Sabtu, 17 Oktober 2015

MEDITASI

Dalam olah batin, meditasi menjadi salah satu topik pembicaraan yang tiada 
habis-habisnya. 
Tentu hal tersebut ada sebabnya, sebabnya tiada lain karena meditasi adalah salah satu usaha proses untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total. 
Tulisan ini didasari dari berbagai literatur mengenai meditasi.

Tulisan ini merupakan usaha melengkapi tulisan J. Sujianto yang berjudul “ 
Pengembangan Kwalitas Pribadi di Bidang Kebatinan, suatu Proses 
Meningkatkan Kreatifitas dan Pengetahuan Dunia Gaib “

Apakah Meditasi ?
Mengusahakan rumus yang pasti mengenai arti meditasi tidaklah mudah, 
yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagi pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman meditasi dapat berarti :

1.    Melihat ke dalam diri sendiri
2.    Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri
3.    Melepaskan diri dari pikiran atau perasaan yang berobah-obah, 
       membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni atau asli.

Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan
meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke arah murni mengalami kenyataan yang asli.

Perlu segera dicatat, bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke orang yang lain, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.

Secara gebyah uyah (pada umumnya) orang yang melakukan meditasi yakin adanya 
alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. 
Oleh karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke golongan seni dari pada ilmu. 

Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. 
Oleh karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi, justru keabsahan meditasinya tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya 
bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya.

Keadaan hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri,
tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat ) di sekitar diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya, mencerminkan hasil meditasinya.

Cara-cara dan akibat bermeditasi.

Cara bermeditasi banyak sekali.
Ada yang memulai dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakan menyerahkan tubuh ke dalam situasi hening. 
Lakunya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur.

Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa 
duduk tegak, bisa berbaring dengan lurus dan rata. 
Bantuan untuk lebih khusuk jika anda perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra, musik yang cocok dengan selera anda, harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa alam semesta ini terdiri dari energi dan cahaya yang tiada habis-habisnya. 

Keyakinan itu anda pergunakan ketika menarik dan mengeluarkan nafas secara teratur.

Ketika menarik nafas sesungguhnya menarik energi dan cahaya alam semesta yang 
akan mengharmoni dalam diri anda, tarik nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat. 
Ketika mengelurkan nafas dengan teratur juga, 
tubuh anda sesungguhnya didiamkan untuk beberapa saat. 

Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta teratur, 
manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga ikut menumbuhkan rasa tenang.

Bermeditasi dengan usaha melihat cahaya alam semesta,yang dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa kuatir atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan sejenisnya akan sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil akhirnya 
tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan yang teratur.

Kesulitan yang paling berat dalam bermeditasi adalah “mengendalikan pikiran dengan pikiran“artinya anda berusaha “ mengelola “ pikiran-pikiran anda, sampai 
mencapai keadaan “ Pikiran tidak ada “ dan anda tidak berpikir lagi, 
salah satu cara adalah “ mengosongkan pikiran “ dengan cara menfokuskan 
pikiran anda kepada suatu cita-cita, umpamanya cita-cita ingin menolong 
manusia manusia lain, cita-cita ingin manunggal dengan Tuhan. 

Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan negara, cita-cita berdasarkan kasih 
sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus ketika hendak memasuki meditasi.

Secara fisik ada yang berusaha “ mengosongkan pikiran “ dengan memfokuskan 
kepada “ bunyi nafas diri sendiri “ ketika awal meditasi, atau ada juga 
yang menfokuskan kepada nyala lilin atau ujung hidung sendiri.

Jika proses meditasi yang dilukiskan tersebut diatas dapat anda lakukan 
dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam
pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik untuk diri anda sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain.

Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan meditasi.

Jika dalam proses tersebut pikiran anda belum dapat anda “ kuasai atau hilangkan “ janganlah putus asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan diri secara keterlaluan. 

Pengembangan selanjutnya dari proses meditasi tersebut, anda sendiri yang akan menemukan dan meneruskannya, karena berciri sangat pribadi.

Untuk dapat berhasil anda sangat perlu memiliki motivasi yang cukup pekat dan
dalam, sehingga dengan tiada terasa anda akan bisa khusuk dalam keheningan bermeditasi. 
Jika menemui sesuatu, apakah itu cahaya atau suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti, teruskan meditasi anda.

Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya andalah yang dapat mengetahui dan 
merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam semua bahasa bumi yang dapat menerangkan secara gamblang. 

Dalam keadaan demikian anda tidak lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengetahui apa-apa lagi, kecuali anda tersadar kembali. 

Biasanya intuisi anda akan lebih tajam sesudah mengalami proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula memperoleh “ pengetahuan “ tentang alam semesta atau lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar