Selasa, 13 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG - "AKU"

Muhammad adalah Rasul pertama dalam kejadian ruhani 
dan penutup mereka dalam kebangkitan jasad dan ruhani.

Beliau melimpahkan keberkatan kepada seluruh Nabi, 
sebelum beliau diutus menjadi Nabi dalam bentuk jasad.
Dan hingga sekarang beliau tetap melimpahkan nur-nur 
kepada segenap wali dan para pewarisnya.

Beliau merupakan wasilah (perantara) dan pintu
yang mengantarkan ke hadhirat Ilahi bagi tiap orang 
yang berkeinginan memperoleh kasyf Ilahi dan menyaksikan Allah.

Beliau adalah pemberi syafa'at teragung di hari kiamat kelak.
Maksud pengagungan beliau seperti ini tidak sedikitpun berbau 
penuhanan terhadapnya..

Para 'arifin telah menetapkan , bahwa beliau adalah 
manusia biasa dan hamba Allah sepenuhnya. 
Tetapi , mereka menjadikan ruhaniah beliau sebagai yang pertama
diciptakan dan diberi keutamaan membimbing, melimpahkan berkat Ilahi 
dan syafa'at, serta sebagai wasilah.

Hal-hal tadi sama sekali tidak bertentangan dengan syari'at Islam.
Mereka sama sekali tidak mengatakan bahwa Nabi saw 
melimpahkan berkat kepada para pengikut nya dari diri beliau sendiri.
Beliau sama sekali tidak memiliki apa-apa.
Beliau hanya sebagai penyampai , dan Tuhan-lah yang memberi.
Dan beliau adalah sebagai wasilah dan pintu-Nya.

Para pengikut beliau digiring di bawah telapak kakinya 
dan merekapun mengambil berkah Ilahi dari tangannya.
Begitulah keadaan setiap umat beserta imamnya.

Mereka membangun ilmu ini (tasawuf) berdasarkan musyahadah
(kesaksian) dan mukasyafah yakiniyah ang riil, dan bukan berdasarkan
ekstremitas naluri yang berlebih-lebihan atau fanatisme keagamaan
(kaum shufi adalah orang-orang yang paling pemaaf dan toleransi)

Pendapat ini telah disepakati oleh Ibnu 'Arabi, al-Jailani, Abu'l-Azaim ,
an_Niffari, asy-Syadilli, ad-Dasuqi dan mayoritas shufi dan 'arifin 
yang ahli dalam ilmu Futuhat Ilahiyyah.

Mereka benar-benar telah sampai pada tahapan 
futuhat dan mukasyafah ini, yang masing-masing telah mengalaminya.
Karena itu, mereka tidak menyebut ilmu ini sebagai ilmu qauli,
atau menguar-uarkan secara ikut-ikutan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar