Jumat, 18 November 2016

Mengenali Ego

Mengenali Ego.
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
The Schweiben Alp: 15-18 Juli 1985

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa 
wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Ego pada Pria dan Wanita.

Ego mengetahui ribuan trik untuk menipu kalian. 
Seperti seorang wanita yang merengek pada suaminya 
untuk lebih memperhatikan dia 
atau memberikan lebih banyak cincin dan semacamnya. 
Seperti itulah ego memasang berbagai perangkap untuk kalian.

Ego 
membuat lebih banyak jebakan pada wanita 
daripada pria. 
Wanita lebih mudah tertipu 
namun mereka juga mudah terpuaskan 
dan mencapai kedamaian dengan cepat. 
Namun 
untuk pria, karena dia lebih kuat, 
jebakan egonya juga lebih kuat. 

Kalian dapat memaku kayu dengan mudah, 
namun 
pria seperti sebuah batu. 
Adalah sulit untuk memuaskan pria, 
namun 
bila dia sudah puas, 
maka 
kepuasan itu akan terus berlanjut 
dan 
mudah bagi mereka 
untuk mengontrol egonya. 

Bagi wanita, 
walaupun cepat merasa puas, 
sulit bagi mereka 
untuk terus mengontrol egonya, 
karena 
dia akan kembali tertipu oleh egonya lagi.

Pria adalah alasan bagi wanita 
untuk kehilangan kontrol dirinya, 
pria akan dihukum karena hal itu. 

Pria mempunyai kekuatan penuh 
untuk membuat suatu kontrol dan melanjutkannya. 
Namun 
wanita tidak, 
mereka mudah dipengaruhi 
dan mudah kehilangan kontrol diri. 

Pria mempunyai tanggung jawab atas mereka (para wanita).

Ego harus Bisa Dikendalikan.

Tanpa ego, 
kalian tidak mampu bereksistensi, 
kalian tidak dapat mencapai segala tingkat/maqam. 

Yang terpenting adalah 
meletakkan ego di bawah kendali kita. 
Ego adalah roket kita, 
jika roket tidak berada di bawah kendali, 
bagaimana kita bisa lepas landas? 

Ketika Nabi SAW memerintahkan untuk menarik ego kita, 
itu artinya kita harus mengambil kendali atas ego kita.

Duduk Bersama.

Alasan mengapa kita duduk bersama adalah 
sebagai latihan bagi sisi buruk ego kita, 
nafs al-lawwaamah. 

Biasanya yang paling disukai ego adalah: 
ingin diperhatikan, 
menonjolkan diri, 
berbeda dari yang lain, dan 
menjadi seseorang, seseorang yang “lebih”.
Namun, 
selama kita duduk bersama, 
tak seorang pun yang lebih dari yang lain. 
Tentu saja, 
terkadang keadaan menjadi sulit 
dan salah satu atau yang lain harus muncul. 
Bahkan 
di dalam shuhba (asosiasi), 
dia harus menonjol. 

Tujuan shuhba adalah 
menjaga agar ego selalu berada dalam batasnya. 
Jika 
salah satu dari mereka yang sedang duduk dalam shuhba 
memperlihatkan tanda keinginan untuk menonjol, 
maka 
dia harus ditarik kembali.

Karena, menonjolkan diri atau ingin “tampak” terjadi 
saat ego ingin muncul. 
Menonjolkan diri berasal dari hilangnya
 “saat ini atau sekarang”—hadir—Hadirat Ilahi. 

Untuk berada dalam Hadirat Ilahi 
tidak harus berada di suatu tempat di bulan sana, 
namun 
berada pada saat sekarang ini – di sini. 

Hal semacam itu harus dipelajari, 
dipelihara dan dilatih 
agar kita selalu berada di waktu “sekarang,” 
dalam kehadiran-Nya.

Saat kalian kehilangan waktu “sekarang,” 
maka 
hal pertama yang akan terjadi adalah 
kalian merasa harus ‘terlihat’
, “Hey, aku disini! 
Kalian melihatku? 
Apakah semua orang memperhatikan aku? 
Apakah semua orang mendengar 
apa yang sedang aku katakan? 
Bagaimana penampilanku?”

Kita adalah para Penunggang.

Namun 
setan juga mempunyai ego, 
tak satu pun yang mau bersama mereka 
karena pemberontakkannya pada Tuhan 
dan tidak bertobat. 
Maka 
mereka tidak diampuni. 

Sekarang kita, 
sebagai anak-anak Adam AS dan Hawa RA, 
kita hanya mempunyai satu ego. 

Ego itu seperti seekor kuda dan seekor keledai. 
Kalian adalah penunggangnya. 
Dengan kearifan dan akal kalian, 
kalian harus mampu menunggangi kuda kalian.

Lalu 
mengapa kalian bertindak sebaliknya 
dalam kehidupan di atas bumi ini? 

Manusia adalah penunggang. 
Pernahkah kalian melihat seorang manusia 
membawa seekor kuda di atas pundaknya?

Keputusan Ada di Tangan Kita.

Segalanya telah diprogram, 
namun sebagai insan manusia, 
kita diberi kehormatan 
untuk membuat keputusan di tangan kita. 

Kita bukan seperti makhluk ciptaan lain. 
Kita harus berusaha untuk yang terbaik bagi diri kita. 
Kita bukan seperti binatang-binatang yang diikat. 

Pahamilah kehormatan yang telah Dia berikan pada kita.

Area Kedamaian.

Sepanjang kalian mampu 
menjauhi ego dan berhasil, 
maka 
kalian akan jauh dari iblis dan setan. 

Dalam area kedamaian, 
tak ada lagi iblis dan setan. 
Setiap orang mempunyai sebuah area pribadi yang damai. 

Saat kalian mendarat di sana, 
tak seorang pun akan mengganggu kalian 
karena area itu telah dilindungi. 

Tak seorang pun dapat memasukinya dan mengganggu kalian. 
Tidak! 
Kalian mempunyai perlindungan Ilahiah 
terhadap serangan setan dan iblis. 
Segalanya boleh masuk, 
kecuali setan dan iblis. 
Jika ada yang mencoba mengganggu, 
maka 
akan ada penjaga untuk kalian.

Latihan.

Semuanya adalah latihan, 
dan semua tergantung kalian. 

Jangan meminta seseorang 
untuk mengikat leher kalian 
dan menariknya seperti seekor sapi. 
Jangan!! 
Kalian harus bebas! 
Bebas dari ego. 
Kalian harus bisa memerintah dan mengontrol ego.

Metode untuk Menundukkan Ego.

Ketika ego kalian mulai datang memberontak 
dan ketika 
kalian melihat diri sendiri mulai “membahayakan”, 
maka 
kalian harus berpuasa satu hari 
dari matahari terbit sampai matahari tenggelam, 
jangan makan dan jangan minum. 
Hal itu sebagai hukuman bagi ego 
kalian karena telah merusak diri sendiri.

Koneksi dengan Syekh: “Madad ya Sayyidi!”

Saya telah diberi perintah agar segalanya jelas; 
jika kalian kehilangan kontrol akan diri sendiri 
atau sedang dalam posisi yang sulit, 
maka 
kalian dapat mengontak saya dalam hati 
dengan segera. 
Cukup dengan mengingat saya, 
kalian akan terhubung dengan segera, 
saya akan melihat kalian. 
Sebuah kekuatan akan datang dengan cepat 
sehingga 
kalian terhindar 
jatuh pada situasi yang membahayakan. 
Saya terkoneksi pada sebuah mata rantai 
yang terhubung pada Tuhan 
melalui para awliya. 
Saya ada di bagian terakhir mata rantai 
yang akan menghubungkan kalian. 
Seperti steker yang dapat menghasilkan aliran listrik.

Belajar Berperang.

Musuh yang paling mengerikan adalah ego. 

Jika seseorang tidak pernah diajari 
bagaimana cara berperang; 
maka 
apa yang bisa dia lakukan 
jika ada seorang musuh? 
Musuh dengan cepat akan menaklukkannya. 
Kalian juga membutuhkan seorang staf ahli 
bagi ego kalian, 
kalau tidak, 
dia akan menelan kalian dengan cepat. 

Amat sulit untuk berperang dan membunuh ego. 
Sebuah peperangan yang mengerikan 
dan membahayakan. 
Namun 
banyak ahli yang mampu membunuh ego mereka. 
Kalian harus menemukan 
salah satu dari mereka yang baru saja membunuh egonya, 
untuk menunjukkan pada kalian bagaimana caranya.

Kalian tidak dapat mendekati ego secara langsung. 
Itu mustahil. 
Di saat kalian mengatakan, 
“Aku umumkan perang terhadap kamu!” 
Maka 
kalian sebenarnya telah kalah. 
Kalian harus mengatakan pada ego, 
“Oh, temanku, teman terkasihku…” 
Jangan memperlihatkan pedang kalian. 
Jangan! 
”Kalian adalah temanku…” 

Dengan cara ini, 
ego akan berakhir 
karena dia akan selalu meragukan hati kalian. 
Kalian harus menunjukkan sisi pertemanan 
dan katakan padanya,
 “Saya menyukaimu melebihi siapapun!” 
Karena 
jika kalian bangkit dan mengumumkan perang, 
egolah yang akan menelan kalian.

Satu untuk Satu.

Banyak metode 
untuk menjaga agar ego kita 
tetap berada di jalur yang benar, 
jalan yang kita inginkan. 
Namun 
kitalah penyebab 
mengapa ego tidak patuh. 
Kita patuh pada setiap nafsu ego
 tanpa membuat suatu persyaratan 
dengan mengatakan, 
“Jika kamu meminta aku akan berikan, 
dengan syarat kamu juga harus mematuhiku.”

Kita tak pernah menggunakan metode itu! 

Kita hanya memberi tanpa menerima apa pun. 
Kita patuh, 
namun 
ego tidak mematuhi kita. 

Kalian harus membuat syarat: 
satu untuk satu. 
Patuhi saya 
dan saya akan mematuhi kamu! 
Kerjakan apa yang aku mau 
dan aku akan mengerjakan apa yang kamu mau. 
Itu adalah sebuah metode 
yang telah dipergunakan dalam berbagai tradisi 
dan akan terus dipergunakan sampai akhir zaman.

Paling tidak 
kalian dapat mengatakan pada ego di awal pagi, 
saat kalian bangun tidur. 
Ketika ego menginginkan makan dan minum, 
katakan, 
“Tidak! 
Sebelumnya,
 kamu harus menunggu 
sampai aku menunaikan kewajiban salat. 
Setelah itu 
baru aku beri kamu sesuatu untuk dimakan. 
Jika kamu tidak patuh dan salat bersamaku, 
maka
 aku tidak akan memberimu makan atau minum 
sepanjang hari ini !”

Ya, kita harus tahu metode-metode itu, 
karena 
jika ego memasang perangkap pada kita, 
kita pun harus memasang perangkap bagi dia. “

Mengapa aku harus mematuhimu dalam segala hal 
dan kamu tidak mematuhiku? 
Apa alasanmu? 
Jika kamu tidak mematuhiku dan salat, 
aku tidak akan mematuhimu sepanjang hari ini. 
Tak ada makan dan minum untukmu. 
Selamat kehausan dan kelaparan!”

Pada malam hari 
ego akan datang dan mengatakan, 
"Aku sudah mengantuk. Biarkan aku tidur.” 
Tidak, 
dia bahkan tidak mengatakan “tolong”
 – tidak pernah mengatakan “tolong”. 
Ego hanya memerintah, 
“Aku harus tidur. Aku harus istirahat.”
Dan kalian mengatakan,
 “Saya banyak urusan, banyak yang harus dikerjakan.” 
Maka 
Ego menjawab, 
“Aku tak mengerti soal itu. 
Aku hanya ingin tidur sekarang !”

Jika kalian mengatakan, 
“Aku harus beribadah untuk Tuhanku sekarang.” 
Ego akan mengatakan, 
“Tidak! 
Masih ada banyak waktu sebelum salat. 
Aku cuma ingin tidur sekarang!”

Pada saat seperti itulah 
kalian harus berani memerintah dia, 
“Tidak! 
Aku tidak mengizinkan kamu tidur sebelum kamu salat!”

”Tetapi mataku sudah terpejam.
 Aku bisa apa?”
”Jika kamu tidak mematuhi perintahku, 
aku akan memberi garam di matamu! 
Jika garam ada di matamu,
 maka 
kamu sama sekali tidak akan bisa tidur! 
Jika kamu lakukan itu, aku akan lakukan ini!”

Wa min Allah at tawfiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar