Menurut pendapat para shufi, manusia adalah bersifat azali
yang menjadi kumpulan segala hakikat .
(semua yang anda lihat di alam semesta dalam keadaan terpisah-pisah,
dalam tubuh manusia anda menjumpainya terkumpulkan).
Manusia bagaikan kitab yang serba global , sedangkan alam semesta
bagaikan lembaran-lembarannya.
Dalam tubuh manusia terdapat semua unsur alam.
Dalam tubuh nya terdapat langit-langit yang tak terbatas.
Dalam tubuhnya terdapat cahaya matahari-matahari
dan hawa panasnya yang tersimpan dalam nalurinya,
dalam kecerahan nya dan dalam ilham-ilhamnya .
dan dalam tubuh manusia terdapat pula seluruh hakikat kegaiban.
Hatinya bagai 'Arsy Yang Maha Pengasih , jiwanya bagai lauh-Nya,
akalnya bagai qalam-Nya , tubuhnya bagai Sidhratu 'l-Muntaha,
unsur-unsur nya bagai Thur dan
Kursi-Nya yang merupakan ajang penampilan,
di mana asma-asma dan sifat-sifat Ilahi
menampilkan Diri-Nya di dalamnya
Manusia adalah bagai lembaran yang terhampar,
dimana Allah menggariskan qadar-Nya padanya.
dalam diri manusia terdapat lautan
yang menggila gelombangnya,
yaitu lautan nur yang melimpah dan bergelora
berkat kemurahan Ilahi.
Jasad manusia adalah bagai misykat (lubang yang tak tembus)
mata hatinya bagai kaca , hatinya bagai pelita dan
ibadahnya kepada Allah adalah bagai minyak
yang menjadi energi nur Ilahi,
dimana minyak tersebut bisa menjadi penerang.,
sekalipun tidak disentuh api,
seperti yang diisyaratkan oleh Allah dalam ayat berikut ini :
Q.S, 25 :35, artinya
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi .
Perumpamaan cahaya Allah , adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus,
yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan)
kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya,
(yaitu)
pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula si sebelah barat (nya),
yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi ,
walaupun tidak disentuh api,
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) ,
Allah membimbing kepada cahaya-Nya , siapa yang dikehendaki
dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".
Manusia adalah pemisalan yang dicontohkan Allah.
DR, MUSTHAFA MAHMUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar