Jangan Marah!
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Hal yang paling sulit bagi seseorang adalah berperang melawan dirinya sendiri. Kita tahu, jangan marah ketika seseorang menyerang kita, tetapi saat itu kemarahan datang bagaikan api pada diri kita sehingga kita sulit untuk mengontrol diri kita. Jika saat itu kita mampu menguasai diri kita maka kita tergolong orang-orang yang kuat.
Kemarahan adalah pertahanan ego dan hal ini sangat berbahaya bagi semua orang. Suatu hari seseorang datang kepada Rasulullah SAW untuk meminta nasihat. Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Jangan marah,” lalu orang itu meminta nasihat lagi, Rasulullah SAW menjawab lagi, “Jangan marah,” bahkan untuk yang ketiga kalinya pun sama.
Sekali marah mungkin bisa menghancurkan segalanya. Kalian mungkin akan menyesalinya. Tetapi ketika pelatuk sudah ditarik penyesalan menjadi sia-sia saja. Syekh ‘Abdullah Faiz ad-Daghestani QS berkata, setiap latihan yang dijalankan oleh murid, baik dengan berkhalwat maupun mengurangi makan dan tidur adalah berfungsi untuk menambah kekuatan mereka dalam mengontrol dirinya ketika sedang marah, dengan kata lain memberi kendali kepada jiwa.
Jiwa bersifat logis sedangkan ego tidak logis, ia datang dengan kemarahan lalu menghancurkan, menyakiti, dan menyebabkan penderitaan. Ketika ada api, jangan menjadi mesiu, kamu dan dia bisa meledak, jadilah air. Kontrol terhadap kemarahan berasal dari level kerendahan hati. Untuk ini, Allah SWT akan memberikan seseorang jubah kehormatan, dan ia akan berdiri di barisan nabi-nabi di Hari Pembalasan nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar