“Mintalah, Aku akan Memberimu…”
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin
Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
“Subhanaka,
la ‘ilma lana illa ma ‘alamtana, innaka Anta’l ‘Alimu’l Hakim…”
[QS 2:32]
Allahu akbar… Ya ‘Alimu, ya Hakim,
‘alimna ma yanfa’una wa zidna ‘ilman!
((dan para malaikat berkata)
“Mahasuci Engkau,
kami tidak mengetahui
selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya
Engkau Mahatahu dan Maha Bijaksana…”
Allahu akbar…
wahai Yang Mahatahu,
wahai Yang Maha Bijaksana,
ajarilah kami sesuatu yang bermanfaat bagi kami
dan
tingkatkanlah pengetahuan kami selalu!)
Ini adalah tarekat Naqsybandi yang mulia
dan pilar utamanya adalah Sohbet,
asosiasi bersama Syekh.
Kita meminta, mereka memberi.
Jika kita tidak meminta, mereka tidak akan memberi…
Allah SWT berfirman,
“Mintalah, Aku akan memberimu.”
Pertama,
kalian harus mengetahui dulu apa yang kalian minta.
Ada seorang
yang Allah SWT kirim kepada seorang Sultan yang besar,
Sultan yang agung.
Orang itu datang dengan membawa sesuatu
sehingga membuat Sultan senang dan berkata,
“Aku senang kepadamu.
Mintalah sesuatu,
apa yang kamu minta akan kuberi.
Aku akan memberinya segera.”
Kemudian
orang itu mulai berpikir,
kira-kira apa yang bisa kuminta?
Keledaiku sangat lapar dan Aku tidak mempunyai jerami…
“Oh Sultan,
berikah Aku jerami yang banyak.”…
Allah, Allah, pintarnya…
Apakah kalian mengerti betapa bodohnya orang itu?
Sultan menjadi heran,
apakah orang ini gila atau tidak punya akal?
“Berikan apa yang dia minta.
Berikan dia 10 karung jerami,
lalu biarkan dia pergi.”
Allah SWT selalu mengawasi kalian
ketika kalian meminta sesuatu kepada-Nya,
dan
sebagian besar meminta hal-hal yang tidak berarti.
Banyak orang yang datang kepada saya dan berkata,
“Besok Aku akan menempuh ujian,
doakan Aku agar berhasil,”
atau
“Aku akan lulus, doakanlah untuk kelulusanku.”
Setiap hari banyak sekali yang datang kepada saya dan berkata,
“Wahai Syekh,
berdoalah untuk tokoku sebab toko itu sepi pengunjung.”
Yang lain meminta,
“Carikan pekerjaan yang baik untukku,
Aku tidak punya pekerjaan.”
Atau
“Wahai Syekh,
mintakan kepada Allah SWT agar Aku diberi uang lebih banyak.”
Setiap hari seorang saudara mendatangi saya,
“Syekh, doakan Aku agar berkaki 4,”
maksudnya dia akan menikah…
meminta kepada saya
sejak pagi hari sampai waktunya tidur.
Begitu banyak orang datang
dan meminta saya berdoa untuk ini, itu…
semuanya omong kosong.
Tidak ada yang datang dan berkata,
“Wahai Syekh,
doakan agar Aku
menjadi hamba yang diterima di Sisi-Nya.”
“Hallo Syekh, berdoalah untukku,
karena sebentar lagi ada pemilihan.
Aku akan mencalonkan namaku juga,
doakan agar hati orang-orang tergerak
untuk memberikan suaranya mendukungku, wahai Syekh.”…
Tidak ada orang yang datang dan berkata,
“Wahai Syekh
berdoalah agar Aku menjadi dekat
dengan hamba Allah SWT yang tercinta,
Sayyidina Muhammad SAW,
agar Aku menjadi tetangganya di Surga.”…
Tidak ada yang datang dan berkata,
“Wahai Guruku,
doakanlah agar Aku dekat dengan Allah SWT.”
Oleh sebab itu,
kalian harus meminta.
Tetapi
kalian harus mengetahui apa yang kalian minta,
dan
dari siapa kalian meminta.
Jika kalian akan pergi ke desa,
kalian bisa meminta jerami di sana,
tetapi
bila kalian mengunjungi istana Sultan,
tidak pantas meminta jerami.
Jika kalian mau menggunakan akal kalian,
ia dapat menunjukkan mana yang benar.
Jika kalian meminta dalam hati,
hati kalian mungkin akan menyalahkan kalian
dan mengatakan,
“Aku malu di hadapan Tuhan Pemilik Surga,
kau meminta sesuatu
yang tidak bernilai bagi-Nya.
Kalian harus tahu
tentang kehidupan di planet ini,
dan kalian juga harus mengetahui
kehidupan akhirat nanti yang abadi.
Dia senang bila hamba-Nya minta keabadian…
sebuah kata yang manis…abadi.
Bahkan
dalam bahasa kalian pun (eternity),
Saya menyukainya…
Sermedi, keabadian yang kekal…
mintalah keabadian itu kepada Allah SWT.
Nikmat yang tidak terhingga berasal dari-Nya.
Mengapa kalian tidak meminta?
Kalian hanya meminta sesuatu
yang nilainya tak lebih dari sekedar jerami,
bahkan jauh daripada itu.
Oleh sebab itu,
kadang-kadang saya merasa malu
membaca al-Fatiha
hanya demi permintaan dan harapan seseorang,
dan saya berkata,
“Wahai Tuhanku,
aku membaca al-Fatiha atas nama orang ini,
dan atas semua permintaan yang diajukan oleh setiap orang
dari umat Kekasih-Mu
melalui Fatiha ini.
Kabulkanlah permintaan mereka.”
Saya tidak suka berhenti dan membaca satu al-Fatiha
untuk satu orang saja, tidak.
Itu bagaikan orang yang ingin berburu;
ia membawa senapan
dan ketika menemukan seekor lalat ia berkata,
“Aku harus menembaknya!”
“Apa yang kau tembak?” “seekor lalat”…
Memalukan sekali menembak seekor lalat,
lalu mencoba menemukannya.
Lalat itu mungkin sudah terbang menghilang
atau tertembak dan hancur…
Kalian membuat hidup yang sementara ini sebagai target,
kalian minta agar bisa meraih sesuatu
dan menembak tanpa mencapai target itu.
Sementara
kalian semakin tua,
sebelum kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan
dari Allah SWT;
baik itu
menaranya Namrud, seratus rumah, toko, bisnis, atau perusahaan…
Akhirnya
di akhir hayat kalian,
apa yang kalian tembak akan lenyap,
lalu
kalian berlari
untuk mencari apa yang kalian tembak itu…
mencari-cari
tetapi kalian tidak menemukan apa-apa…
“Oh,
tembakanku terlalu dahsyat
sehingga targetnya hancur…
tidak ada tanda-tanda keberadaannya!”
Oleh sebab itu
penting sekali agar setiap orang meminta sesuatu
yang berharga dari Allah SWT,
karena
Dia akan memberikannya kepada kalian.
Kalian harus membuat-Nya senang,
dan
bila Dia senang kepada kalian,
Dia akan berkata,
“Wahai hamba-Ku, segalanya untukmu.”
Mengapa kalian tidak mencoba
untuk membuat Allah SWT senang kepada kalian?
Cobalah untuk membuat-Nya senang,
Dia akan membuat kalian bahagia.
Dalam segala hal,
kalian harus merasa senang.
Wa min Allah at tawfiq - Naqshabandi Sufi Way.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar