Kamis, 02 Juni 2016

PENYUCIAN HATI.

"Wahai guru kalau memang Allah itu Maha Pengasih 
mengapa Dia ijinkan berbagai malapetaka, kesulitan dan penderitaan 
di muka bumi?

"Duhai anakku yang terkasih, 
membaca kehendak Sang Maha Pencipta di balik segala fenomena 
dibutuhkan hati yang jernih dan jauh dari prasangka buruk kepada-Nya. 

Hal pertama yang kau harus yakini bahwa Dia TIDAK MUNGKIN mencederai 
apalagi menyakiti semua ciptaan-Nya yang Ia ciptakan dengan landasan cinta kasih.

Adapun berbagai kesulitan hidup dan berbagai ujian dalam kehidupan 
yang beragam itu setiap halnya adalah 
dihadirkan menyelinap di antara keseharian kita 
dengan membawa obat bagi hati masing-masing. 

Perumpamaannya bagaikan pakaian yang kotor maka ia harus dicuci dengan baik, 
semakin erat noda di pakaian menempel maka proses pencuciannya pun makin khusus. 
Nah 
jiwa kita yang tadinya dilahirkan suci seiring dengan waktu 
terkena pengaruh sekitarnya, 
dari orang tua, saudara, keluarga besar, teman dan lingkungan sekitar. 
Terpaan pengaruh itu berlangsung setiap hari tanpa disadari. 
Anda bayangkan anakku, 
bagaimana kiranya engkau memakai pakaian 
yang tidak dicuci selama satu tahun lamanya, 
tentu tidak nyaman dan sangat kotor bukan?

Nah 
hati kita setelah belasan bahkan puluhan tahun pun memudar kejernihannya 
bahkan tidak sedikit yang hitam pekat karena tertutup hijab yang demikian tebal. 
Maka 
Allah Ta'ala menurunkan mekanisme pembersihan yang jitu bagi setiap insan, 
semua sudah ditakar dengan presisi di Lauh Mahfudz.

Anakku yang budiman, 
kesulitan hidup apapun yang dirimu hadapi, 
sakit hati separah apapun yang pernah engkau alami 
ataupun jenis penderitaan apapun yang sedang engkau tempuh 
sungguh tidak ada bandingannya sama sekali 
dibandingkan dengan dirimu berpulang kepada-Nya 
dalam keadaan hati yang gelap gulita. 

Karena realitas kehidupan di alam berikutnya 
akan sangat ditentukan oleh kondisi hati kita masing-masing. 
Maka terima semua takdir hidupmu dengan baik, 
karena sungguh di dalamnya ada obat yang mujarab bagi hati kita 
yang sedang sakit. 
Adapun bersabar menanggung kesulitan hidup seberat apapun 
di kehidupan di dunia yang singkat ini 
sama sekali tidak ada bandingannya dengan menanggung kepayahan 
di alam akhirat selama satu jam saja. 
Maka dari itu, 
bersabarlah anakku, 
semua akan terbuka hikmahnya cepat atau lambat insya Allah.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar