Jumat, 09 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG - "DIA"

Ibnu 'Arabi meringkas kisah kejadian dan hikmahnya melalui 
kata-kata yang sarat dengan isyarat indah sebagai berikut :

"Ketika Allah Yang Mahabenar lagi Mahaluhur berkehendak
 menampakkan Diri-Nya untuk Diri-Nya dalam sesuatu (makhluk)
 yang secara totalitas bisa mencakup keagungan Dzat-Nya, dimana
 sesuatu itu bagaikan cerminan Diri-Nya, dan di situ bisa disaksikan 
 gambaran baik yang mutlak dan keabadian yang nyata 
 di hadapan (hadhrah) kenyataan dan khayalan , 
 maka Allah menciptakan alam wujud ini".

Penampilan Yang Mahahaq dalam gambaran ini dinamakan
hadhrah khayali duniawi, atau hadhrah perumpamaan, dan
bukan penghadapan yang sebenarnya.
Jadi, penampilan Allah melalui alam semesta ini hanya sekedar
perumpamaan dan bukan keadaan yang sebenarnya, oleh karena
Allah tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya.

Karena dzat Allah Mahasuci dari segala bentuk penyerupaan 
dan penyamaan, tidak ada bentuk kualitatif dan kuntitatif,
tidak terbatas, tidak membutuhkan ruang dan waktu,
maka Ibnu 'Arabi berkata kepada dirinya perihal  dunia ini :

"Jika yang kami saksikan hanya merupakan bentuk 
  kuantitatif dan kualitatif , maka hal itu adalah ilusi, bukan ilmu
  tentang Dzat Allah yang sebenarnya.
  Lalu, apakah Allah menampakkan Diri-Nya pada sesuatu
  yang membutuhkan eksistensi ?
  Jika memang demikian, jelaslah bahwa dia bukan Allah.
  Tapi,kita memang harus mengenalnya melalui proses tersebut.

  'Aku Mahasuci dari segala bentuk,ruang,eksistensi dan sesuatu'.

  Apakah lantaran kata-kata kita hanya terbatas sampai di situ ?
  Apakah di sana memang ada eksistensi yang benar ?
  Jika engkau menambah-nambahi , maka hal itu 
  hanya merupakan ilusi belaka'.

Karena itu , Ibnu 'Arabi berkata dengan gaya bahasa yang sarat
dengan isyarat makrifat yang mendalam :

"Sesungguhnya , alam semesta ini hanyalah khayalan belaka.
 Meski pada hakikatnya alam semesta ini sendiri kenyataan.
 Barangsiapa bisa memahami pengertian ini, maka ia telah
 menemukan rahasia yang mengantarkannya kepada
 ma'rifatul-Lah (mengetahui/mengenal Allah)".

DR.MUSTHAFA MAHMUD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar