Jumat, 04 November 2016

Target Sejati dan Target Imitasi



Target Sejati dan Target Imitasi
(Lefke, Siprus, 1 Dzul Hijjah 1424/22 Januari 2004)
Dastur yaa Sayyidi, yaa Sulthaanul awliyaa
Yaa RijaalAllaah, Madad!
A'uudzu billaahi minas-syaythaanir-rajiim
Bismillahir-rahmanir-rahiim
la hawla wa la quwatta illa bi-llaahi-l 'Aliyu-l 'Azhim.
(di luar terjadi badai disertai angin taufan, kilat dan hujan deras…)
Allah, Allah…Allah, Allah…
Subhaana man yasabbihur-ra`du bi hamdihi
 wal-malaa-ikatu min khiifatihi wa Huwa `alaa kulli syay’in Qadiir [13:13]

Ini adalah sebuah asosiasi, 
asosiasi ini menolong orang 
jika mereka melakukan kesalahan 
atau berjalan ke arah yang salah; 
mereka diajak kembali ke arah yang benar. 

Sebuah asosiasi 
menolong para peziarah 
jika mereka tersesat dalam perjalanannya 
melintasi padang pasir, 
asosiasi membuat mereka menemukan jalan kembali 
dan mencapai target mereka.

Dan subhanAllah! 
Setiap orang mempunyai sebuah target…
Subhaana man awdha`a fii kulli qalbin ma yushghiluh!
Mahasuci Dia, 
Yang meletakkan dalam setiap hati 
apa yang ada di dalamnya.

Allah SWT memberi sesuatu kepada setiap orang, 
atau ke dalam hati setiap orang 
untuk direnungkan 
dan 
sebuah keinginan untuk mencapai tujuannya. 

Bisa jadi 
ada ratusan orang di sini, 
dan hati mereka masing-masing 
berpaling ke arah yang lain. 

Setiap orang berpikir mengenai sesuatu yang berbeda. 
Bahkan untuk hati dua orang 
mustahil untuk diarahkan kepada tujuan yang sama.

Orang mungkin berpikir untuk menjadi anggota parlemen,
 itu boleh saja. 
Seratus orang ingin menjadi anggota parlemen... 
atau seribu orang, itu tidak menjadi masalah. 
Tetapi 
apa yang ada di balik niat itu, 
apa yang menjadi tujuan masing-masing? “

Bila saya menjadi anggota parlemen, 
apa yang akan saya lakukan? 
Apa tujuan saya menjadi anggota parlemen?” 

Sungguh 
hati setiap orang dipenuhi dengan tujuan yang berbeda-beda.
Itu artinya, setiap orang mempunyai target masing-masing 
dan setiap orang berusaha 
untuk menemukan jalan untuk meraih tujuannya.

Sekarang, kita adalah 
hamba yang sederhana 
dan kita 
bagaikan orang yang mengembara 
melintasi suatu padang pasir yang luas, 

semuanya menyebar, 
tidak tahu ke mana kita pergi. 
Ratusan, ribuan, jutaan dan milyaran orang 
berada di padang yang luas itu, 
mereka berkumpul bersama dan bertanya, “
Apa yang akan kita lakukan?”

Oleh sebab itu, 
Tuhan mengirimkan Pesan-Pesan-Nya 
kepada para pengembara itu, 
memanggil mereka, 
“Wahai manusia, 
datanglah, 
bergabunglah dengan-Ku 
atau orang-orang yang mengikuti-Ku. 
Kami akan mengantar kalian 
menuju target sejati kalian!”

Karena target itu ada dua: t
arget sejati dan imitasi!
Dia memanggil mereka, “Bergabunglah bersama Kami. Kami akan mengantarkan kalian keluar dari padang luas ini menuju target-target sejati kalian!”
Karena target itu ada dua: target sejati dan imitasi!
Dia memanggil mereka, 
“Bergabunglah bersama Kami. 
Kami akan mengantarkan kalian 
keluar dari padang luas ini 
menuju target-target sejati kalian!”

Tetapi, 
seperti yang kita katakan, 
setiap orang mempunyai pikiran dan ide masing-masing.

Target-target sejati adalah milik diri kita yang sebenarnya. 
Diri kita yang sebenarnya—sisi spiritual dalam diri kita 
tidak akan musnah atau habis, 
dan yang menjadi targetnya—target sejati—j
uga tidak akan hilang atau tercuri. 
Mereka tidak pernah kehilangan nilainya. 
Mereka adalah milik alam yang kekal, mereka abadi.

Target-target imitasi, 
yang kini dikejar oleh sebagian besar orang adalah 
milik tubuh fisik kita. 
Tubuh fisik kita menikmati target-target yang murah dan palsu. 
Emosi mereka 
mengantar orang untuk mengejar target-target imitasi itu, 
karena kelima indra mereka diarahkan kepadanya. 
Target-target sejati berada di luar jangkauan mereka.

Oleh sebab itu, 
pertama-tama, 
orang-orang berhubungan 
dengan harapan dan keinginan fisik mereka. 
Mereka berpikir bahwa 
ini adalah keinginan sejati mereka 
atau inilah target-target sejati mereka. 
Dan kami katakan, 
“Wahai manusia, 
waspadalah! 
Wahai manusia, jangan tertipu, 
karena kalian bukan orang pertama yang tersesat 
dalam mengejar target-target murahan dan palsu.”

Ketika tubuh fisik mereka hancur 
dan mereka kehilangan kekuatan, dengan cepat 
mereka akan menyadari bahwa 
mereka tidak mencapai apa-apa. 
Karena kesenangan dan target dari tubuh fisik kita
—dengan selalu memenuhi hasrat fisik sejak dewasa hingga seterusnya—
akan semakin berkurang, berkurang, berkurang, 
sampai mencapai nol.

Orang-orang melihat dan memperhatikan hal itu, 
tetapi 
tetap saja iklan-iklan setani dan ajaran setani 
terus menipu umat manusia, dengan mengatakan, 
“Tidak, 
kalian harus melanjutkan jalan itu, 
untuk meraih hasrat kalian 
yang tidak ada habis-habisnya!” 
berjanji untuk memenuhi hasrat mereka yang tak terhingga, 
untuk memuaskan keinginan mereka yang tak terhingga.
Akhirnya, 
dengan napas terakhir, 
ketika mulut mereka terbuka lebar dan mata mereka tertutup, 
orang baru mengerti bahwa mereka telah tertipu. 
Pada saat itu, 
mereka mengerti bahwa 
mereka telah kehilangan 
atau dibuat untuk kehilangan segalanya. 
Pada saat itu 
mereka menyadari bahwa 
mereka tidak mencapai apa-apa, 
nol. 
Tetapi 
tidak ada lagi kesempatan bagi mereka 
untuk kembali ke awal yang baru, 
karena orang-orang ini, 
bahkan jika mereka dikembalikan ke awal, 
mereka akan melakukan hal yang sama. 
Bahkan
 jika mereka ingin kembali untuk ketiga kalinya,
 untuk meraih target sejati dari kehidupan mereka, 
hasrat fisik mereka dan kelima indra mereka 
akan memenuhi pikiran mereka 
dan memadamkan cahaya iman dalam hati mereka, 
sehingga 
mereka akan tidak mampu untuk melihat target sejatinya. 

Aspek material dan hasrat fisik membelenggu jiwa-jiwa mereka 
sehingga 
jiwa-jiwa mereka t
idak dapat meraih ke target-target sejati mereka yang tersembunyi.

Tuhan Surgawi 
mengirimkan kepada kita hamba-hamba-Nya yang terpilih, 
yang berada dalam hubungan dengan Surga-Surga 
untuk mengingatkan hamba-hamba-Nya,

 “Wahai manusia, 
kalian jangan sampai tertipu untuk berpikir bahwa 
kenikmatan-kenikmatan yang disediakan oleh target-target imitasi 
adalah permanen. 

Ada aspek-aspek permanen untuk kalian, 
tetapi kalian harus datang 
dan melihat untuk target-target sejati hidup kalian 
dan menemukan target-target sejati di Surga-Surga, 
bukan di bumi.

Mereka yang mencoba 
untuk menemukan target-target sejati mereka di bumi 
akan berakhir seperti sampah. 
Mereka akhirnya akan menjadi debu 
dan jiwa-jiwa mereka akan terbelenggu 
dalam kegelapan dari dunia yang kelam, 
karena mereka akan tertarik 
lebih dekat dengan kegelapan,
 ke daerah kegelapan, 
ke dunia kegelapan, 
yang terletak di bawah tanah. 
Itulah takdir 
dari orang-orang yang mengejar target-target imitasi dan temporer.

Oleh sebab itu, 
Allah SWT telah mengutus orang-orang terpilih-Nya dari Surga-Surga, 
untuk membuat orang mengerti hal itu 
dan untuk memperlihatkan pada mereka 
jalan-jalan menuju Surga. 
Dan semua agama menunjukkan jalan-jalan menuju Surga.

Di antara jalan-jalan menuju Surga, 
tarekat menawarkan jalan-jalan dan jalur-jalur yang istimewa 
bagi manusia. 
Menurut kemampuan, kapasitas, atau kondisi internal mereka, 
orang akan meraih level-level yang berbeda di seluruh Surga. 
Dan jumlah level-level Surgawi tidak terbatas. 
Mereka tidak terbatas. 
Tidak ada akhir, 
tidak ada posisi akhir untuk umat manusia. 
Setiap saat 
mereka minta lebih, mereka akan diberi, 
karena target-target sejati kita adalah 
milik jiwa kita 
dan jiwa kita tidak akan musnah atau berakhir. 
Hanya tubuh fisik kita yang akan menjadi debu, 
terkubur di dalam tanah dan menjadi musnah.

Jiwa-jiwa orang yang membuat kesenangan duniawinya
 sebagai target-target 
mereka akan terpenjara dalam Sijjin (lihat al-Quran 83:7-8), 
itulah nama penjara di mana mereka akan ditempatkan.

Mereka yang mengejar target-target sejati mereka 
yang merupakan milik jiwa-jiwa mereka, 
satu demi satu akan sampai pada level-level yang tak terhingga 
di Hadirat Ilahi. 
Sesuai dengan peringkat pengabdian mereka, 
mereka akan berada pada kesenangan yang lebih besar. 
Mereka akan menyelam dan berenang dalam berkas Cahaya, 
mengantarkan mereka pada Samudra-Samudra Cahaya 
yang tak terhingga 
dan setiap samudra-samudra lainnya tanpa batas.

Inilah yang akan diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya 
yang menjaga ibadahnya di Hadirat Ilahi 
di bawah Kerajaan Ilahiah-Nya. 
Mereka akan kekal 
dan kehormatan tertinggi mereka adalah 
menjadi hamba Tuhan Surgawi yang Kerajaan-Nya 
tak dapat dicakup oleh seseorang. 
Oleh sebab itu, 
Tuhan Surgawi mengundang hamba-hamba-Nya 
untuk datang pada-Nya dengan berfirman, 
“Datanglah pada-Ku!... 
wallaahu yad`uu ilaa daaris-salaam.” [10:25]

Allah SWT berfirman, 
“Aku mengundang kalian 
untuk datang kepada-Ku, kepada-Ku, kepada-Ku... 
Jika kalian meminta-Ku, kalian akan menemukan Aku! 
Siapapun yang menemukan Aku, dia akan menjadi milik-Ku, 
dan masuk ke dalam Samudra-Samudra Rahmat-Ku,

 Samudra-Samudra Cahaya-Ku dan Samudra-Samudra Kemuliaan-Ku 
yang tak terhingga. 
Kalian akan berada di bawah Kerajaan Ilahiah-Ku 
dan semuanya akan menjadi milik kalian. 
Itu akan diberikan untuk kalian, 
hanya karena kalian telah memilih-Ku 
dan Aku menerima kalian. 
Kalian akan menjadi milik-Ku. 
Kalian mengorbankan eksistensi kalian 
dan kalian telah musnah,
 menjadi bagian dari Samudra Kerajaan Ilahiah-Ku.

Tidak akan ada lagi ‘ana—anta’, ‘Aku di sini—Engkau di sana.’ 
Tidak! 
Ini adalah maqaam 
fanaa fillah (maqam lenyap dalam Allah SWT), 
al-faani fillah (orang yang fana dalam Allah SWT), 
al-baaqi billaah... (orang yang kekal dalam Allah SWT setelah fana)

Orang yang telah mengorbankan dirinya, 
Allah SWT menganugerahkan Berkah Ilahiah-Nya, 
untuk bersama-Nya di dalam Kerajaan-Nya Yang tak terkira, 
dalam Samudra Berkah-Nya yang tak bertepi, 
untuk berada dalam Samudra-Samudra Indah-Nya 
yang tak bertepi, 
Samudra-Samudra Rahmat-Nya yang tak bertepi, 
Samudra-Samudra lain yang tak bertepi... 
yang tak terhingga! 
Itulah target-target yang sesungguhnya! 
Bukan sampah dunia ini!

Tetapi 
orang-orang sudah terlanjur tertipu oleh Setan
 dan mereka mengejar sampah. 
Mereka berlari ke tong sampah, 
mencari apa yang ada di sana, 
sementara Sultan mengundang mereka,
 “Datanglah pada-Ku! 
Aku akan memberi kalian 
apa yang belum pernah dilihat oleh mata, 
apa yang belum pernah didengar oleh telinga, 
apa yang tidak diketahui oleh seorang pun!”

Tetapi orang-orang berkata, 
“Tidak! 
Kami tidak menginginkan itu. 
Kami lebih senang mengorek tong sampah, 
di sanalah kami memperoleh apa yang kami butuhkan!”
Orang-orang telah tersesat sepenuhnya 
dan mereka telah kehilangan 
apa yang telah dianugerahkan oleh Tuhan mereka.

Semoga Allah SWT mengampuni kita 
dan mengirimkan kita 
dari para pembimbing-Nya yang sejati,
untuk menemukan jalan-jalan kita 
menuju target-target sejati kita!
Demi kemuliaan orang yang paling mulia di Hadirat Ilahi, 
Sayyidina Muhammad SAW, 
al-Faatiha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar