BELAJAR TENTANG KEJUJURAN.
Muhammad bin Ali Al-Kattani meriwayatkan,
“Kami mendapati agama Allah berdiri di atas tiga sendi;
kebenaran, kejujuran dan keadilan.
Kebenaran itu terkait dengan anggota tubuh,
keadilan terkait dengan hati, dan
kejujuran terkait dengan akal.”
Allah SWT berfirman,
“Dan, pada Hari Kiamat
engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah,
mukanya menjadi hitam,”
(QS Az-Zumar: 60)
Sofyar Ats-Tsauri menjelaskan bahwa
maksud ayat tersebut adalah
“Mereka adalah orang-orang yang mengaku mencintai Allah,
tetapi mereka tidak jujur dalam pengakuannya.”
Allah Ta’ala memberi wahyu kepada Nabi Dawud a.s.,
"Wahai Dawud,
barangsiapa jujur kepada-Ku di dalam batinnya,
niscaya Aku akan membenarkannya di depan makhluk
secara terang-terangan.”
Muhammad bin Sa’id Al-Maruzi mengatakan,
“Jika engkau mencari Allah dengan jujur,
niscaya Allah akan memberimu kaca cermin
sehingga engkau dapat melihat
segala keajaiban-keajaiban dunia dan akhirat.”
Abu Bakar Al-Waraq juga mengatakan,
“Jagalah kejujuran
yang telah terjalin di antara engkau dan Allah,
dan jagalah kasih sayang yang telah terjalin
di antara engkau dan sesama makhluk.”
Dzu-Nun Al-Mishri ditanya oleh seseorang,
“Apakah seorang hamba punya cara
untuk memperbaiki semua urusannya?
Lalu,
beliau menjawab dengan membaca sebuah syair:
“Sepanjang kita tetap dalam kebingungan dosa-dosa
Kita tak akan pernah menemukan jalan menuju kejujuran.
Pengakuan-pengakuan nafsu itu hanya menghibur diri kita saja
Dan melawan hawa nafsu, sungguh terasa berat.”
--Dikutip dari Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar