Allah Maha Mengetahui semua dzat ini dan apa yang bakal terjadi
di kemudian hari, oleh karena Dia-lah yang menguasainya.
Tapi , meski demikian ,
Dia sama sekali tidak memerintahkan seseorang
melainkan sesuai dengan keadaan dhamir dan segala rahasianya.
Tidak ada pemaksaan dan pengendalian .
Dia hanya mengeluarkan apa yang terpendam dan terahasiakan,
lalu menampakkannya kepada setiap orang sesuai dengan
hakikat dirinya.
Pengertiannya adalah bahwa penjenisan merupakan sesuatu hal
yang bersifat azali , dahulu, dan tetap abadi selamanya.
Penjenisan sudah diprogramkan sejak masih berbentuk dzat yang tetap,
sebelum ia menerima pakaian wujudnya.
Dan ia tetap abadi sesudah perlucutan pakaian wujudnya
melalui kematian.
Penjenisan kembali berlaku di alam barzakh .
Dzatnya kembali memasukinya sesudah terlebih dahulu dijeniskan
di hari berbangkit/pembalasan sebagai jalan menuju surga atau neraka.
Dalam cermin alam wujud ia tak tampak , melainkan
hanya pengertian dzatnya saja..
Sebab dzat itu bersifat qadim dan azali pada saat menyendiri.
Ia baru akan tampak hukum/pengertiannya manakala Allah
telah memberikan pakaian wujudnya.
Dalam segala situasi ,
dan jika dikaitkan dengan dzat-dzat yang tetap ini,
Allah tetap sebagai Pelimpah rahmat dan kemurahan.
Dia memberi tanpa batas dan melimpahkan keberkatan-Nya
tanpa batas.
Kegembiraan-Nya terhadap jiwa sesat yang kembali pulang
kepada-Nya melebihi kegembiraan seorang ibu
yang menemukan kembali anaknya yang sesat /hilang.
Dia menguasai semua jiwa (dzat-dzat) tersebut
dengan mendidik dan membersihkannya, membimbing,
memperingatkan dan memberinya hidayah selama
jiwa-jiwa tersebut mau menerimanya.
Allah swt berfirman :
Q.S. 33:43, artinya
"Dia-lah yang memberi rahmat kepada-Mu
Dan Malaikat -Nya (memohonkan ampun untukmu),
supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya
(yang terang) .
Dan Dia adalah Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman".
DR.Musthafa Mahmud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar