Junaid al-Bagdadi dikenal dalam catatan sejarah tasawuf sebagai seorang sufi yang banyak membahas tentang tauhid. Pendapat-pendapatnya dalam masalah ini banyak diriwayatkan dalam kitab-kitab biografi para sufi, antara lain sebagaimana diriwayatkan oleh al-Qusyairi:
Suatu ketika Junaid al-Bagdadi ditanya tentang pengertian tauhid. Dia menjawab: "Orang-orang yang mengesakan Allah (al-Muwahhid) ialah mereka yang merealisasikan keesaan-Nya dalam arti sempurna, meyakini bahwa dia adalah Yang Maha Esa, Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, menafikan segala bentuk politeistik. Dia tidak bisa diserupakan, diuraikan, digambarkan dan dibuat contoh-Nya. Dia tanpa bandingan, dan Dia adalah zat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat".
Pengertian tauhid yang diberikan Junaid al-Bagdadi di atas tidak keluar dari pengertian yang diberikan oleh para teolog (ahli ilmu tauhid/kalam), sekalipun dia menguraikannya dari sudut pandangan para sufi. Menurutnya, akal budi tidak mampu memahami itu.
Sebab,
"Seandainya pemikiran para pemikir dicurahkan sedalam-dalamnya pada masalah tauhid, pikiran itu akan berakhir dengan kebingungan".
Dan katanya pula: "Ungkapan terbaik tentang tauhid adalah ucapan Abu Bakar al-Siddiq: "Maha Suci Zat yang tidak menjadikan jalan bagi makhluk-Nya untuk mengenal-Nya, melainkan ketidakmampuan mengenalNya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar