang ini
umumnya berdasarkan pada mesin elektromekanik
yang digerakkan oleh bahan bakar fosil yang tidak terbarukan,
menyebabkan perubahan secara luas dalam meningkatkan masyarakat.
Contoh-contoh teknologi ini
meliputi : mesin uap, kendaraan bermotor dan listrik.
Keluarga menjadi lebih kecil,
beralih pekerjaan dari lahan-lahan pertanian ke pabrik-pabrik,
dan pendidikan beralih dari pendidikan di rumah
menjadi pendidikan yang terorganisir di dalam kelas.

Gelombang Ketiga
Gelombang perubahan ini serupa dengan jaman paska industri,
suatu periode yang diawali pada pertengahan/akhir 19650an
dan sekarang sedang dialami oleh negara-negara
yang menguasai teknologi tinggi
seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, dan Jepang.

Jaman ini
berdasarkan sistem elektronika yang membantu mempercepat
komunikasi, perhitungan, dan penyebaran informasi.
Ketersediaan teknologi secara luas
seperti komputer, telekomunikasi, robot, dan bioteknik
juga telah meninggalkan tanda-tanda
pada karakteristik sosial masyarakat.

Perubahan mendasar
dalam perilaku sosial sekarang
dapat dilihat seperti pada
organisasi angkatan kerja,
pendidikan pemuda
serta keberagaman dalam bentuk keluarga.


Perbandingan Tiga Gelombang Perubahan Alvin Toffler

Aspek Teknologi Utama

Gelombang 1
Pengungkit dan pengerek, katrol dan baji, mesin yang dirancang
untuk melipatgandakan energi terbarukan
yang berasal
dari tenaga manusia, tenaga hewan, angin, matahari dan air.

Gelombang 2
Mesin elektomekanik dengan komposisi katrol, belt, bearings,
dan baut dengan tenaga yang bersumber dari bahan bakar fosil
yang tidak terbarukan

Gelombang 3
Peralatan elektronik
yang mendorong kecepatan komunikasi dan perhitungan.
Teknologi dirancang
untuk memanfaatkan sumberdaya energi terbarukan.
Bioteknologi terfokus pada peningkatan kualitas hidup.

Aspek Pengembangan Teknologi

Gelombang 1
Menyediakan kebutuhan dasar keluarga dan komunitas
Gelombang 2
Pemusatan teknologi
untuk produksi masal dan penyebaran makanan.
Peralihan pekerjaad dari ladang ke pabrik.

Gelombang 3
Secara elektronik
menggerakkan klaster teknologi menggunakan energi yang minimal
Munculnya perhatian akan lingkungan dan kemanusiaan.
Otomatisasi pemikiran.

Aspek Kelembagaan dan Jejaring Organisasi
yang terlibat
dalam Pengembangan Teknologi

Gelombang 1
Komunikat kecil dan keahlian individu
Keluarga besar yang berakar
dan tinggal dalam suatu lokasi
Rumahtangga turun temurun
yang berfungsi sebagai unit produksi ekonomi
Bisnis
yang dilaksanakan dalam bentuk
kepemilikan individu dan pertemanan.
Pendidikan di rumah.
Komunikasi dari mulut ke mulut.

Gelombang 2
Keluarga inti yang kecil dan mobile.
Pendidikan masal usia muda
Komunikasi jarak jauh
Pabrik besar, penggilingan, pengecoran, dan pertambangan.
Korporasi besar
sebagai unit bisnis yang didanai oleh investor dari luar.

Gelombang 3
Peningkatan salingketergantungan antar organisasi.
Pengembangan aliansi strategis dan organisasi maya.
Mobilitas internasional dalam hal angkatan kerja dan modal.
Peningkatan kolaborasi antara korporasi swasta dan pemerintah .
Penerimaan ”pondok elektronik” sebagai alternative tempat kerja.

Apakah akan ada Gelombang Keempat ?

Banyak orang mempercayainya,
tetapi pendapat berbeda-beda
melihat pada sifat dasar dari Gelombang Keempat.

Setidaknya 2 tipe yang berbeda telah diutarakan :
(1) Gelombang Hijau dan
 (2) Gelombang Biologi.

Mengikuti kepeloporan Toffler,
Herman Maynard dan Susan Mehrtens
mem-visikan Gelombang Keempat yang akan terjadi di masa datang.

Dalam bukunya yang ditulis tahun 1993,
Gelombang Keempat,
penulis memaparkan pandangan korporasi
sebagai pemandu dari perhatian dunia.

Organisasi-organisasi ini akan muncul
lebih sebagai komunitas daripada sebagai entitas bisnis
dengan keputusan ditetapkan berdasarkan konsensus
pada kebutuhan manusia dan lingkungan.

Teknologi yang dikejar
akan cocok dengan kebutuhan komunitas dunia
dan bersama-sama dengan kebutuhan-kebutuhan planet.

Kualitas hidup dan kesejajaran dengan aturan alam
akan menjadi ukuran utama dari kekayaan suatu korporat.

Kepemilikan menjadi komunal,
keadilan ekonomi dan sosial akan menjadi perhatian utama.
Secara ringkas,
korporat akan melihat dirinya secara holistik (menyeluruh)
sebagai pelindung masyarakat.

Sebagai alternatifnya,
sebagian orang percaya bahwa
setelah revolusi informasi atau gelombang ketiga AlvinToffler
akan terjadi Revolusi Biologi.

Pada inti revolusi atau gelombang keempat,
terjadi kemajuan ilmu pengetahuan
dalam pemahaman kode genetik manusia.

Proyek genome manusia dan usaha-usaha lainnya
dalam memetakan kode genetik
diharapkan tidak hanya membawa kemajuan medis
tetapi juga merubah secara mendasar
cara kita menjalani kebidupan sehari-hari.

Beberapa hal telah menciptakan potensi dilema/pilihan secara etika,
khususnya menyinggung masalah cloning.
Jika kita setuju dengan pengembangan ilmu pengetahuan
dan dan berhasil memecahkan dilema sosial dan kemanusiaan,
banyak orang percaya bahwa
kita akan tiba pada Gelombang Keempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar