"CINTA ALLAH"
Pada dasarnya , hasil maksimal yang diperolehnya adalah cadar hijab-Nya.
Sebab, selamanya hijab itu tidak akan disingkapkan kepada siapa pun.
Dan bagiannya adalah kefanaan dalam pertemuan :
"Kini,
gunungku hancur lebur lantaran kehebatan Yang Menampilkan Diri.
Dan jadilah aku seperti Musa pada zamanku
sejak sebagianku menjadi totalitas ku.
Mati di dalamnya adalah kehidupanku ,
dan dalam kehidupan , ada matiku".
Dan ketika bertemu dengan Dzat Ilahi , beliau menjadi gila
dan kehilangan perasaan terhadap zaman , tempat dan arah.
"Hubunganku adalah terputusku,
dekatku adalah jauhku,
cintaku adalah terhalangku,
dan akhirku adalah permulaanku".
Kemudian beliau berkisah tentang tauhid :
"Kupeluk anggota -anggota tubuhku,
dan terlipatlah hamparan selain-Nya,
suatu keadilan karena hukum persamaan,
Kemudian wujudku kembali ke alam fana, yakni dwiwujud
menyaksikan keesaan-Nya dalam keabadian".
Beliau kembali mengatakan tentang tauhid ini :
"Terjadilah perbedaan dan semua menjadi satu ,
Ruh-ruh kami adalah khamr dan
jasad kami adalah anggurnya.
Belum pernah terjadi sebelumnya ,
juga sudah sesudahnya.
Dan sisi perbedaan merupakan kepastian bagi-Nya".
Kemudian,
betapa indah Dzat Yang Mahamulia yang beliau lebur bersama-Nya
dalam kerinduan cinta :
"Layangkan perhatianmu kepada keindahan-keindahan Dzat-Nya,
engkau jumpai semua keindahan tergambarkan pada-Nya.
Jika semua keindahan sempurna bentuknya,
kemudian melihat-Nya ,
pastilah ia bertahlil mengagungkan -Nya".
Dia adalah keindahan di balik keindahan
Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Ibnu 'l-Faridh
yang telah mengetahui bagaimana cara bercinta dan
kepada siapa harus cinta.
Semoga Allah menjadikan kami semua
sebagai orang yang memiliki cinta yang agung ini.
DR. Musthafa Mahmud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar