"KESAKSIAN TAUHIDI DAN TERBUKANYA HIJAB"
Al-Qurbu, menurut terminologi kaum shufi tidak berarti
menunjukkan pengertian tempat atau keluhuran pangkat.
"Dekatku tanpa alam, dan pertemuanku tanpa tempat".
Dalam gaya bahasa indah yang sarat dengan rumus ,
beliau melukiskan tentang penghapusan dan kefanaan tersebut.
"Dia menampilkan Diri-Nya ,
kini jasadku hancur ,
dan Dia menetapkan keindahan
dari cahaya ruhku
yaitu asalku.
Hingga aku pun tak melihat ruhku
yang ditampilkan-Nya.
dan tidak samar pula (terhadapnya) ,
dan pengetahuan sama saja dengan ketidaktahuanku.
Dia memperlihatkan aku di dalam kegaiban ,
dan Dia tidak memperlihatkan dzatku kepadaku,
aku menyaksikan Dzat-Nya ...
yang ditampilkan kepada ruhku.
Aku terbunuh lantaran cintaku kepada-Nya,
hingga tersamarlah aku terhadap asalku .
Dia tampak sebagai hijabku terhadap asalku
dan bisa membunuhku.
Dia memperlihatkan ruh(ku) dan sekaligus menyamarkannya,
dalam perhubunganku (dengan-Nya).
Dan Dia memperlihatkan asalku kepadaku ,
dan merahasiakan nya dalam perpisahanku.
Kini, aku dikembalikan kepada asalku.
Dan disitu,
matahari kegaiban mulai tampak bersinar kepadaku
dan Dzat-Nya meliputi diriku".
DR Mustafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar