Guru Sufi Jalalud-Din Rumi senang sekali menceritakan kisah berikut ini:
Pada suatu hari Nabi Muhammad sedang sholat subuh di mesjid.
Di antara orang-orang yang ikut berdoa dengan Nabi adalah
seorang pemuda Arab.
Nabi mulai membaca Qur'an
dan mendaras ayat yang menyatakan perkataan Firaun:
'Aku ini dewa yang benar.'
Mendengar perkataan itu pemuda yang baik itu
tiba-tiba menjadi marah.
Ia memecah keheningan dengan berteriak:
'Pembual busuk, bangsat dia!'
(kalo disini : Diaaanccooookkkkk arek iku!! )
Nabi berdiam diri.
Tetapi seusai sholat, orang-orang lain mencela orang Arab itu dengan gusar:
'Apakah engkau tidak tahu malu?
Niscaya doamu tidak berkenan kepada Tuhan.
Sebab, engkau tidak hanya merusak kekhusukan suasana doa,
tetapi juga mengucapkan kata-kata kotor di hadapan Rasul Allah.'
Wajah pemuda yang malang itu menjadi merah padam
dan ia gemetar ketakutan,
sampai-sampai Malaikat Jibril menampakkan diri pada Nabi
dan bersabda:
'Assalamuallaikum!
Allah berfirman agar engkau menyuruh orang banyak
berhenti mencaci-maki pemuda yang sederhana ini.
Sungguh,
sumpah serapahnya yang jujur berkenan di hatiKu,
melebihi doa orang-orang saleh.'
Bila kita berdoa,
Tuhan melihat ke dalam hati kita
dan bukan pada rumusan kata-kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar