Rabu, 21 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG

"KESAKSIAN TAUHIDI DAN TERBUKANYA HIJAB".

Pada saat penerimaan ruh -ruh , itu adalah  
maqam (derajat) ahli ruhani bukan maqam ahli pikir :

"Akal tak bisa melihat-Nya lantaran keluhuran maqam-Nya,
 tetapi bisa disaksikan oleh ruh-ruh pada saat mereka diterima 
 (oleh-Nya).
 Akal hanya bisa melihat tanda-tanda yang jelas 
 dalam bangunan-bangunan, dan 
 akal adalah mata yang terbelenggu.".

 Beliau merasa bingung tentang ihwal penghapusan, pelenyapan
 dan sirnanya  gambaran-gambaran serta tanda-tanda jasadi.
 Kemudian beliau bertanya-tanya tentang rahasia kesemuanya itu
 dan berupaya menginterpretasikannya. :

"Kini, 
 jadilah gambaranku seolah ruh, ataukah bangunanku dihancurkan".

Apakah jasad telah menjadi ruh dan sejenis dengannya 
dalam kelembutannya oleh sebab pengaruh pembersihan 
dan tarikan Ilahi ?
Beliau mengungkapkan pengertian ini dalam salah satu bait sya'irnya :

"Kutinggalkan apa yang menjadi kelaziman gambaranku dan membaur
 dengan apa yang menjadi kehendak ruh dalam penampilan alam gaib".

Apakah pembauran (penjenisan) ini bisa mengantarkan kepada ruhani,
kelembutan jasad dan kesamarannya ?

Atau dengan bahasa modern diungkapkan bahwa jasad meningkat
getaran-getaran atomnya, hingga lenyaplah ia, dan ihwalnya 
menjadi sama dengan sinar ultra violet yang tak bisa dilihat 
lantaran getarannya terlalu tinggi ?

Ataukah permasalahannya adalah ...
peleburan dan penghancuran terhadap tanda-tanda materi , 
seperti hancurnya gunung dan terjungkal pingsannya Nabi Musa 
lantaran melihat kehebatan penampilan Ilahi ?

"Kini, gambaranku seperti ruh, ataukah jasadku  telah  hancur ?"

Ataukah ihwalnya seperti lenyapnya bintang-bintang  di siang hari 
lantaran pengaruh sinar matahari yang jauh lebih kuat ?
Pada hakikatnya ,bintang-bintang tersebut tetap ada , 
meski pemandangan lahiriahnya telah lenyap.

"Sifat-sifat dan asma-asma Allah mulai tampak, 
 dan lenyaplah (gambaran) semua makhluk.
 Matahari  pagi menampakkan dirinya ,
 maka lenyaplah semua bintang tertutup oleh bayangannya".

DR.Musthafa Mahmud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar