Engkau duduk
di tempat persembunyianmu menunggu mangsa.
Namun
bila mangsa telah melihat tempat dan siasatmu.
Dia bebas memutuskan.
Sebab,
jalan yang dia lintasi tidak dapat dibatasi.
Dia tentu tidak akan melintasi tempat engkau bersembunyi,
karena dia melintasi jalan yang telah dia atur sendiri.
Mangsa adalah
satu simbol yang ingin kita tundukkan
agar ia tertawan oleh kita.
Jika tertawan
tentu tak dapat lagi melakukan siasat atas diri kita.
Sebab itu
mangsa disini terkait dengan
objek yang mampu melakukan siasat.
Agar kita mampu menawannya,
kita pun akan menyusun siasat
agar nantinya mangsa tersebut bisa tertawan.
Mungkin kita bersembunyi di suatu tempat
sehingga ia tak melihat kita
dan juga tak mengetahui
seperti apa siasat yang akan kita lakukan.
Sebab itu
kita harus berhati-hati semaksimal mungkin
agar mangsa tak melihat kita
dan juga tak mengetahui
siasat yang telah kita rencanakan.
Mangsa disini adalah setan.
Setan selalu berusaha keras
agar kita terperdaya.
Caranya
ia mesti tahu terlebih dahulu
tempat persembunyian kita.
Persembunyian kita yang paling aman adalah di hati.
Setan tak mungkin masuk menempati hati kita
sebab hati adalah singgasana Ilahi.
Namun
setan tahu cara menduduki hati kita yaitu
dengan memahami keinginan-keinginan kita.
Keinginan berasal dari hati kita.
Hati kita biasanya menyimpan keinginan-keinginan
yang pada umumnya akan berubah menjadi angan-angan.
Saat inilah
setan melakukan siasatnya.
Dia akan menjebak melalui angan-angan kita
hingga kita jatuh dalam kenistaan.
Sebab itu
tempat persembunyian terbaik adalah
dengan tidak tak lagi memiliki keinginan yaitu
saat satu-satunya yang kita inginkan adalah Ilahi.
Dalam hadits juga dijelaskan bahwa
kalimat tauhid "la ilaha illallah" adalah benteng terbaik.
Saat itu
setan tak kan tahu tempat persembunyian kita
dan tak kan tahu siasat kita.
Muhammad Nur Jabir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar